•☀️08☀️•

1.6K 362 495
                                    

HAECHAN POV

Sudah cukup lama aku tidak pulang untuk menjenguk ibuku karena sibuk mengurusi pengambil alihan perusahaan. Karena satu dan lain hal, penyerahan jabatan padaku berjalan lebih lambat dari rencana awal. Yah, itu memang bukan sesuatu yang gampang seperti membalikan telapak tangan.

Aku membuka pintu kamar ibuku. "Ibu~" Sapaku saat melihat dia terjaga.

Karena tubuhnya yang lemah, ibu memang tidak bisa terlalu banyak bergerak jadi sering kali dia hanya tidur sepanjang hari. Adalah hal yang langka jika aku membuka pintu ini, dia tidak tidur.

"Haechan-ah~"

"Ya bu, aku datang. Maaf ya aku sudah lama tidak datang."

"Tidak apa, ibu tahu kau sibuk dengan urusan perusahaan. Ibu dengar kau juga rajin belajar?"

"Oh? Tahu dari mana?"

Ibu tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya tersenyum jahil. Hari ini dia tampak lebih fit dibandingkan biasanya. Aku lega melihatnya.

"Ibu, mau jalan-jalan ke taman?"

"Mau. Ibu juga suntuk di sini terus."

Aku mendorong kursi roda ibuku menelusuri taman di halaman belakang. Bunga-bunga di sini terlihat sangat indah. Cuacanya juga sedang bagus.

"Haechan-ah, apakah kau yakin ingin mengambil alih perusahaan?"

"Iya. Aku akan melindungi apa yang menjadi milik kita."

"Apa kau tidak akan menyesal? Kau kan tidak pernah tertarik di bidang bisnis."

"Tidak apa-apa bu, aku masih bisa melakukan hobiku di kala senggang."

"Ibu harap kau bisa melalukan apa yang kau rasa ingin kau lakukan bukan apa yang kau pikir harus kau lakukan."

"Bu, aku sudah cukup puas melakukan apa yang kuinginkan, sekarang sudah saatnya aku untuk tidak hanya memikirkan diriku sendiri dan melakukan apa yang sudah seharusnya aku lakukan. Ibu tenang saja."

"Baiklah... sepertinya kau sudah membulatkan tekadmu."

"Iya. Ibu tahukan bagaimana jika aku sudah memutuskan sesuatu."

"Haha iya... lalu bagaimana dengan Jinhee?"

"Jinhee?"

"Iya. Apakah kau sudah menyukainya?"

"Eh?"

Apakah ibu tahu bahwa sebenarnya aku tidak mencintai Jinhee?

"Ibu tahu kamu, dan ibu tidak merasa kau menyukainya barang sedikitpun."

"Ibu tahu...?"

"Iya. Ibu sebenarnya tidak mengerti kenapa kamu melakukannya tetapi ibu melihat kau sudah membulatkan tekadmu juga waktu itu. Waktu kau membawanya ke sini untuk pertama kalinya."

"Kenapa... ibu tidak mengatakan apa-apa?"

"Mau ibu larang seperti apapun, kau tidak akan mendengarkan. Itu hanya akan membuang-buang energi ibu saja. Sebenarnya ibu juga agak gelisah awalnya..."

"Lalu, saat melihat Jinhee sekali lagi. Ibu yakin dia akan memperlakukanmu dengan baik. Ibu malah lebih tenang jika ada dia di sampingmu."

"Begitu kah?"

"Kau jangan terlalu jahat padanya, baik-baiklah... dengan begitu rasa bersalah ibu akan berkurang."

"Kenapa ibu merasa bersalah?"

"Gimana tidak? Meski mengetahui semuanya ibu tetap membiarkan dia menikahi anakku yang dingin ini. Kasihan sekali dia."

"Ei... ibu bicara apa... dia malah senang bisa melihat wajah gantengku ini setiap hari."

Orbit✔ • Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang