seven (selip cerita)

8 2 0
                                    

🥀🥀HAPPY READING🥀🥀


--"--
ABIan

Pagi Stella
P
P
P
Woy bangun
Kebo!
Gue jemput ya?
Joging.
Temenin gue.
Pasti di read doang kan?
Gue OTW.

'gue gak bisa, lagi bantuin bokap ngurus kebun.'

Sibuk ya?
Kirain gue belom bangun
Jangan lupa sarapan
Sore aja gue jemput

'gue gak bisa, hari ini sibuk.'

Yaudah deh, malem aja?
Lo marah ya sama gue? Kok cuek.

'udah ya, gue sibuk.'

Oke.
Semangat ya ngurusin kebunnya.

--"--

Stella menghempaskan tubuhnya kembali ke kasur setelah membaca chat dari Abian, sama sekali tak bermaksud untuk mengabaikannya. Tapi kejadian tadi malah sedikit mengganggu perasaannya, rasanya seperti setiap kali Abian berbicara hanya tentang dan demi Zemira.

Joging? Apa ingin memata-matai Agam dan Zemira lagi? Dia tak pernah suka joging sebelumnya.

Menjaga kebun? . Tapi dibandingkan dengan menjadi mata-mata menjadi tukang kebun akan lebih mengasikkan.

Stella mengikat rambutnya, kemudian beranjak meninggalkan kamarnya.

____(Halaman belakang)

"Hay tanaman. Lagi ngapain?"
Sapa Stella pada tumbuhan-tumbuhan yang tersusun rapi di halaman belakang rumahnya.

Hamparan rumput hijau, stroberi yang mulai memerah pepaya masak dan banyak lagi jenis tanaman. Tanaman ini Ayah Stella yang menanam dan merawatnya, Stella tak terlalu suka berkebun tapi sangat suka makan buah.

Sebenarnya kebun ini tak perlu di jaga, hanya sebagai alasan untuk menolak ajakan Abian. Astaga perasaan Stella benar-benar terluka hanya karena sikap Abian tadi malam.

'bodoh' gumam Stella.

Dreet dreet

"Siapa lagi ini?" Gerutu Stella saat smartphone nya kembali bergetar.

"Nomor tidak dikenal? Bodo amat." Ucapnya mengabaikan panggilan setelah melihat panggilan tanpa nama itu.

--"--
+6285247******

Pagi.
Saya Ganesha.

'Oh, kak Ganesha? Maaf kak aku gak tau ini nomor kakak.'

Iya gak papa, saya juga tidak bilang kan?
Hari ini kamu sibuk? Saya ingin minta bantuan.

'bantuan apa kak?'

Kamu pernah bilang punya kebun kecil di halaman belakang kan? Boleh saya berkunjung lagi, saya perlu mengerjakan tugas penelitian.

'bisa kok kak, kakak tau rumahku?'

Saya ingat jalannya, kapan saya bisa kesana?

'terserah kakak aja, gimana enaknya.'

Baiklah, terimakasih sebelumnya.

--"--

"Malah jadi pemandu kebun gue, gak papa lah dari pada jadi detektif tanpa gajih." Gumam Stella sebelum merebahkan tubuhnya di kursi lebar yang terletak di bawah pohon pepaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fall for [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang