Six (Hoodie dan Gulali)

24 12 2
                                    

🍁🍁🍁 HAPPY READING 🍁🍁🍁



"Agam mau ngapain?" Tanya Zemira saat Agam mendekatinya.

"Jangan deket-deket." Lanjut Zemira.

Kedua mata Zemira terpejam saat Agam mengulurkan tangan ke arah lehernya.
Tek,,
Dan label dari Hoodie pun berhasil di putuskan oleh Agam.

"Ngapain lo merem gitu?" Ketus Agam.

"Lo mau pamer kalo Hoodie lo ini baru dibeli? Makanya gak dilepas labelnya?" Lanjut Agam.

Zemira mematung dan menundukkan kepalanya, antara malu dan deg-degan semuanya menjadi satu. Rasanya wajah Zemira menghangat, ah pasti pipinya merah. Tidak, jangan sampai Agam melihatnya.

"Lo mikir jorok ya?" Tanya Agam tiba-tiba sambil menyipitkan matanya saat menatap Zemira.

Sontak Zemira mendongakkan kepalanya menatap Agam dan menggeleng cepat. 'astaga jangan-jangan gue bikin dia ilfil' batin Zem ditengah kecanggungannya.

"Pasti lo mikir aneh-aneh kan?" Desak Agam.

"Enggak." Ucap Zemira cepat.

"Kenapa muka lo merah?"

"Gak papa." Jawab Zemira dengan cepat.

"Kotor otak lo." Ketus Agam sambil memasangkan keresek tempat Hoodie tadi ke kepala Zemira, membuat wajah Zemira tak terlihat lagi.

"Agam, kok gini?!" Teriak Zemira, dengan kepala yang terbungkus kresek.

"Biar lo gak malu." Jawab Agam sembari melangkah meninggalkan Zemira yang berusaha melepaskan kresek dikepalanya sendiri.

Hari semakin gelap, begitu juga suasana semakin ramai. Teriak histeris terdengar bersahutan dengan gelak tawa anak-anak yang menaiki wahana khusus anak-anak, ada banyak penjual makanan, pakaian dan aksesoris kecil, bahkan ada yang menjual berbagai perabotan rumah tangga. Rasanya seperti apa yang kita cari tersedia semua disini.

"Agam, kesitu yuk." Ujar Zemira sambil menarik lengan Agam.

"Mau beli apa lagi lo? bangkrut gue jalan sama lo." Ketus Agam saat Zemira menunjuk stand berisi berbagai macam boneka dan aksesoris kecil.

"Zemira gak minta bayarin." Tegasnya.

"Hayuk." Zemira terus menarik lengan Agam, akhirnya Agam pasrah dan mengikuti anak kecil yang berbadan dewasa itu.

"Agam liat deh." Ujar Zemira saat menunjukan jepit dengan hiasan boneka alpaca kecil.

"Kaya lo." Singkat Agam.

"Lucu kan?" Senyum mengembang diwajah Zemira. Ada yang salah di diri Agam, kenapa rasanya aneh melihat Zemira tersenyum begitu. 'huh, perasaan gue gak ada riwayat penyakit jantung' batin Agam.

"Jelek." Ketus Agam sambil mengusir rasa anehnya.

"Bilang aja lucu, tinggal muji doang gengsi banget sih. Sama pacar sendiri juga." Sewot Zemira.

"Bang mau ini dong, berapa?" Tanya Zemira sambil mengacungkan jepit pilihannya.

"Itu doang neng?" Tanya penjual itu.

"Kalo itu 25 ribu, kalo neng mau beli sama ini harganya abang kurangin deh. 40 ribu aja dua ini." Jawab abang itu sambil menenteng blindfold.

"Yaudah gapapa, dua aja sekalian. Buat pacar saya yang itunya." Jawab Zemira sambil mencari keberadaan dompetnya.

"Loh, kok bayar sendiri neng. Gak ditraktir pacarnya?" Tanya abang penjualannya.

Namanya juga pasar malam, pasti dipenuhi dengan abang-abang yang suka bercanda jika mereka terlalu serius orang-orang tidak akan datang dan membeli di stand mereka. Tapi mau bagaimana lagi, Agam termasuk kedalam kategori manusia baperan yang tidak bisa di ajak bercanda.

Fall for [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang