Hari ini adalah hari keberangkatan mereka menuju pulau yg dihadiahkan untuk mereka berbulan madu. Tentu saja mereka berangkat dengan pesawat pribadi, heh, mana ada naek getek gitu kepulau, dikata nyebrang sungai?
Sesampainya mereka disana, mereka sudah disambut oleh desiran ombak laut dan daun kelapa yg melambai tertiup angin.
" Bagaimana? Kau suka?" Tanya Denri meletakkan tangannya pada pinggang kecil Anan, sambil ikut menatap puas pada apa yg mereka datangi.
" Iya, aku suka, disini....sepi hehehe..."
" Syukurlah jika kau suka, oh ya, kau mandilah terlebih dulu lalu beristirahat lah, aku tau kau lelah dan aku akan mengecek sekitar pulau ini, aku tidak ingin ada yg mengganggu nantinya. Aku pergi."
Cup
Setelah mengecup kening Anan Denri pun pergi keluar dan melihat lihat sekitar.
" Wow, cobra kecil ku sensitif ternyata, tidak ingin diganggu katanya? Halo, ini pulau pribadi, tidak mungkin kan ada penduduk aloha disini? Huh!! Dari pada memikirkan mu yg sedang berganti kulit lebih baik aku berendam." Ujar Anan setelah puas mencibir denri.
Lalu dilangkahkannya kakinya menuju lantai atas, disana iya hanya menemukan tempat tidur dan lemari yg pintunya bergeser pada dinding.
Yah, dilantai atas hanya ada tempat tidur dan lemari, oh satu lagi fasilitas yg mendukung, yaitu terdapat kolam kecil untuk berendam didekat jendela, memang tipikal tempat honeymoon.
" Haaaaahhhh tenangnyaaahhh. Hmmmm oh iya, aku hampir lupa. Handphone ku mana ya? Ah ini dia ok, kita cari bagaimana cara melakukan bagi yg pertama kali."
Setelah beberapa menit.
" Wow, miliknya besar dan itu muat. Tapi...sepertinya sipenerima kesakitan meski sudah direnggangkan. Eumh antara aku dan denri....apa dia mau kutusuk? Ah jangan macam-macam, cobra itu tak akan mau kutusuk. Apalagi miliknya yg jelas-jelas mamot itu. Argh !!! Baru kali ini aku merasa iri akan mamot orang lain." Rutuknya yg didengar dengan jelas oleh denri.
" Jika kau tenang, mungkin mamotku akan muat didalam mu." Ucap Denri dan membuat Anan sukses merendam handphone nya di air.
" Arghhh kau mengagetkanku, lihat handphone ku juga ikutan mandi." Cecarnya bermisuh misuh dan denri pun tersenyum tamvan.
Deg deg...
" Aaahhh senyumnya....jangan bilang aku memerah wahai pembaca."
" Tenang lah, jika kau mau detik ini pun akan ada yg mengantarkan handphone baru untuk mu."
" Yah kalau aku lupa, kau kan anak sultan."
" Tentu, nama Abi kan sultan. Jelas saja aku anak sultan."
" Yg ku maksud derajatmu cobra kecil."
" Hei aku bukan cobra kecil, aku besar seperti mamot." Canda denri dengan memainkan kedua alisnya naik turun.
" Ah terserah. Untung kau tamvan."
" Cepatlah, makan malam akan tiba, jangan terlalu lama berendam, nanti kau memutih."
" Kau kira aku uban? Pergi sana."
Denri pun pergi setelah berhasil menggoda istrinya.
" Aku ingin kalian perketat penjagaan, aku yakin, kapal itu sudah sadar pulau ini dan menepi disini. Sebelum itu terjadi aku ingin kau mengawasinya." Perintahnya pada earphone kecil yg tersampir pada lubang telinganya.
Tak banyak waktu lagi, Anan Dan Denri pun kini siap menyantap makan malam mereka dibalkon lantai bawah.
" Wah, makanannya enak. Ini daging apa?" Tanya Anan antusias.