Hai ...
Akhirnya aku datang lagi! 😭
Apakah kalian masih inget sama aku?
Apa kalian udah lupa? secara, udah cukup lama aku nggak UP cerita di Wattpad karena sibuk dengan real life & revisi Monokrom :((
Aku sedih banget kalau kalian lupa sama aku. HIKS.Jadi, biar kalian nggak lupa ..
Kali ini, aku datang dengan membawa ceritaku yang ke-3 ya!
Semoga kalian suka.
Semoga kalian stay.
Semoga kalian berkenan baca, comment, dan vote cerita ini ya 🖤
AKU CINTA KALIAN ❤Selamat membaca.
Selamat bertemu dengan Bastian & Jane 💜
-160920-•-•-•-
"Jane, gimana menurutmu soal pak Bastian? Cakep kan? Iya kan?"
"Astaga, Jane! Kalau tadi lo lihat mukanya nih, gue jamin lo bakal terbayang-bayang setiap saat. Gila! Dia cakep banget!"
"Aish! Ngapain juga sih gue nanya ke lo? Lo mana tau dia cakep apa enggak. Tadi waktu Pak Bastian dateng aja, lo malah sok sibuk kerja dan nggak perhatiin dia. Gue jamin lo rugi banget karena nggak ketemu dia!" seru Anne.
Jane yang sibuk di depan layar laptopnya itu tidak menjawab dan tidak menanggapi. Ia hanya diam dan terkesan budeg akan pembicaraan teman-temannya yang tidak henti membicarakan soal direktur utama bernama Bastian itu. Apalagi, Anne.
Teman kantor sekaligus sahabat Jane bernama Anne itu sepertinya lebih tepat bernama 'Aneh' saja. Bagaimana tidak? Anne dari tadi berperilaku aneh dan mendadak heboh sendiri hanya karena terlalu bahagia melihat kedatangan direktur utama sekaligus CEO perusahaan di lantai divisi marketing ini. Jane sampai pusing sendiri mendengar celotehan Anne.
Jane pun menoleh ke Anne dengan menunjukkan ekspresi datarnya. "Pak Bastian ngapain sih tadi ke divisi marketing? Tumben?" Jane akhirnya penasaran juga.
"Nah ... tumben kan? Iya kan? Gue juga nggak tau sih pak Bastian mau ngapain. Tapi yang jelas, tadi dia ke ruangannya pak Galang."
Setelah mendapat jawaban itu, Jane hanya mengangguk pelan menanggapi Anne. Tidak ada perbincangan lagi di antara mereka. Jane lalu kembali sibuk dengan kegiatannya.
Sedangkan, Anne sungguh kesal melihat sikap Jane yang terkesan tidak peduli ini. Ia heran sendiri. Semua karyawan wanita di lantai divisi ini saja sangat heboh menyambut kedatangan Bastian tadi. Nah, lalu ... ada apa dengan Jane? ia adalah satu-satunya karyawan wanita yang berekspresi biasa saja dan itu terlihat menyebalkan bagi Anne.
Anne berkacak pinggang sambil menggeleng heran ke Jane. "Jane, gue heran deh sama lo .... "
Jane melirik Anne di sampingnya. "Heran kenapa?"
"Lo nggak heboh gitu? Nggak bahagia? Nggak terpesona?" tanya runtut Anne. "Gini deh, gue mau tanya .... "
Jane menoleh dan memandang bingung Anne. "Apa sih, Ne? Nggak jelas banget deh. Mau tanya apaan?" kesal Jane.
Raut wajah Anne berubah serius. "Lo masih normal kan, Jane? lo masih suka laki-laki kan?" tanya Anne tiba-tiba.
Jane langsung melotot. "Jangan ngawur kalau tanya, Anne! Gue masih normal dan masih doyan sama laki-laki ya!" tegas Jane.
Anne langsung bernapas lega. "Yah abis, lo bersikap biasa aja waktu gue bahas pak Bastian. Harusnya kan lo heboh, bahagia, terpesona juga kayak gue, atau gimana gitu. Eh ini malah cosplay jadi budeg. Belom lagi lo tuh selama ini doyan banget nolak cowok-cowok cakep. Kan, jangan salahin gue kalau gue curiga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Kehilangan
RomanceBastian mengira, hidupnya yang sudah memiliki satu wanita seperti Nara Nayaka itu sudah lebih dari cukup. Ia merasa sudah cukup bahagia memiliki Nara dalam hidupnya. Setidaknya, itu adalah yang Bastian rasakan selama dua puluh tahun mengenal wanita...