Bab 7: Dua lelaki tak berhati

28 5 0
                                    

"Dua lelaki yang berbeda, namun menyakiti secara bersamaan."

***

"Oh, jadi begini kelakuan siswa baru? Tidak menaati peraturan sekolah." Sang ketua osis berdiri di depan gerbang sekolah sembari bersedekap dada.

Ck, sombong.

"Tapi, ini kan--"

"Sttttt, jangan cari pembelaan! Lo itu udah salah." Selah Narendra.

Jika ia tidak di turunkan di pinggiran jalan, maka sekarang ini dirinya duduk anteng di dalam kelas. Namun sayangnya, lelaki yang di sebut Abang itu terlalu membenci Mathea.

Menunggu hujan hingga redah, dan apesnya lagi, rok dan seragamnya basah terkena cipratan genangan air dan itu di sengajai oleh Ravionzil. Bahkan dirinya mati-matian menahan agar cacian tidak keluar dari mulut.

Percuma mencari pembelaan apapun.

"Pak, masukin aja sampah di depan bapak itu." Suruh Narendra. Dengan cekatan Tarjo membuka gerbang mempersihlakan gadis itu masuk ke dalam area sekolah SMA Saka.

Tanpa banyak bicara Narendra melangkah lebar munuju ruangan Osis. Dan hal itu tidak luput dari mata Mathea, pasti laki-laki itu mempunyai rencana jahat atas dirinya.

Dan Mathea tetap mengikuti langkah lebar Sang ketua Osis. Sekarang ini ia merasa ada sesuatu hal yang akan terjadi dengannya.

Entah itu apa.

Sesampainya di depan pintu ruangan Osis, Mathea berdiri kaku di tempat ketika melihat laki-laki itu. Bagaiman ini? Tidak mungkin ia lari dari tempat para perkumpulan anak-anak Osis.

"Masuk!." Perintah Narendra seraya duduk di kursi kebesarannya dan jangan lupakan wajah penuh sombong yang ia perlihatkan.

Jatungnya seakan mau terlepas dari tempatnya memasuki ruangan tersebut ditambah lagi aura tak sedap dari para senior secara terang-terangan memberi tatapan sinis ke arahnya.

"Hukuman yang cocok buat lo apa ya?." Sang ketua Osis berujar seraya mengetuk dagu bawahnya.

"Suruh cium aja bawah sepatu lo." Akhirnya Ravionzil berujar setelah lama terdiam.

Sedangkan Mathea tidak percaya apa yang laki-laki itu ucapkan barusan, hukuman yang gila! Mereka pikir dirinya anjing! Setakut-takut Mathea demi apapun ia tak akan pernah melakukan hal terlaknat itu!.

Narendra mengangguk samar-samar." Gue setuju, Vin." Ini ide yang bagus menurut Narendra. Kebutulan diruangan sini ada para Osis jadi, sekalian mereka menyaksikannya.

Hal yang paling di tunggu-tunggu oleh Narendra.

"Woy! Cepet cium bawah sepatu gue."suruh sang ketua Osis sembari mengangkat kaki kanannya tinggi-tinggi.

Dan Mathea tidak melakukan apa yang mereka perintahkan, jangan harap ia akan melakukannya!

"Anjing, cepet cium." Tambah Fauzia mendorong Mathea agar melakukan hal itu, tapi sayang gadis itu tak melakukan perintah mereka.

"Udah berani ternyata." Sambung Ravionzil berdiri menarik rambut Mathea dengan kuat hingga sang empuh meringgis kesakitan.

Ravionzil terlalu kejam jika mengenai Mathea. Bahkan cowok itu tega menyuruh dirinya mencium sepatu senior paling sombong di sekolah SMA Saka.

"Cepat!."

"Junior ngak tau diri."

"Masih baik hukumannya cuman disuruh cium, kalo disuruh lari lapangan seribu kali ngak bakal mampu lo setan."

"Pantasnya di injek ni cewek."

Masih banyak lagi kata-kata tidak baik keluar dari mulut para Osis.

"Kasihan lo." Berbisik pelan di teilinga gadis di sampingnya--Ravionzil tersenyum bahagia begitu juga dengan Narendra tersenyum penuh bahagia.

Sesak di hatinya serta kekecewaan yang Mathea rasakan ketika laki-laki di masa lalunya berbuat kasar seakan-akan Dirinya Bhoneka mainan yang kapan saja mereka perlakukan dengan tidak baik.

"Jangan harap gue bakal ngelakuin itu, sampai kapan pun gue ngak akan ngelakuin perintah gila kalian semua. Dan kamu Ravionzil," Memutar kepalanya ke arah Waketos." Aku ngak akan pernah membenci kamu, walaupun kamu udah nyakitin aku. Bodoh kan? Tapi ngakpapa." Ujar Mathea seraya melepas tangan Ravionzil di rambutnya dan melangkah begitu saja tanpa takut dengan tatapan para Osis.

Jangan tanyakan bagaimana expresi Ravionzil saat ini. Wajahnya memerah menahan amarah mendengar perkataan gadis itu barusan. Tidak akan membenci? Cuih, gadis bodoh.

Bulir bening menetes begitu saja membasahi pipi gadis ini, terlalu sakit mengingat perlakuan dua lelaki tadi barusan. Sebenci itukah mereka terhadapnya? Sampai kapan kebencian itu bertumbuh di diri mereka? Bahkan ia tak pernah membenci Ravionzil ketika laki-laki itu menarik rambutnya dan secara langsung menyuruh Mathea mencium sepatu Narendra.

Nyatanya memulai awal yang baru tak semudah yang ia kira. Ternyata ini sangat sulit bagi Mathea seorang.

Langkah kakinya membawa memasuki kelas baru. Meski Mathea dimarahi wali kelasnya karena terlambat dua jam lebih, namun dengan begitu, Buk Resno. Memberi Mathea kesempatan agar tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.

Balik lagi diruangan Osis tadi, Narendra menahan amarahnya yang siap meledak. Sial! Gadis itu begitu keras kepala! Sudah berani menentang perintah mereka. Dan hal itu tidak bisa dibiarkan oleh Narendra. Lihat saja akan ada hal buruk menanti Mathea setelah ini.

Dan ia pastikan Mathea akan bertekuk lutut di depannya!.

"Sabar Ren, kita masih banyak kesempatan." Ravionzil berusaha menenagkan sang ketua Osis.

"Junior kurang ajar! Berani anjing itu menolak perintah kita, lihat aja gue bakal bikin dia lebih dari ini." Narendra tidak akan pernah main-main dengan ucapannya.

Kali ini Mathea masih lepas dari hukuman gila mereka. Tapi, jangan harap setelah ini ia akan lepas! Tidak akan.

Tunggu saja Mathea, ada kejutan menarik menantimu. Bersenang-senang dulu sesuka hatimu dan setelah ini menangis darahlah!.

Matheazil || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang