003

4.2K 166 3
                                    

Seperti pagi biasanya sekolah ternama di kota seoul Bighit high school terlihat masih sepi, hanya ada sekitar 20 murid saja yang sudah terlihat di lingkungan sekolah elit itu.
Masih tergolong pagi untuk para siswa yang belajar di sekolah elit bighit untuk datang kesekolah. Mungkin beda dengan murid rajin dan ada tugas piket di sekolah saja yang sudah terlihat di sekitaran sekolah.

Jam pun sudah menunjukkan pukul 07:45, sekolah pun sudah mulai ramai karena siswa/siswi bighit sudah saling berdatangan dan memasuki kelas masing-masing, sebagian masih menikmati sisa waktu dengan bercanda dengan temannya, ke kantin untuk sarapan, bahkan ada juga yang berlarian saling kejar-kejaran, unfaedah sekali mereka.

Di sebuah kelas tampak sekumpulan siswa sedang bercengkrama dengan kawanannya, kadang tertawa terbahak, kadang juga saling mengejek satu sama lain.

"Hei kalian inget pesta kelulusan anak kelas 3 katanya akan di adakan di pulau jeju." Salah seorang siswa memulai obralan, dan siswa lainnya mulai menananggapinya.

"Ah ya. Aku ingin sekali ikut keacaranya, aishh kenapa harus di jeju sih." Salah satunya manyahuti dengan wajah cemberutnya.

"Kau tidak bisa pergi rose, kenapa?" Satunya bertanya akan ketidak ikut serta salah satu temannya bernama park chaeyoung atau biasa di panggil rose.

"Mamaku tak mengijinkanku pergi, seakan-akan aku ini masih anak bayinya saja." Gerutuan kesal rose inget ucapan mamanya tentang perjalanan jauh yang tak ijinkan oleh mamanya.

"Aku jelas ikut, apalagi pangeran sekolah kita akan ikut serta dalam acara itu." Lisa berucap dengan semangat.

"Kalau aku tentu juga ikut, kekasihku sudah membeli tiket pesawatnya kemarin." Sahutan bahagia lainnya yang bernamtag jennie.

"Tae kau ikut kan baby, aku tak mau jika kau tak ikut." Bambam salah satu kawanan mereka berujar dan melirik siswa yang di panggil tae tadi.

"Jin hyung tak akan memperbolehkan aku ikut."ujarnya sedih.

"Serahkan saja pada jisoo sang ratu urusan bujuk- membujuk, kau pasti akan di ijinkan. Tapi rose aku tak berani sama mamamu, dia galak sekali." Wajahnya di buat-buat ketakutan ketika mengingat kejadian dimana mereka di marahi mama rose ketika mereka lupa waktu terlalu asyik bermain.

"Kalian pernah dengar tidak kalo sang pangeran sekolah kita si jeon itu belum pernah membobol seorangpun." Tiba-tiba saja bambam berceletuk inget ketika banyak yeoja bilang si jeon itu tidak pernah membobol seseorang pun, hei tertarik saja dia tidak pernah, bahkan bambam heran apakah kesejatian si jeon itu mampu berdiri tidak sih? Atau impoten?

"Wah!! Benar tuh si jeon jeongguk itu bisa berdiri tidak sih itu barangnya, melirik cewek sama uke sexy aja tidak pernah." Lisa yang emosi menggebrak meja dengan keras, manarik siswa lain melirik kearah mereka sambil mengumpati lisa. Yang di umpati acuh tak peduli.

"Bagaimana kalo kita buat permainan sekarang." Semua melirik kearah jisoo dengan raut wajah bingung.

"Lihat ini pena."

"Yak!! Siapa bilang itu penisnya mark." Jitakan mendarat di kepala bambam karena ucapan frontalnya.

"Aku belum selesai babo. Ah, jadi begini. Kalo ujung pena ini mengarah kesalah satu dari kita kecuali rose karena tidak ikut, dia harus mengikut dare dari kami." Mereka saling berpandangan dan mengangguk setuju, sepertinya menarik, itulah yang ada di pikiran mereka.

Pena pun di putar dan terus berputar semakin melambat seiring putarannya melemah membuat mereka dag dig dug siapa kah yang akan jadi korban kali ini. Dan tak lama pena pun berhenti tepat ke arah namja cantik yang sedari tadi diam acuh dengan permainan konyol teman-temannya. Sedangkan yang yang lain mengarahkan pandangannya ke namja cantik tersebut dan tersenyum penuh arti.

Oneshoot ( kookv )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang