O.10

3.7K 680 91
                                    


Sorry for typo(s)



Alunan musik yang berasal dari bola kristal dengan hiasan boneka kelinci merah muda di dalamnya menemani si kecil Na yang sedang membuka buku-buku bergambar. Bibirnya mengeja tulisan di sana dengan jemari pendek itu menunjuk huruf-hurufnya. Dari arah dapur, keluarlah sosok laki-laki yang membawa dua gelas berisikan susu cokelat panas. Keduanya duduk di lantai yang beralaskan karpet berbulu.


"Ayah, Grenmoder itu siapa?"


Lelaki itu terkekeh mendengar cara pengucapan dari sang buah hati, Jaehyun mengangkat tubuh kecil itu untuk duduk di pangkuannya dan melihat daftar nama anggota keluarga yang ditulis dengan bahasa inggris.

"Halmeoni, Sayang. Tapi Nana sudah tidak punya, mereka sudah ikut Ibu ke surga."

Bibir mungil itu mengerucut, tidak menyukai kebenaran tersebut.


"Kalau ini?" tunjuknya pada sebuah kata brother, ada dua sosok yang digambarkan. Satu anak lebih kecil yang digendong oleh sosok yang lebih besar postur tubuhnya, "Beroter?" ucap si kecil Jaemin.


"Bro-ther," Jaehyun mengeja seraya diikuti oleh sang buah hati, jemarinya menyilakan surai hitam Jaemin ke belakang, "Artinya saudara laki-laki."


Jawaban tersebut membuat kening Jaemin berkerut, kepalanya mendongak dengan pipi menggembung. Baru pertama kali mendengar istilah tersebut.


"Saudara laki-laki, yang mana?" tanyanya polos.


Posisi duduk Jaemin berubah, seperti bayi yang digendong, lengan Jaehyun menjadi bantal bagi sang buah hati yang berbaring di pangkuannya. Lelaki Jung itu menghela napas sejenak, jemarinya bermain di dada putranya sembari mengusap.


"Yang dimaksud saudara itu ada dua, Sayang," mulainya yang direspon oleh anggukan kepala dari sang putra, "Kita menyebutnya kakak dan adik. Kalau kakak itu, lebih tua dari Nana. Tugasnya menjaga Nana kalau Ayah atau Ibu tidak ada, menemani bermain Nana, bisa juga menjadi pahlawan Nana."


"Berubah seperti power ranger?" decak si kecil dengan manik membulat.



Jemari Jaehyun bermain di hidung mungil sang buah hati sembari terkekeh, "Beda, Sayang."


Yang mana direspon tawa juga oleh Jaemin karena sang ayah menjawab pertanyaannya.


"Kalau adik, Yah?"


Sebelum menjawab, Jaehyun tampak berpikir sejenak untuk mencari kalimat yang bisa dipahami oleh anaknya tersebut. Sebenarnya, ia canggung memiliki perbincangan seperti ini. Namun, lelaki Jung itu mengingat ketika mendiang wanita yang dicintainya selalu bercengkerama dengan putra mereka. Dari nada bicara, kata-kata yang dipilih, ia mempelajarinya.


"Kalau tadi Nana dengan Kakak contohnya, sekarang sebaliknya. Nana memiliki adik, apa yang Nana lakukan untuk adik?" tanyanya sembari mendekatkan wajah pada Jaemin.


Tangan mungil itu menangkup wajah Jaehyun sembari berkata, "Jaga adik kalau Ayah dan Ibu tidak ada, bermain bersama, pokoknya banyak-banyak. Nanti Nana buat bahagia!" kemudian melingkarkan lengan di leher sang ayah.


Odika✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang