Sky dan Haris mengikuti langkah Salju menuju tempat di mana wanita muda itu memarkir kendaraan. Mereka memindahkan satu per satu bahan-bahan pembuat roti yang mereka punguti tadi ke dalam bagasi mobil.
"Terima kasih bantuannya, Pak Haris. Saya pamit dulu," ucap Salju pada Haris.
Haris mengangguk kaku seraya melirik Sky yang tersenyum masam sambil mendengkus kesal.
"Aku kira kamu seorang wanita yang memiliki harga diri tinggi." Kalimat Sky mengurungkan kaki Salju untuk beranjak pergi. "Percuma aku bersusah payah meyakinkanmu dengan cara terhormat, ternyata kamu lebih memilih cara murahan yang dilakukan Fagan."
Mata Haris terbelalak mendengar kalimat yang keluar dari mulut Sky. "Pak Sky ...." Ia mengingatkan. Namun wanita itu cukup jelas dan kembali memutar badan.
"Tahu apa Anda tentang Fagan, Pak Sky?" tanya Salju.
Sky menarik satu sudut bibirnya. "Setidaknya aku tahu kalau wanita yang haus rayuan sepertimu sangat cocok dengan manipulator kayak dia."
PLAK!
Tamparan keras yang Salju lakukan pada pipi Sky menarik perhatian beberapa pasang mata yang ada di sekitar mereka.
"Tolong jaga ucapan Anda. Tidak ada yang mengenal dia lebih baik dari saya mengenal dia, Pak Sky!" tegasnya penuh penekanan.
Tidak banyak kata, wanita itu masuk ke dalam mobil dan melajukan kendaraannya, meninggalkan Sky dan Haris yang masih menjadi perhatian orang-orang.
"Sebaiknya kita pulang saja, Pak," saran Haris.
Sky tidak memberikan jawaban, ia masih menatap mobil Salju penuh dendam.
***
Malam semakin larut dan Sky tidak kunjung mengistirahatkan pikirannya. Ia sedang duduk di ruang tamu rumah neneknya dengan terus menatap rencana proyek yang akan dilakukan Actmedia dengan perkebunan teh Sonogiri. Kemarahan dan penyesalan sedang mengusik hati juga pikirannya.
Dia sadar jika sudah terlalu percaya diri untuk bisa mendapat apa yang ia inginkan. Dia juga menyesal sudah terlalu berharap jika wanita itu akan luluh dengan kejujuran dan kesabarannya dalam mendapatkan sebuah kepercayaan. Ternyata, seangkuh-angkuhnya wanita itu tetap saja bisa ditakhlukkan oleh womanizer seperti Fagan. Tidak bisa dipungkiri jika pria itu memang lebih ahli dan pasti banyak pengetahuan tentang wanita. Dan Sky, tidak punya keahlian itu.
"Oke! Cukup sampai disini!"
Di antara perkebunan teh yang ada di Negeri ini, Sonogiri merupakan perkebunan teh yang memiliki paket lengkap dan sangat cocok dengan konsep perusahaannya. Terutama untuk klien besar seperti Axanta group.
Akan tetapi, keputusan untuk menyudahi semua ini sudah bulat. Sky tidak mau membuang-buang waktu, mengemis dan mengiba lagi untuk proyek ini.
Bagaimanapun Sky sudah berusaha beberapa bulan terakhir ini. Sudah cukup, ia akan berusaha mencari cara lain untuk mempertahankan Axanta group. Bahkan, mencari perusahaan lain yang akan menggantikan posisi Axanta pun telah dilakukan jika saja perusahaan itu memutuskan untuk menyudahi kerjasama di antara mereka.
***
Seminggu sudah berlalu, Sky sudah berulang kali menemui perwakilan Axanta group bahkan ia sempat sekali bertemu founder perusahaan makanan dan minuman terbesar se-Asia itu untuk meyakinkan konsep baru yang dibuat.
Pemilik perusahaan itu menyukai konsep baru milik Sky, terapi pria tua yang berusia sudah hampir satu abad itu masih menginginkan kebun teh Sonogiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanskara Sky [END]
Romance"Menikahlah denganku, aku membutuhkanmu untuk bahagia." -Sanskara Sky