HAPPY READING 🍒
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau ada typo:)....
"Pagiiiii semuaa... Gara gue hari ini bareng lo ya, tungguin gue mau sarapan dulu." ucap Kara kepada sang kembaran."Males ah, lo juga biasanya bareng Bagas. Gue hari ini mau dateng telat biar kagak ikut ulangan matematika." jawab Gara.
Ya, dia Gara Justityo Putra kembaran sekaligus sahabat bagi Kara.
"Ihh papa liat deh Gara mau bolos ulangan." adu Kara kepada sang Papa
"Gara jangan dibiasain menghindar gitu kalau ada ulangan, minta belajar sama Bagas sana." kata Papa.Dia Papa Justityo, Papa Kara dan Gara sekaligus suami Mama Annisa, Mama Kara dan Gara.
"Oh iya, hari ini aku belum lihat Mama pa, Mama kemana?" tanya Kara
"Mama kamu tadi pagi dihubungi sama suster katanya ada pasien darurat." jawab Justityo
Fyi, Annisa adalah seorang dokter.
"Oh gituuu, ayo Gar gue udah selesai sarapan nii." ajak Kara.
"Ayo dehh." jawab Gara."Pah kita berangkat dulu ya, Papa hati-hati ke kantornya." ucap Kara.
"Iya sayang, semangat sekolahnya ya kalian."
Mereka menyalimi tangan Justityo bergantian. Setelah itu, mereka berangkat ke sekolah menggunakan mobil Gara yang merupakan hadiah ulang tahunnya yang ke 17 tahun.
...
Di sekolah."Nanti gue pulang sama lo lagi ya Gar." ucap Kara saat mereka sudah sampai di parkiran sekolah.
"Iya tapi tungguin gue latihan dulu." jawab Gara.
"Okee siap bos. Gue turun dulu ya mau nyalin PR hehe." ucap Kara dengan cengiran polosnya sambil membuka pintu mobil dan berjalan ke arah kelas XI Mipa 2.
"Kebiasaan deh tu anak, sama sih gue juga gitu haha," ucap Gara pada dirinya sendiri.
Gara keluar dari mobil menemui Bagas yang juga ternyata baru sampai bersama sang kekasih, Asila Azumi. Yang lebih akrab dipanggil Sila.
"Sayang aku ke kelas dulu ya." ucap Sila kepada Bagas.
"Iya hati-hati, semangat belajarnya," jawab Bagas sambil mengusap pucuk kepala Sila.
"Kamu juga," ucap Sila sambil tersenyum manis kemudian pergi ke kelasnya.
Sila sekelas dengan Kara di XII Mipa 2, sedangkan Bagas sekelas dengan Gara di XII Mipa 1. Kelas mereka bersebelahan hanya dipisahkan tangga yang menghubungkan lantai 1 dan lantai 2.
"Pagi Kara, tumben lo gak telat? Berangkat bareng Gara? Udah makan belum? PR lu yang dari Pak Botak udah? " tanya Sila bertubi-tubi. Sila memang orangnya cerewet sama seperti Kara. Tapi Kara lebih kalem sedikit. Sedikit loh yaaa... Haha.
"Kebiasaan deh lo nanya tuh satu-satu kalik. Iya gue bareng Gara, gue udah makan dan belum ngerjain PR dari Pak Botak, mana gue liat PR lo dong, pasti udah kan?" Tanya Kara.
"Udah dong, nih," Sila menjawab sambil menyerahkan bukunya.
Sila dan Kara kenal sejak kelas MPLS, bahkan Kara yang mengenalkan Sila dengan Bagas hingga membantu mereka sampai jadian.
...
Istirahat"Sil gue laper nih, kantin kuy." ajak Kara.
"Sama.. Pelajaran si Botak bikin nguras tenaga cuy," kesal Sila.
"Ihh mulut lo ya, meskipun botak gitu juga guru lo," ucap Kara.
"Haha becanda kali, yaudah kuy kantin," ajak Sila menarik tangan Kara keluar dari kelas.
Mereka berjalan beriringan sambil bergibah ria, mengabaikan beberapa pasang mata lelaki yang memandang dengan tatapan memuja, juga ada beberapa yang bersiul menggoda.
