Bab 9: Drama pecahan toples

29 3 0
                                    

Happy Reading:)
Jangan lupa kasih vote biar semangat author update Matheazil:)

***

Abebe--berlari dengan tergesa-gesa menuju ruang tamu, pikirannya saat ini tidak enak. Ayentra dan Febian selalu membuat kegaduhan entah itu masalah rebutan makanan atau hal lainnya. Ketika sampai di ruan tamu Matanya melotot melihat lantai keramik terdapat kepingan-kepingan choco chip yang berhamburan begitu saja. Sedangkan pelakunya hanya tersenyum lebar seperti kuda.

"Bukan gue Be." Febian mengangkat kedua tangannya.

"Apalagi gu-"

"Huaa toples Emak Be, ini pemberian Bapakmu hikss...hikss." lanti berjalan dengan terburu-buru melewati udukan tangga dengan air mata bercucuran. Toplesnya, toples pemberian suami tercinta saat ulang tahunnya yang ke 40. Kini, hancur tak berutuh.

"Heh, ini gara-gara lo ber-"

"Kamu juga Be! Huaa pokoknya Emak minta rugi sama Bebe," tanggannya memungguti beling-beling pecahan toples dengan sedih. Naas sekali toples kesayangannya.

Tunggu sebentar, disini kenapa dirinya yang di salahkan? Sedangkan pelakunya Ayentra dan Febian. Ini tidak bisa dibiarkan!

"Lah Mak, si Bebe kagak bersalah! Tuh si dua curut yang mecahin toples Emak." Tunjuk Abebe dengan kesal.

Lanti menatap putranya dengan nyalang." Emak bakal coret Bebe dari kartu keluarga!." Ancam Lanti.

Menelan ludah saja teramat siksa. Selain mencoret namanya dari kartu keluarga tidak ada ancaman menidurkannya di luar? Extrim sekali ancaman satu ini.

"Tante...anu, Ayen aja sama Bian yang ganti rugi toplesnya." Ujar Ayentra dengan suara pelan.

"Iya Tante." Tambah Febian merasa tak enak dengan tante Lanti.

Lanti berdiri." Tante mau toples persis seperti tadi. Huaaa topl-"

Selah Febian sebelum tanggis Lanti makin menjadi."Iya-iya Tan kita bakal beli yang sama kayak toples yang pecah tadi, mau 10 atau se pabrik?" Tanya Febian

"Banyak duit pak haji." Bisik Ayentra tepat di samping telinga Febian.

"Terserah kalian, Be kamu juga tersangkut dalam pecahan toples Emak." Ujar Lanti dan segera bergegas menuju dapur membuang beling kaca.

Abebe mencibir kesal ke arah Emaknya. Setelah itu terjadilah baku hantam antara mereka bertiga, dan hal itu menjadi bahan tontonan Ravionzil, sezairi, dan Narendra. Tidak ada yang memisahkan ketiganya.

Drama pecahan toples milik Emak Bebe jadi alasan mereka bertiga baku hantam. Bagaimana tidak baku hantam? Pelakunya Ayentra dan Febian, sialnya Abebe lah yang bertanggung jawab sebagiam dari pecahan toples kue itu. Kasihan juga melihat Bebe jika tak menganti toples Emaknya maka ia akan di coret dari kartu keluarga.

Ada-ada saja!

Dan terpaksa Abebe ikut dalil menganti rugi benda kaca itu. Meski wajahnya tak terlihat ikhlas. Ini demi mempertahankan nama di dalam kartu keluarga!

Ravionzil dan Sezairi menggurut pangkal hidup melihat pertingkaran ketiganya yang belum usai. Sedang Narendra? asik memetik gitar tanpa terganggu sedikit pun dengan pertengkaran di depannya saat ini.

Laki-laki berambut kribo menatap kesal ke arah kedua temannya." Gila lo berdua ya? Itu toples susah di cari! Harganya juga mahal, emang sialan tau ngak. Esok-esok datang ke rumah gue bakal gue cekik lo berdua." Ujarnya dengan kesal.

Abebe jamin toples berwarna kuning itu sangat mahal apalagi mencari tak semudah yang kita pikirkan. Ada kok di tokoh pinggir jalan, hei! Itu limited edition! Bukan sembarang toples.

Namanya bakal di coret dari kartu keluarga! Ini gara-gara kedua curut tal berguna di depannya.

"Aman kita bakal ganti kok. Di rumah Mami gue banyak Be." Ujar Ayentra dengan santai.

"Di rumah Bunda gue juga banyak, ada warna merah, kuning, putih, terus biru sama-"

"Heh anjim! Ini tuh beda sama toples Emak-emak lo pada, lo tau ngak? Toples limited edition! Huaa mana susah lagi nyarinnya!."

Ck, Abebe pikir mereka berdua tak mampu menggantinya. Meremehkan ini namanya!

Jika perlu sekalian di isi dengan emas batangan toplesnya. Biar Emak Bebe senang.

Ravionzil menarik nafas panjang." Toples, pembahasan lain ada ngak? Ribut banget kalian bertiga. Ck, sana jauh-jauh." Usir Vion niat ingin mencari ketenangan malah di suguhkan dengan pertengkaran unfaedah.

"Lama-lama gue kick lo berdua dari Geng kita." Ujar Sezairi

"Geng kura-kura, hihihihi." Guman Ayentra terkikik geli.

"Kura-kura; kumpulan pria kurang gairah." Sambung Febian.

Ucapannya mendapatkan plototan mata keempat pria di depannya. Sungguh mereka sangat kesal dengan nama Geng itu, siapa lagi kalau bukan Ayentra dalang dari penamaan Geng mereka. Perlu di kasih pelajaran!

Narendra masih ingat waktu mereka berkumpul beberapa bulan lalu di sebuah cafè di depan lapangan bola. Ayentra dengan seenaknya menaimai Geng kura-kura. Yah, mereka berlima saat itu menyetujuinya saja.

"Eh Ren, gue punya ide bagus ni, gimana kalo nama Geng kita; Geng kura-kura. Setuju aja." Ujar Ayentra antusias

Dan hal itu di setujui mereka berlima tanpa mengetahui kepanjangan dari kura-kura. Setelah beberapa minggu Ayentra menyebut Geng kura-kura tak punya gairah. Usut punya usut ternyata kepanjangan dari Geng kura-kura adalah KUMPULAN PRIA KURANG GAIRAH! Nah, siapa yang tidak emosi?

Sampai saat ini nama Geng itu masih tetap kura-kura.

Biadap Ayentra!

"Gue lagi bahas toples anjir! Bukan lagi bahas kura-kura sialan itu." Abebe tak tahan mendengar nama Geng tersebut! Emosi nya kini tak bisa di tahan.

Benar juga apa kata Abebe kenapa percakapan mereka sudah melenceng kemana-mana? Sampai nama Geng tak bermutu itu jadi bahan omongan.

Mereka bertiga menghela nafas lelah melihat kelakuan Kelakuan kedua curut tak berguna itu, terutama Ayentra si biang onar di antara mereka.

Sekarang ini mereka memikirkan nasib Abebe. Tak ada toples hempas sudah nama di dalam kertas bertulis kartu keluarga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Matheazil || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang