C H A P T E R 26

32 4 0
                                    

"Apakah tuhan tidak mengizinkan aku utuk bahagia?" —Renatta

========>========

Hari ini, tepat dengan hari lahirnya yang jatuh pada tanggal 3 Maret. Di usia yang ke 17 ini dia berdoa agar keluarganya kembali seperti dulu. Hanya itu permintaannya.

Aku lihat Ranita tengah sebar undangan. Ku rasa itu undangan untuk acara pesta ulang tahun. Aku saja tidak tahu jika akan di adakan pesta ulang tahun.

Hari ini aku tidak sama sekali bersemangat. Ku habiskan jam istirahat dengan membaca novel kesukaanku. Rasanya malas untuk menuju ke kantin.

Tiba-tiba saja tangan seseorang mengambil paksa novelku dan melemparkannya keluar jendela. Aku menatap novelku yang jatuh ke bawah. Lalu aku menatap seseorang yang telah melempar novelku hingga jatuh ke bawah.

"Apa lo liat-liat ? Nggak terima novel lo gue buang?" ucap Resila pada Renatta.

Ternyata Resila lah yang membuang novelnya.

"Kak bisa nggak, nggak usah ganggu aku? Aku salah apa sih sama kakak?" kataku dengan perasaan kesel bercampur ingin menangis.

"Aduh. Pura-pura pikun lagi nih anak. Lo kemarin jalan kan sama Bara? Hebat banget lo! Gak cukup peringatan gue ke lo?! Nggak cukup anceman gue? Mau yang lebih? Gue bisa loh lebih dari yang kemarin,"ucapnya dengan tersenyum miring.

"Aku nggak ada niatan buat deket sama kak Bara. Kak Bara sendiri yang deketin aku."

"Cih. Bara sendiri yang deketin lo? Helow! Ngaca dong! Mana mungkin Bara mau sama lo kalo ngga lo yang pelet dia!" ucap Resila dengan nada suara yang meninggi.

"Gue bisa aja bunuh lo asal lo tau," bisik Resila pada Renatta.

Gadis itu tertegun karena takut. Segitunya kah cinta kak Resila ke kak Bara? Ku rasa kak Resila udah di butakan oleh cinta.

"Iya kak aku nggak bakalan deketin kak Bara lagi. Tapi aku mohon kak. Jangan ganggu aku."

Resila tertawa, "Bagus deh!"

Mereka bertiga pun pergi dari hadapanku. Membuat aku menghela nafas lega.

—————°°—————

Malam ini suasana di rumah nuansa hijau itu telah ramai dipenuhi orang-orang. Semua orang di undang oleh Ranita. Gadis itu sangat bahagia malam ini.

Banyak sekali dia mendapatkan ucapan selamat ulang tahun untuk nya. Kadonya pun menumpuk.

Seorang gadis berdiri di depan kaca jendela kamar, menatap suasana di bawah sana.

Gadis itu ingin ikut dalam acara itu. Namun tidak di perbolehkan.

"Ma. Aku ikut ya. Soalnya kan aku juga ulang tahun ma."

"Nggak! Lebih baik kamu diam di kamar! Jangan sesekali kamu keluar. Paham?!" bentak mama-nya.

"Lo itu nggak pantes ikut ke dalam pesta itu. Gue juga nggak mau ada lo disana. Yang ada ngerusak acara gue!"

Gadis itu yang bernama Renatta pergi menuju kamar dengan wajah sedih. Hatinya sakit mendengar ucapan mama beserta adiknya itu. Ya, Ranita sebenarnya adik nya.

"Enak ya. Kenapa aku nggak boleh ikut?" ucapnya dengan pelan.

Gadis itu melangkahkan kakinya menuju kasurnya. Mengambil satu kue ulang tahun yang ia beli pakai uang tabungannya. Gadis itu mengambil korek lalu menyalakan lilin tersebut.

Happy Birthday to me...

Happy birthday to me...

Ha--py birthday...

I'M BROKEN    [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang