•☀️28☀️•

3.1K 368 743
                                    

Vote, comment and share!^^

"Masuklah." Kataku pada Haechan.

Haechan masuk ke dalam apartemenku dan melihat-lihat ke sekeliling. Ini adalah pertama kali baginya. Bagiku, ini adalah hari jadi kami yang ke-100 hari. Seratus hari semenjak kami kembali bersama. Memang aneh sebenarnya, kenapa aku menghitungnya seperti itu... padahal secara hukum kami sudah menikah berbulan-bulan. Tepatnya hampir setahun.

"Wah... ternyata wajahmu yang sekarang dengan dulu waktu SMA terlihat berbeda juga ya."

Haechan mengangkat figura foto itu dan menyandingkannya dengan wajahku yang sekarang.

"Kenapa? Aku jelek ya dulu?"

"Aku tidak bilang apa-apa loh ya... yah, tapi kuakui kau semakin cantik."

"Ish... sama aja itu artinya kau mengakui aku dulu jelek. Itu ya alasan kenapa kau menolakku dulu?"

"Tidak. Bukan begitu. Hanya saja... aku memang tidak punya perasaan apa-apa."

Kami duduk bersama dan tentu saja ditemani oleh bir dan beberapa camilan.

"Aku penasaran. Bukankah banyak sekali yang menyatakan perasaannya padamu dulu waktu SMA? Apa kau benar-benar tidak menyukai satu pun dari mereka?"

"Tidak."

"Tidak? Bagaimana bisa..."

"Mereka bertindak baik padaku karena menyukaiku, mereka tidak pernah menunjukkan sikap aslinya padaku. Bagaimana bisa aku menyukai mereka?"

"Hmmm begitu ya..."

"Kau tidak tahu kan rasanya menjadi seorang yang populer di sekolah? Percayalah, itu menyesakkan."

Aku menyipitkan mataku. "Omonganmu menyebalkan..."

"Hehe. Maaf deh."

"Jinhee-ya, kau tidak ingin pergi menemui ibumu? Maksudku, kudengar kalian jarang sekali bertemu..."

"Tidak. Aku lebih suka kami seperti ini. Berada di dekatnya membuatku agak tidak nyaman."

Haechan mengangguk, "Bisa saja kau merasa begitu... kapan kau akan menceritakan tentang keluargamu? Aku sebenarnya menantikan ceritamu."

"Nanti ya, aku pasti akan bercerita. Tapi tidak sekarang..."

"Baiklah, tidak apa-apa. Kita masih punya ribuan bahkan mungkin jutaan hari bersama, kau bisa memilih hari yang tepat."

"Terima kasih."

"Kenapa terima kasih segala... tapi, aku cukup terkejut dengan ibumu. Dia sebenarnya menemuiku sebelum berita tentang pencabutan tuntutan itu diturunkan."

"Ibu?"

"Iya. Sejujurnya... kalau kuingat-ingat sekarang... aku cukup kesal kau menemui ibumu untuk membantuku seperti itu. Rasanya seperti kau tidak mempercayai kemampuanku..."

"Ah... kau tidak bermaksud seperti itu, aku hanya ingin membantumu..."

"Aku tahu, tetapi mulai sekarang kita harus menyelesaikannya bersama ya. Jangan mengambil tindakan sendiri, kita harus mendiskusikannya bersama-sama."

Seperti biasa, kami mengaitkan jari kelingking kami sebagai bentuk bahwa kami akan menjaga kesepakatan kami.

Seperti biasa, kami mengaitkan jari kelingking kami sebagai bentuk bahwa kami akan menjaga kesepakatan kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Orbit✔ • Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang