Bab 8: Geng kura-kura

15 3 0
                                    

"Sahabat adalah keluarga kedua setelah keluarga di rumah, berbagi cerita satu sama lain serta tawa mereka bagaikan candu yang di rindukan."

***

Berkumpul bersama sahabat karib saat pulang sekolah seperti ini sangat di nanti-nantikan oleh Narendra dan juga kelima sahabat lainnya. Selama 3 hari ada kegiatan MOS tidak dapat berkumpul lagi karena kesibukan, dan hari ini lah waktunya bersenang-senang sekian lama tak berjumpa dengan keempat curut.

Siapa lagi kalau bukan Abebe, Febian, Sezairi dan juga Ayentra. Mereka berempat adalah temen SD-SMP Narendra sampai SMA sekarang. Jangan lupakan Geng mereka yang bertambahkan Anggota baru saat memasuki SMA, Ravionzil Argadana. Lelaki penuh misteri menurut Narendra. Yah, walaupun sudah bersahabat lama tapi mereka tidak pernah mengetahui kehidupan Ravionzil.

Terlalu tertutup.

Oke, bukan waktunya memikirkan kehidupan lelaki itu.

Mereka bereenam memilih berkumpul di rumah Abebe, kenapa mereka tidak memilih saja berkumpul di cafè? Sebenarnya begitu pulang sekolah mereka segera meluncur ke cafè coffiè korot di depan SMA Saka. Namun Narendra tidak mau ikut jika mereka menongkrong di sana. Satu alasannya, semua makanan yang di pesan Narendra lah yang membayar tanpa ada patungan mereka berlima! Sialan kan? Makanya ia tak mau. Abebe yang sempat kesal mencibir dirinya.

"Halah! Yang ada tuh makan gratis dirumah gue, apalagi si Ayante sama febian doyan makan! Abisin beras aja. Ni juga pelitnya minta ampun!."

Hei, bukan pelit. Ia hanya saja berhemat-hemat apalagi di tanggal tua seperti ini yang pasti uang jajannya di kurangi oleh mamanya. Daripada menogkrong di cafè hanya membuang duit saja! Lebih baik di rumah abebe gratis pula makananya.

Plus emak Abebe yang baik.

"Be, bawa temen?" Tanya lanti seraya tersenyum ke arah mereka berlima.

Abebe mendelik." Bukan Mak, si bebe bawah benalu! Yah, temanlah."

Sebuanh tangan melayang di bahu Ababe, sang Emak menatap garang ke arah anaknya setelah itu menatap wajah anak muda di depannya dengan senyum simpul.

"Biasa anak durhaka." Ujar lanti.

Ayentra dan Febian tertawa mendengar ucapan Emak Bebe. Astaga pantas rambut Abebe kribo ternyata durhaka sama emaknnya Toh.

Lanti membuka pint lebar-lebar." Ayo masuk." Suruhnya seraya berjalan menuji dapur menyiapkan minuman dan cemilan untuk mereka.

Dan hal itu tak luput di mata Ayentra dan Febian. Asik makanan gratis lagi! Apalagi cacing di dalam perut mereka berdua sedang demo minta makanan.

Tidak sia-sia berteman dengam Abebe.

"Ngotak woy!." Ujar Sezairi muak melihat tingkah kedua temannya itu.

"Vin teman lo."tambah Narendra

"Bukan!"

Ayentra dan Febian tidak menggubris ucapan mereka, yang terpenting makan gratis! Setelah itu tancap gas otewe pulang.

Akhirnya yang di tunggu-tunggu pun tiba di depan mata. Lanti membawa jus mangga dan juga kue kering choco chip di toples berwarna kuning.

Matheazil || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang