Jgn banyak tanya dan protes dlm setiap kata2nya, manusia tu tempat khilaf yg disengaja mau pun tidak.
Kalo masih protes....cuma mau bilang.
Saat ini gw beneran mau bunuh orang.
Keduanya kini hanya terbujur kaku diatas ranjang. Bukan mati bahlul, cuma tidur selonjoran. Keduanya hanya terpaku menatap langit-langit kamar, sibuk pula dengan pikiran masing-masing.
Terdiam dan ditemani keadaan yg mulai sunyi membuat mereka pun membisu.
" Eum...tidurlah, besok kita harus bangun pagi." Ucap Denri tiba-tiba memecah kesunyian.
" Hah, me memangnya kenapa harus bangun ....pagi..." Tanya Anan membingung, setahunya orang kaya ya bangun juga agak siangan.
" Entah lah, Abi katanya ingin memberikan sesuatu untuk hadiah...pernikahan kita...mungkin." jwb denri sesekali melirik Anan.
" Oh ya sudah ayo kita tidur." Ajak Anan dan menghadapkan tubuhnya kearah Denri. Tentu saja Denri menjadi salah tingkah tambah kaku layaknya sebatang pohon.
" Oh ayolah, ini cuma tidur, apa tulangmu tidak apa-apa jika tidur dalam ke adaan kaku?" Gumam Anan ketus dihati.
" Aku bukan batang kayu kan? Ini hanya tidur, umi...aku tidak berharap lebih malam ini, aku hanya lelah dan mengantuk." Rutuknya Denri dlm hati dan memaksakan matanya agar terpejam. Dan tak lama kemudian mereka sama-sama terlelap.
Pagi hari pun tiba, semua orang sibuk mengurusi sesuatu pada tugasnya masing-masing di istana ini, kecuali pengantin baru.
"Eungghh"
Geliat Anan dipagi hari disusul oleh Denri yg terganggu krn geliatan anan pada dekapannya.
Waaaiiitttt ....dekapan?
Ya, saat ini Anan dan denri tidur saling berpelukan, Anan begitu manja berbaring dalam pelukan dada bidang Denri, begitu pula denri yg mendekap posesif pada tubuh kecil dan ramping Anan.
Saat keduanya tersadar mereka kembali canggung.
" Auh,...anu...mmaaf, aakku tidak sadar..!!" Ucap Denri gugup dan lalu merenggangkan pelukannya.
" Eum, tak papa, aku juga minta maaf. Aku....se enaknya terlelap pula dipelukanmu." Jwb Anan dengan wajah yg merona dipagi hari.
" Bbaiklah, ayo kita mandi ah! Maksudku, kita mandi..eh..ka kau mandilah lebih dulu. Kita bertemu dibawah." Ucap Denri dan turun dari ranjangnya dengan cepat.
Tapi sebelum itu Anan tiba-tiba menahan tangannya dan membuat ia terjerambab kembali keatas kasur dan menindih tubuh kecil Anan.
Cup
Ciuman itu pun tak terelakkan, bibir hangat Denri bertemu dengan bibir tipis pink soft Anan.
" Wahhhh lembut nya?" Puji Denri membatin merasakan betapa lembut dan manisnya bibir Anan.
Beda lagi dengan Anan yg hanya terdiam dengan mata yg membola. Ia tidak menyangka jika denri akan terjatuh diatas tubuhnya.
" Ma maaf," ucap Denri menarik bibirnya meski tak rela.
" Eum, ang anggap mmorning kiss." Ujar Anan tersenyum canggung dan alisnya tiba2 bertaut saat merasakan sesuatu yg keras diarea perutnya.
" Oh , ap apa mamotnya membesar?" Takjubnya merasakan milik suaminya mengeras.
Lalu Anan kembali menatap mata denri yg masih belum berpindah tempat. Perlahan didekatkannya bibirnya pada bibir Denri, mengecup pelan lalu menyentuh lembut bibir Denri dengan lidah kecilnya. Denri pun jd terpancing libidonya dan berusaha membalik keadaan, ia harus mendominasi lumatan tersebut.