Fong
Win
Win
P
PMetawin
ih
ngeri
gapernah diajar adabFong
Anjing
Lo dimana?
Nugas yuk
Medium Coffee ya?Metawin
pilihnya yang mahal lagi
oke
jam 1 disana ya?
yang telat traktirFong
Win
Pls berenti pura pura miskin
Read.-
Win berjalan masuk ke Medium Coffee, kafe deket kampus yang emang agak pricey, tapi vibes sama kopinya juara! walaupun Win ga suka yang namanya kopi, tapi disini emang enak sih.
Win melihat jamnya, 12.59. 'Pas.' batinnya. Salah satu sifat Win yang buat temen temenya kesel adalah....
GA SUKA TELAT.
Walaupun telat 1 menit aja dia pasti udah minta maaf banget banget, emang beda ya kalo anak sultan adabnya beda, tapi walaupun Win ini kaya, he's not spoiled. cuman Fong aja yang tau sekaya apa Win, karena dia mau keep it lowkey, tapi kalo katanya Fong, Win itu overdramatis
Win mengarahkan kakinya ke kursi dekat jendela, kursi sofa yang tiap sisinya buat 2 orang, kemudian mendudukkan dirinya.
"Win!"
Fong dateng dengan sengiran ngeselinnya, buku binder merah dan totebag hitam, berjalan mendekati Win dan duduk di hadapannya.
"Lo telat." ujar Win.
"Tai? gue cuman telat berapa menit anj?" Dia memindahkan tatapannya ke jam dinding kafe. "5 menit doang Win."
"Tapi tetep telat, kan?"
"Iya..."
"Tuh tau" dia terkekeh kecil, "yaudah gue mau green tea latte deh satu!" Win tertawa, muka temen satunya itu udah merah, emang muka Fong gitu kalau kesel.
"Bacot, eh? Ih? ada Kak Bri, Win. anjay your long time crush." candanya.
Win menoleh ke pintu masuk, 'shit.' beneran ada Kak Bri, dengan varsity broken white donker futsalnya, rambut hitam mengembang, serta senyumannya.
Bright menoleh ke teman temannya itu, kemudian melambai. mulutnya bergerak, 'simpenin tempat!'
Win kembali menoleh Fong, "Anjrit, ganteng banget gue deg deg an."
"Apasih Win, lo udah 'suka berkedok sahabat' sama Kak Bri udah lama, iya lo emang suka, cuman dia temen deket kita. kayak baru kenal aja lo." dengus Fong.
Kak Bri dateng ke mejanya, sambil bawa dua Americano dan satu Green Tea Latte, menyodorkannya ke atas meja. "Hei, kok ga bilang sih mau nugas, kan bisa bareng."
"hehe, iya kak, tau nih Fong ngajaknya juga dadakan." jawab Win.
Kak Bri masih berdiri, Fong ga menunjukkan gerakan kalau dia mau pindah dari tempat duduknya, alhasil Win menggeser dirinya masuk ke dalam sofa dan membiarkan Kak Bri duduk disebelahnya.
"bentar ya gue mau ambil extra syrup dulu." Fong berjalan menjauhi meja itu.
"Nih Ta! gue pesenin green tea latte."
"Tumben nih traktir Meta, biasanya juga makaroni kantin suruh Meta beliin." jawabnya.
Iya, hanya Kak Bri yang panggil Win itu Meta, kadang - kadang Awin, cuman keseringan Meta. Gimana mau move on kalau misalnya ada panggilan khusus kaya gini?
Setiap Win nanya, "Kak jangan panggil Meta, dong? rasanya kaya dipanggil jamet." Bright selalu menjawab, "Gapapa, nyamanan manggil Meta."
setiap denger 'Meta' hati Win langsung doki - doki.
"Nugas apaan Ta? susah gak?" tanya Bright,
"Ngga sih, cuman disuruh buat PPT aja, diem deh palingan anak Ilmu Politik ga ngerti."
"Enak aja ya! Gue jago kok kalo Hukum gini." Bright membela dirinya, dia iseng doang sih, emang Bright ga ngerti pasal pasal dan lain lain.
"Huu, caur." gumam nya.
Bright merubah gestur tubuhnya, menempatkan tangannya ke belakang pundak Win, bukan Win sih, tapi sandaran sofa belakang Win.
eh?
Anjir.
Win kaget, sumpah, hatinya bergetar, lebih deng, tremor malah,
"Meta? hey kok bengong?"
"Hah?"
"Gue tanya kok bengong?"
"Hah?"
"Hah mulu kaya keong, bisa gak ke tandingan gue, akhir minggu." Bright mencolek hidung Win. "Bisa kan? bisa lah? buat Senior kesayangan lo ini."
Mungkin gara gara faktor tangan Bright yang berada pas di belakang Win, jarak mereka deket. banget.
"Bisa kok, kapan sih gue skip nonton tanding lo kak?" ujarnya,
"Kan minggu depan ujian, takut lo nya sibuk, kalo ga bisa ga papa kok."
"Ih nggaa, beneran deh," Bright menyatukan alisnya, tangannya berpindah ke paha Win, menguyel paha Win, "Janji ya? Fix gue beliin Kintan kalo ikut!"
"Sumpahh!"
Fong dateng, bawa satu shot clear syrup, "Idih apanih," kemudian duduk ke hadapan mereka.
"Ngga kok, ini cuman Kak Bri nanyain akhir minggu ikut nonton tanding atau ngga." jelas Win.
"Ooh, eh tapi Kak, gue kayanya ga bisa deh, Jumat mau ke Bandung, ke rumah nenek, sorry ya. Lain kali gue ikut deh." Fong mengeluarkan jurus memelasnya, tapi udah keduluan sama Bright.
"Mukanya gausah digituin."
"Ih! Win gue nitip absen ya? kibulin gue aja apa kek,"
"Izin aja Fong, nanti catatan liat gue aja."
"Aduh baiknya temanku yang ber ipk 3,84 ini."
Mereka semua lanjut bercerita, Fong bercerita bagaimana Pluem lupa laptopnya di kampus kemarin, tapi yang Fong tidak tahu, bahwa tangan Bright tidak lepas dari paha Win, dengan kaki mereka yang saling berdekatan.
-
sumpah, rasanya gue kaya nulis Fluff mulu, adem ayem, tenang aja teman teman sekalian, next episode Insha Allah lebih panjang!!! jangan lupa komen sm vote!! thank you so much <3

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Casanova / brightwin
Fiksi Penggemardimana Bright seorang Casanova dan Win bukan siapa siapa. 2020. #4 on sarawat