jangan lupa vote, kalo gk, ane bakal gantung ni cerita biar ente semua pada penasaran.
Masih satu atau dua chap lagi ni cerita bakal end. Mungkin ane bakal up lama sebab kuota aneh dah abis, ane juga kagak tau kapan ngisi lagi.
Keylan melangkah tergesa-gesa memasuki ruangan Denri.
Sedari terbangun yang keylan pikirkan pertama kali adalah Denri, ia ingin sekali mempercepat rencana itu." Aku sudah tidak tahan den..!" Ucapnya dengan wajah serius didepan meja kerja denri.
Sedang denri hanya menampakan wajah santai dan tersenyum ringan. Melipat kedua tangan diatas meja dan menatap keylan dengan seksama.
" Bagaimana? Apakah sudah bertemu dengannya?......." Tanya Denri sembari berdiri melangkah mendekati keylan yang masih terlihat emosi, terlihat dari deru nafasnya yang agak memburu.
" 😏 Dilihat dari wajah dan sikap mu sepertinya, ya. Bagaimana tanggapanmu atas Robby yang sekrang?" Lanjut Denri.
" Brengsek!!!! Tidak bisa kah kita percepat rencana kita?" Ujar keylan memburu.
" Sabar bro, kita tidak bisa mengambil langkah tergesa."
" Kenapa? Memangnya apa yang kau tunggu? "
" Ingat ini key, jika kita memulai perang perhatikan dari segi Tawanan. Kau pikir saat kita menyakiti majikannya apa dia akan hanya diam menonton? .......tidak key. Dia sudah dilatih untuk itu, meski puluhan peluru menembus kaki dan jantungnya, dia akan tetap bergerak melindungi majikannya." Ucap Denri dan membuat keylan menjadi kalap dan menarik kerahnya.
Tapi denri hanya diam dengan wajah yang masih menyeringai." Aku membawa mu bekerja sama dalam hal ini adalah, aku ingin kau terlebih dahulu membawa Robby dan aku akan lebih leluasa menghancurkan mereka. Pikirkan jika kita menyerangnya sekarang."
Ucap denri dan membuat keylan mengendurkan cengkeramannya di kerah Denri." Aku hanya.......aku tersiksa saat melihat tatapan itu. Tatapan itu seolah-olah tidak mengenalku, tatapan itu seakan akan menguburku hidup-hidup." Adu keylan hampir terisak, tangannya meremas baju depannya yang nampak kesakitan.
" Kalau begitu, bertahan dan berusahalah sedikit lagi. Bawa dia perlahan dari sana." Ucap denri dan keylan menatapnya penuh semangat.
" Baiklah, aku serahkan sepenuhnya rencana ini padamu." Ujarnya dan berlalu pergi.
" Aku pun sama key...aku pun juga tidak sabar untuk menghabisi mereka. Aku takut sesuatu yang sama akan terjadi pada anan. Maka dari itu, aku membutuhkan mu untuk menjauhkan kekasihmu terlebih dahulu dari sana." Monolog denri seperginya keylan.
Kediaman jihad.
Sebuah mobil hitam berhenti dipelataran megah jihad. Seorang pria dengan setelan rapi keluar dan berdiri dengan gagah dan disambut oleh pelayan yang ada disana.
" Terimakasih sudah mau datang memenuhi undangan ku tuan keylan." Sambut penuh senyum riang jihad pada tamunya yang bernama keylan itu.
" Mumpung aku masih didubay wan jihad. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya masakkan Arab." Ujar keylan bernada basi menatap Robby yang berdiri bak patung disamping jihad.
Jangan kira jihad tidak tau kemana arah mata keylan setiap kali ia mengajak bicara.
" Baiklah, kami akan hidangkan masakan khas timur tengah tuan keylan. Dan robbyy..." Panggilnya pada Robby.
" Ya tuan?" Jwb Robby menunduk.
" Panggilkan Yasmine, bilang padanya pangeran impiannya sudah tiba hahahaha" titah jihad dan Robby pun menunduk patuh seraya menarik diri.