Sampai di kantin, sudah ada Bagas dan Gara yang menunggu mereka. Bagas dan Gara memang paling gercep kalau urusan kantin
"Haii sayang," sapa Sila kepada Bagas yang sedang memainkan ponsel.
"Hai, sini duduk," ajak Bagas sambil menarikkan kursi untuk diduduki Sila.
"Alay banget lo berdua, gak liat apa ada orang lain disini," sebal Kara sambil memutar bola matanya.
"Makanya cari pacar dong, jomblo mulu dari lahir," ejek Bagas.
"Kalo gue punya pacar, kasian Gara nih jomblo sendirian," jawab Kara sambil melirik Gara yang sibuk bermain game Among us, game yang lagi hitz ituloh.
Gara yang sibuk main game di ponselnya tidak menghiraukan sekitar. Bahkan dia hanya melirik sekilas ke arah Kara yang membicarakannya
"Halah bacot deh, buruen pesen laper nih," ucap Bagas.
"Yaudah sana pesen, gue sama Gara bakso aja minumnya es jeruk ya.. Gara yang bayarin," ucap Kara dengan seenak jidat.
"Yaudah iya terserah lo aja mau pesan apa," jawab Gara sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku.
"Tumben lo jinak sama gue hahaa," ucap Kara sambil cengengesan.
Lalu memanggil pelayan untuk memesan."Iya hari ini doang, karena kita lagi ulang tahun," ucap Gara mengagetkan Kara yang memang lupa kalau hari ini ulang tahunnya.
"Whatt iyaa gue lupa kalau kita hari ini ulang tahun," kaget Kara sambil melihat kalender di ponselnya.
"Yaudah santai aja, nanti malam juga bakalan ada pesta di rumah, kalian datang ya," ucap Gara kepada Bagas dan Sila
"Eh maaf ya gue nanti malem ada acara keluarga, sepupu gue nikah," ucap Sila merasa bersalah.
"Its okey santai aja lagian acaranya kecil-kecilan, yang diundang cuma kerabat dekat aja." jawab Gara santai.
Setelah itu pesenan mereka datang, mereka pun makan dengan keheningan. Suatu kebiasaan yang harus selalu diterapkan, mereka kalau makan memang tidak boleh sambil berbicara.
Kringgggg
"Udah bel nih, ayo Sil ke kelas," ajak Kara.
"Ayo.. Kita duluan ya." pamit Sila kepada Bagas dan Gara.
...
Pulang sekolah"Gar nanti malem yang dateng beneran cuma kerabat dekat?" tanya Kara saat mereka sudah sampai di rumah.
"Iya kata Papa sih gitu.. Katanya ada acara lain juga tapi gue gak tau acara lainnya apaan." jawab Gara sambil duduk di sofa ruang TV.
"Okedeh gue mau bocan dulu, byeee," ucap Kara sambil menaiki tangga menuju lantai 2 dimana kamarnya berada setelah mencium pipi Gara.
Sampai di tangga terakhir dia membalikkan badan.
"Gue mau maskeran dulu biar cantik." ucap Kara sambil menoleh pada Gara yang masih duduk di sofa.
"Bodoamat gua gak nanya." ucap Gara.
"Ihh lo kok nyebelin," kesal Kara sambil melempar sepatu sekolahnya tepat mengenai kepala Gara.
"Awas lo ya," ucap Gara mengejar Kara yang berlari menaiki tangga lalu masuk dan menutup pintu kamarnya sambil tertawa puas karena berhasil membuat kesal kembarannya itu.
🎐🎐🎐
Jangan lupa vote dan comment ya 🌼
Btw, ini cerita pertama aku:)Selamat membaca kisah BagasKara 🌈
979 kata, 9 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
BASKA (BagasKara)
Teen FictionKara Annisa Putri, gadis 17 tahun yang dijodohkan dengan sahabat laki-lakinya. Sahabat sedari duduk di bangku kanak-kanak hingga kini, sahabat yang menemani Kara selama ini. Terlebih lagi laki-laki itu sudah memiliki kekasih. BAGAS ALVIN WIJAYA "Gue...