Diajak pulang bareng aja aku sudah senang, apalagi diajak ke KUA. Eh? —Renatta
——————°°——————
"Heh babu, lo mau kemana?" tanya seorang siswi yang membuat gadis yang dipanggil babu itu berhenti.
"Mau pulang," dan siswi yang memanggilnya itu mendekati lalu menyodorkan sapu kepadanya. Renatta mengernyitkan dahinya bingung. Ya, Renatta yang dipanggil dengan sebutan babu.
"Hadehh, lo bener bener bego ya. Nih, lo sapu semuanya gue mau pulang. Bye" ujar gadis tersebut lalu melenggang pergi. Renatta ingin bersuara, tapi tidak jadi karena siswi tersebut sudah pergi dari hadapannya dan segera ia mengambil sapu yang tergeletak dilantai dan memulai menyapu kelasnya itu.
Seseorang laki-laki melintasi kelas XI Mipa 2 dan melihat ada satu siswi yang masih didalam, ia berhenti dan berjalan mundur untuk melihat siapa yang masih berada dikelas tersebut.
Renatta tak menyadari jika dirinya terus ditatap oleh seorang laki-laki yang sedang bersender di dinding dekat pintu. Laki-laki tersebut jengah karena gadis tersebut tidak menyadari kedatangannya dan berdehem singkat, membuat gadis tersebut mematung dan sontak terkejut ketika melihat ada seseorang yang sedang bersender di dinding kelasnya.
"Muka lo kenapa?" tanya Bara seraya berjalan kearah gadis itu.
"Kenapa ada disini?" tanya Renatta sambil menatap Bara yang sudah berada dihadapannya.
"Emangnya kenapa?"
"Kok malah nanya balik?" laki-laki itu terkekeh.
"Enggak boleh? Lo sendiri kenapa belum balik?"
"Yaa.. Karena ada jadwal piket lah." ucap Renatta sambil melanjutkan acara menyapu nya yang tertunda tadi.
"Minggir, jangan halangin kenapa" protesnya dengan mengusir laki-laki itu menggunakan sapu yang ia pegang.
"Dihh.. Galak amat, neng" ucap Bara seraya menyingkirkan tubuhnya.
"Emang siapa aja sih yang piket kelas? Kok lo sendirian yang nyapu? Yang lain pada kemana?" tanyanya sambil mengikuti gadis tersebut dari belakang.
"Diem deh, kak." sahut Renatta dengan kesal. Laki-laki itu kembali terkekeh dan melangkahkan kakinya menuju papan daftar piket. Ia melototkan matanya yang melihat bahwa tidak ada nama gadis itu di daftar piket hari ini.
"Lo kan hari ini engga piket? Kenapa lo yang bersihin nih kelas?" tanya Bara yang sudah berdiri dihadapan gadis itu, terpaksa Renatta menghentikan aktivitas menyapu-nya.
"Emang kenapa? Enggak boleh kalo aku yang bersihin nih kelas?" jawab Renatta sambil berkacak pinggang.
"Ya enggak lah. Seharusnya yang bersihin nih kelas, yang piket hari ini lah. Udah jangan lo lanjutin lagi. Sekarang lo pulang." laki-laki itu ingin menarik tangan Renatta, namun segera ditepis lalu gadis itu melototkan matanya.
"Nggak akan. Tanggung, sebentar lagi. Minggir ih." ucap Renatta dengan nada kesalnya.
"Gue bantuin lo." gadis itu mematung, ia tak salah dengar kan?
"Apa? Kakak mau bantuin aku? Nyapu kelas?" Renatta masih tidak percaya setelah melihat Bara yang mengangguk dan mulai mengambil sapu.
"Udah, kenapa lo jadi bengong gitu? Kapan mau selesainya?" perkataan Bara membuat gadis itu tersadar dan mulai menyapu kembali.
——————————————————
Kini mereka berdua sedang berjalan berdua di area koridor sekolah, seusai membersihkan kelas XI MIPA 2. Mereka berdua Saling diam, tidak ada yang ingin memulai percakapan. Suasana menjadi hening, hanya ada suara derap langkah kaki yang beradu dilantai dan suara kendaraan yang lalu lalang. Karena, letak sekolah mereka berada di pinggir jalan raya.
"Aku"
"Lo"Ucap mereka bersamaan. Hening. Mereka berdua terhanyut dalam pikiran masing-masing.
"Mau bilang apa kak?" Renatta memutuskan untuk bertanya.
"Lo duluan aja deh."
"Kakak aja deh."
"Kok gue? Yaudah deh." ucap Bara yang akhirnya mengalah.
"Gue cuma mau bilang, Resila nggak ganggu lo lagi kan?" tanya Bara pada Renatta yang ada disampingnya.
"Enggak kak." Bara terdiam dan kini giliran Renatta bertanya.
"Kak." panggilan Renatta membuat laki-laki yang disampingnya menoleh.
"Umm.. Kakak sama kak Resila, pacaran yaa..?" tanya Renatta sambil memainkan jarinya yang merasa gugup.
"Kata siapa?"
"Ya.. Kata aku sendiri sih. Soalnya kan kemarin kakak berduaan sama kak Resila, di sekolah." perkataan Renatta membuat Bada yang disampingnya berhenti.
"Oh.. Itu. Lo jangan salah paham. Gue kemarin cuma ngingetin ke dia buat nggak ganggu lo lagi" Renatta mendengarkan perkataan Bara sambil mengerjapkan matanya berulang kali, ia terkejut.
"Lo kenapa natap gue gitu? Masih enggak percaya?"
"Ya.. Gimana ya, kak. Percaya enggak percaya sih." ujar Renatta sambil Melanjutkan langkah kakinya dan disusul laki-laki tersebut.
"Pulang gue anter." suara bass dari Bara membuat gadis itu berhenti dan menatap punggung laki-laki tersebut yang semakin jauh darinya.
'Ini nyata-kan? Enggak mimpi? Kok kak Bara ngajakin aku pulang bareng terus?' kata kata itu lebih baik ia simpan dalam hati.
Bara menghentikan langkah kakinya ketika merasakan tidak ada makhluk lain yang berada dibelakangnya selain dirinya, lalu ia menoleh kebelakang dan menampilkan seorang gadis yang hanya diam mematung.
"Woii, ngapain lo berhenti disitu? Mau gue tinggal?" suara seruan yang lumayan jauh dari gadis tersebut membuat ia tersadar dan segera melangkahkan kakinya menyusul laki-laki itu yang sedang bersender di pintu mobil.
"Maaf, kak." ujar Renatta dan melangkahkan kakinya kembali menuju pintu mobil dan masuk kedalam mobil tersebut, laki-laki tersebut pun masuk kedalam mobil juga. Lalu mereka pergi meninggalkan perkarangan sekolah menuju rumah gadis tersebut.
*****
Bau-bau nya ada yang mulai pendekatan nih, eh Ralat . maksudnya udah mulai suka
🤭Dari pada main tebak, mending kalian terus pantau nih cerita👌🏻
Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya guys dengan menekan bintang🌟
Salam Manis
Renatta🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BROKEN [ REVISI ]
أدب المراهقين"Apakah aku enggak boleh bahagia? Setiap aku ingin bahagia, pasti ada aja yang menghancurkan kebahagiaanku," Renatta Verlion "Lo harus bahagia, lo enggak boleh sedih. Tenang, ada gue disini. Bahu gue siap buat jadi sandaran ketika lo rapuh, telinga...