•☀️27☀️•

1.8K 320 422
                                    

JINHEE POV

Haechan berhenti di tempat parkir apartemenku.

"Jinhee-ya, maafkan atas semua kesalahanku. Maaf karena terus menyakitimu."

"Mulai sekarang akan kupastikan tidak akan ada yang bisa menyakitimu lagi, aku pun tidak."

"Janji?" Tanyaku.

Haechan mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingkingku.

"Janji." Ucapnya.

"Apa sih, kayak anak kecil saja..."

"Oh? Rasanya aku kenal kata-kata itu..."

Kami terkekeh.

"Aku pulang dulu ya... hati-hati di jalan." Pamitku sambil membuka pintu mobil.

"Kau yakin tidak ingin bersama denganku saja hari ini?"

Aku melotot padanya, bersiap untuk marah.

"Bercanda-bercanda... aku pulang. Tidur yang nyenyak ya!"

"Bye."

"Bye. Good night!"

Aku berjalan masuk. Selama berjalan aku melambai kepadanya, 2x, 3x, 4x... baiklah, entah seberapa banyak. Sepertinya setiap langkah aku berhenti untuk melihat ke belakang dan melambaikan tanganku pada pria berkulit cokelat yang ada di dalam mobil itu.

Aku masuk ke dalam apartemenku, melakukan ritualku sebelum pergi tidur lalu melemparkan tubuhku ke atas kasur.

Me:
Sudah tiba di rumah?

Lee Haechan:
Ya. Baru saja. Pergilah tidur. Good night.

Aku tersenyum sambil menempelkan layar ponsel itu ke dadaku, seolah dengan begitu aku bisa menyimpan pesan darinya ke dalam hatiku.

Ah... Irene...

Aku belum cerita ke Irene kalau aku bertemu Haechan hari ini dan memutuskan untuk kembali pada Haechan. Aku takut Irene akan memarahiku jika aku memberitahunya. Semua orang pasti akan bilang aku benar-benar bodoh sampai menerima Haechan lagi.

Aku menarik nafasku dan dengan ragu mengetik pesan untuk Irene. Kami sudah berjanji untuk tidak menyimpan rahasia dan saling berbagi, masalah apapun itu. Aku tidak ingin menyembunyikan hal ini darinya, jika suatu saat dia tahu dari orang lain... dia pasti akan kecewa.

Me:
Irene-ah, hari ini aku bertemu Haechan...

Airinirini~:
Lalu?

Me:
Kami... kembali bersama.

Aku segera memejamkan mataku, jantungku bahkan sudah deg-degan. Bersiap untuk menerima omelan dari Irene. Sebentar lagi dia pasti akan meneleponku.

Airinirini~:
Baguslah.

"Bagus?? Kenapa jadi bagus??"

Aku bingung sendiri dengan balasan Irene. Aku meneleponnya.

"Irene­-ah, kubilang aku kembali bersama Haechan."

"Iya, kan sudah kubalas. Baguslah."

"Bagus...?"

"Kenapa? Kau berharap aku menjawab apa memangnya? Selamat? Atau yeah! Let's go party! Begitu?"

"Tidak... kau tidak marah?"

"Walau kita belum lama saling kenal, tapi kau adalah teman terdekatku. Aku bisa tahu kalau selama ini kau masih belum bisa melupakan dia. Walau kau terlihat ceria di mata orang lain, tetapi tidak begitu di mataku."

Orbit✔ • Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang