C H A P T E R 2

174 86 27
                                    

Jagalah lisan kita, karena kita tidak tahu setiap kata yang kita lontar kan apakah itu akan diterima baik oleh orang lain " —
RENATTA

💔💔💔

"Rumah lo dimana?" tanya Albara. Yha, laki - laki yang menolong dirinya adalah dia. Pria yang ia sukai.

"Bentar lagi sampai kak, kakak berhenti di depan gerbang cat hitam." jawab gadis berambut panjang tersebut dengan pandangan lurus ke depan.

Mobil putih itu pun berhenti didepan gerbang yang ber-cat hitam itu.
"Terima kasih, kak. Sudah menolong saya, besok saya kembalikan jaket kakak." setelah mengatakan itu ia lantas turun dari mobil tersebut.

Tanpa menoleh dan menjawab perkataan gadis tersebut, ia langsung menancap gas meninggalkan perkarangan rumah gadis tersebut.

"Tadi beneran kak Bara anterin aku pulang? Ini jaketnya kak Bara? Wangi banget." gadis tersebut senyum - senyum sendiri. Ia melenggang pergi dan masuk ke dalam rumahnya. Ketika ia membuka pintu rumahnya, ia terkejut melihat mama-nya yang sudah berdiri di depannya.

"Masih inget rumah kamu?! Pulang malam, di bayar berapa kamu sama om-om?" perkataan mama-nya tersebut membuat ia sedikit terkejut dan hatinya terasa sakit. Ia tak habis pikir oleh jalan fikiran mama nya yang selalu menuduh yang tidak tidak.

"Maa.. Rena habis di bully." ia mengatakan itu seraya menahan air matanya agar tidak terjatuh.

"Ya bagus, karena kamu cocok di perlakukan seperti itu."

Nyessss

Hatinya mencelos, ada rasa sakit yang menjalar dari hatinya yang membuat dadanya berdenyut nyeri.

"Ma.. Mama kok bilang gitu ke Rena?" ucap gadis tersebut dengan suara sendu. Percuma, karena mama-nya sudah tidak ada di hadapannya. Ia berlari menaikin tangga menuju kamarnya, ia mengunci pintu kamar. Seketika tubuhnya merosot ke bawah, ia menangis sejadi-jadinya. Menyembunyikan wajahnya dengan menggunakan kedua telapak tangannya.

"Ma.. Paa.. Rena enggak mau hidup seperti ini." ia mengusap wajahnya yang basah akibat air matanya dan berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan otak nya dan badannya yang terasa lelah.

Setelah membersihkan tubuhnya. Gadis itu keluar dari kamar mandi dan sudah memakai piyama motif bear. Ia mehempaskan tubuhnya diatas kasurnya.

"Kapan ya semuanya berakhir? Aku juga ingin hidup tenang dan bahagia." keluhnya.

Gadis itu bangun dan beranjak dari atas kasurnya menuju balkon kamarnya dan menatap langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang.

"Kak.. Gimana kabar kakak disana? Pasti bahagia ya.. Kak, Rena ingin ikut kakak disana, Rena lelah kak." ucapnya dengan tubuh yang bergetar pertanda ia menangis.

"Kata kakak, kalo Rena rindu sama kakak. Rena harus menatap bintang-bintang. Jika bintang yang paling terang diantara bintang lainnya, artinya itu kakak. Kak, Rena rindu kakak." ia tak dapat membendung air matanya lagi. Ia rapuh, tak ada seseorang yang bisa menguatkan dirinya lagi, tak ada yang bisa mengusap punggungnya ketika ia sedih, tak ada lagi yang mendekapnya ketika ia menangis.

Dirinya mengusap air mata yang terus-menerus jatuh dan mencoba tersenyum agar dirinya kembali semangat. Ia kembali masuk ke dalam kamarnya karena udara malam tak baik untuk tubuhnya. Ia merebahkan dirinya keatas kasur, menaikkan selimut sampai ke bahunya, mematikan lampu tidur, dan memejamkan matanya karena rasa kantuk yang sudah tak tahan akibat menangis.

----------------------;--------------------

Pagi yang cerah. Hari ini ia semangat sekali menuju sekolahnya, entah kerasukan apa yang membuat ia semangat sekali untuk bersekolah, mungkin karena kakak kelasnya. Oh iya.. Ia hampir lupa membawa jaket dan ia sudah berjanji hari ini akan mengembalikannya.

Sesampainya disekolah, suasana masih sepi karena ini baru jam 06.30 .

Ia bersenandung menuju kelasnya, mengembangkan senyum manisnya. Ia pun duduk di kursinya setelah sampai ke dalam kelasnya. Menaruh tas, mengambil handphone di saku rok-nya, mengecek semua sosial media.

Semakin lama, kelas semakin ramai. Ia teringat akan sesuatu.

"Oh iya, Kak Bara kira-kira sudah berangkat atau belum ya?" ia bermonolog sendiri dan memutuskan untuk mencari laki - laki itu.

Selama di perjalanan, ia terus tersenyum. Memeluk erat jaket yang ia dekap seperti akan takut kehilangan.

Langkahnya terhenti ketika melihat seorang laki-laki di ujung sana dengan seorang perempuan. Jarak mereka sangat berdekatan.
Ia menetralkan nafasnya akibat keterkejutannya, lalu dengan sepenuh niatnya ia menghampiri seseorang tersebut.

"Kak, umm.. Nih." ia menyodorkan jaket tersebut kepada pemiliknya, demi apapun ia saat ini sangat gugup karena tatapan tajam yang diberikan oleh seorang perempuan yang bersamanya tadi. Pemilik jaket tersebut menerimanya.

"Terima kasih ya, kak." ucapnya langsung bergegas pergi. Lelaki tersebut ingin berbicara, namun tak sempat keburu gadis tersebut melenggang pergi dari hadapannya.

"Dia siapa?" ujar perempuan yang bersama laki-laki tadi seraya menatap meminta penjelasan. Tetapi, tak ada jawaban darinya dan memilih pergi dari hadapan perempuan itu.

---------------------------------------

"Dia siapa nya kak Bara ya? Atau pacarnya? Berarti selama ini aku suka sama pacar orang dong? Gak, Rena ngga mau ganggu hubungan orang." ia bertekad akan memudarkan rasa sukanya pada laki-laki tersebut.

****

Castnya Albara Satria Wiratama👆🏻Pacar halu Author:v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Castnya Albara Satria Wiratama👆🏻
Pacar halu Author:v

Maaf ya kalo gak seru :)


Jangan lupa tinggalin jejak kalian dengan menekan tanda bintang🌟



Salam Manis

Renatta🧡

I'M BROKEN    [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang