Prolog

3.7K 247 18
                                    


Langit hari ini sangatlah cerah, angin berhembus dari barat membuat cuaca menjadi sejuk. Banyak suara kendaraan yang terdengar dimana mana, banyak juga suara langkah kaki.

Seorang Pria terlihat sedang berlari menghindari polisi yang mengejarnya. Pria itu membawa senjata api berupa pistol ditangannya yang dia pakai untuk menakuti semua orang agar memberikan dia jalan.

"Berhenti!" Salah satu dari tiga polisi yang mengejarnya berteriak untuk menghentikan tindakannya. Jika dia menuruti maka hukumannya tidak akan separah jika dia melawan.

"Buang senjatamu dan menyerahlah!" Teriak satu lagi polisi berusaha agar dia tidak mencelakai seseorang dengan pistolnya.

Tidak mendengarkan peringatan dari polisi, pria itu menambah kecepatannya. Sambil memegang pistolnya yang diarahkan keorang yang ada didepannya. Dia menyuruh orang orang menyingkir dari jalannya.

"Sialan!" Pria itu berbicara kesal sambil melanjutkan larinya

Seakan tidak sabar lagi menangkap pria itu, satu polisi mengambil pistol dari pinggangnya. Polisi itu mengangkat tangannya dengan posisi siap menembak. Seakan sudah pasti terkena sasaran polisi itu menarik pelatuknya.

Dor

Peluru itu melesat dengan sangat cepat menuju kearah kaki pria tersebut. Tidak meleset, peluru itu sudah menembus kaki dari pria yang berlari tadi. Pria itu langsung terjatuh sambil berteriak dan tidak sengaja menarik pelatuk pistolnya saat terjatuh.

Dor

Suara itu membuat panik semua orang dan para polisi sudah berada diatas pria tadi untuk menahan gerakkannya. Pistol yang dibawa oleh pria itu juga sudah diamankan. Peluru itu melesat dengan cepat kepada seseorang yang ada didepan arah tembaknya.

Seorang gadis kecil sedang berdiri diarah jalur tembakan itu. Dia adalah gadis yang cantik dengan rambut Lilac dan mata berwarna violet. Dia berdiri diam karena meskipun dia bergerak juga sudah terlambat.

Sebelum peluru itu menembus kepala sang gadis, seorang anak kecil datang dan mendorongnya. Gadis kecil tentu saja terjatuh dan langsung melihat kearah anak kecil yang mendorongnya.

"Awas!!" Teriak anak kecil itu yang mungkin saja seusai dengan sang gadis. Anak kecil itu memiliki wajah yang tampan dengan rambut hitamnya dan mata violet.

Gadis itu melihat dengan jelas proses peluru itu menembus kepala si anak kecil. Itu membuat semua orang berteriak ketakutan, sementara dirinya lemas karena anak kecil itu menyelamatkannya. Anak kecil itu terbaring tidak berdaya dijalanan dengan kepala yang terus mengeluarkan darah.

"Hubungi ambulan cepat!!"

"Cepat dia masih memiliki denyut nadi!!"

"Dimana keluarganya!!?"

Keributan terjadi setelah anak kecil itu terbaring lemas. Ada yang mengeceknya dan ada pula yang menelepon ambulan. Satu polisi yang ada disana membantu anak kecil itu ketika ambulan sampai.

Gadis yang diselamatkan oleh anak kecil itu juga ikut kerumah sakit bersama ayahnya. Anak kecil itu mengalami kejadian yang buruk seperti tadi karena menyelamatkannya. Gadis itu merasa bersalah dan membuat ayahnya agar mau bertanggung jawab.

Sesampainya dirumah sakit anak kecil itu langsung dibawa keruang operasi. Peluru masih ada dikepalanya jadi sudah pasti peluru itu harus dikeluarkan. Anak kecil itu masih hidup mungkin karena keberuntungan, biasanya manusia akan mati jika tertembak apalagi di kepala.

Semua biaya ditanggung oleh keluarga si Gadis, bukan hanya karena mereka memiliki uangnya tapi karena mereka berhutang budi kepada anak kecil itu. Gadis itu merasa sangat bersalah dan ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada anak kecil itu.

Classroom Of The Elite : True Genius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang