perjodohan

38 2 0
                                    

"Nay, duluan ya. Suami gue udah jemput," pamit Lusi.

"Ya." Nay yang sedang mengepel, tak henti-henti menggerutu. Biasa nya Ia hanya dipotong gaji untuk keterlambatannya oleh Jordan. Namun, sekarang kepemimpinan diambil alih oleh pemiliknya langsung. Ia dihukum selama 2 jam, sesuai dengan waktu keterlambatannya. Nay disuruh mengepel, padahal itu pekerjaan OB.

"Dasar Bos killer! Bisa-bisanya semua karyawan disini menyebutnya Bos Imut. Imut sebelah mananya coba, kejam gini," racaunya. Ia taak menyadari seseorang datang, lalu tak sengaja menabraknya hingga tubuhnya oleng.

'Bruk'

Nay terjatuh, badan mungilnya menimpa badan seseorang. 'Juna, General Manager' Ia melihat name tag disaku kemeja orang yang ditindihnya. Wajahnya mendongkak ke atas, melihat rupa Bosnya.

"B ... Bos," gumamnya. Sesaat pandangan mereka bertemu, pandangan pertama Nay dengan Bosnya.

'Ternyata bener, Imut banget si Bos,' batinnya.

"Ekhem! Udah ngeliatinnya?" Bos yang diketahui namanya Juna itu berdehem, menanyai Nay.

"Eh, iya Pak. Maaf," jawab Nay. Lalu berdiri merapikan pakaiannya.

Juna pun ikut berdiri, lalu segera berlalu dari hadapan Nay tanpa mengeluarkan sepatah kata. Setelah beberapa langkah, Juna berbalik menatap Nay tajam. "Anailla Tansha, urusan kita belum selesai." tekannya.

Lalu melangkah meninggalkan Nay yang berdiri mematung. Ia merasakan aura mencekam dari tatapan Juna. 'Mati Gue!' desisnya.

Nay memarkirkan motornya dihalaman rumah, dengan langkah gontai Ia masuk kedalam rumah. Tak lupa mengucapkan salam, dan dibalas oleh Emak, Abah, Adam dan anak istrinya yang belum pulang. Mereka tengah berkumpul diruang depan. Nay menyalami mereka satu persatu.

Melihat Sheila, Nay yang lelah tak bersemangat langsung sumringah. Berbeda ketika matanya melihat Adam. "Eh keponakan Uwak, belum pulang cantik?" tanyanya manis.

"Belum Uwak, kunci motoynya dak ada," jawab Sheila sedikit cadel. Mata Nay beralih memelototi Adam.

"Gara-gara lo Dams, gue telat masuk kerja. Mana motornya habis bensin, gue tekor deh isiin bensin punya lo. Gue dihukum ngepelin lantai pula," sungutnya.

"Yang ada gue nih yang bilang gitu. Gue gak kerja karena motor gue lo bawa. Motor lo kuncinya dibawa juga, pulang gak bisa. Males mau jalan kaki. Lo harus ganti gaji gue hari ini!" sosor Adam.

"Gue ganti nih pake ini!" Nay mengepalkan tangannya, lalu meninju lengan Adam.

"Berani lo sama gue?" mereka pun terlibat adu jotos, hingga saling menggelitiki.

"Stoooooop!" teriak Emak. Menghentikan pertikaian kedua anaknya. Nay dan Adam menghentikan aksi mereka. Lalu mereka semua tertawa. Nay dan Adam memang terlihat tak akur, sering beradu mulut. Tapi kenyataannya, disitulah letak kedekatan mereka. Mereka hanya menganggapnya candaan semata.

Kini mereka tengah berkumpul, bersiap makan malam bersama. Adam, Nita dan Sheila memutuskan untuk menginap. Nay yang sudah membersihkan diri pun ikut bergabung. Mereka memulai acara makan dengan berdo'a, lalu menyantap makanan masing-masing. Bukan Nay dan Adam kalau tak melakukan kehebohan, mereka berebut makanan layaknya anak kecil. Yang lain tertawa melihat tingkah mereka, karena sudah kebiasaan mereka setiap bertemu ada saja yang diributkan. Hingga acara makan selesai pun, Nay dan Adam masih terlihat cekcok.

"Nay, Abah mau ngomong. Mumpung lagi kumpul begini," seruan Abah menghentikan aktivitas usil kakak beradik itu.

"Abah memutuskan untuk menjodohkan Nay dengan anak sahabat Abah dulu, namanya Arjuna. Dia masih muda, umurna ge 25 tahun," jelas Abah.

"Apa? Aku dijodohin sama berondong? Namanya Arjuna?" Nay bicara terkaget-kaget.

"Iya, dia anaknya ganteng, baik dan udah punya usaha sendiri. Dijamin kamu teu bisa nolak Nay," ungkap Abah.

"Alah palingan juga tukang main perempuan. Namanya aja Arjuna, Arjuna Buaya. Nay gak mau Bah," tolak Nay.

"Dijodohin gak mau, tapi teu laku-laku. Kumaha sih kamu teh ongkoh mau nikah. Pokokna harus mau, teu bisa nolak. Titik teu pake koma!" Abah melengos menuju ruang Tv,meninggalkan Nay yang hendak mengajukan protes.

"Emak, Dams, Nit," Nay menatap orang yang dipanggilnya bergantian. Namun, tak ada pembelaan dari mereka. Mereka setuju, membenarkan perkataan Abah.

Nay gelisah tak karuan, mengingat perkataan Abah yang berniat menjodohkannya. Ia tak bisa memejamkan matanya, barang sekejap. Guling kanan, guling kiri, jungkir balik, sampai sikap kayang sudah dia lakukan. Namun, matanya tetap setia.

'Nikah sama orang asing, berondong pula' batinnya bergejolak antara setuju atau tidak. Tapi apa mau dikata jika Abah sudah berkehendak, takkan bisa dibantah. Bisa-bisa perang dingin terjadi. Maka dari itu, Nay memutuskan untuk menerima perjodohan yang sudah diatur sedemikian rupa. Ia pun berhasil pergi berkelana kealam mimpi.

Terjebak Cinta Bos ImutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang