Kilas - 3

10 2 0
                                    

Aku tau kau mengikutiku..
Termakan pancaran langkahmu dibayangan ku...
Kau paham benar bahwa betapa tak transparan nya aku..
Kau mencoba melepaskan ku pada beban berat waktu yang melapisi ku..
Tapi itu hampir berhasil mengupas seluruh beban ini..
Aku tak bisa keluar... tapi aku butuh di kluarkan..
Adanya dirimu meringankan langkahku..
Masalalu.... haha..
Betapa bodohnya akuuu!...
Seketika ucapanmu memecahkan kecilnya atmosfer pemikiran ku..
Terimakasih telah membantuku keluar...
Akan ku tinggalkan masalalu bodoh itu..
Tetapi kumohon..
Jangan lagi melangkah di belakangku..
Akan lebih baik lagi jika kau melangkah di sampingku..

Baiklah, aku akan mengajakmu duduk sebentar. Menatap langit, dan membujukmu untuk memahami diri mu sendiri.
Setelah kau katakan akan melepas masalalu itu, kau belum benar2 yakin pada dirimu sendiri, aku tau itu. Terlihat dari pancaran cahaya matamu.
Kau memang bodoh, tapi kau beruntung. Tuhan membuat mu jauh dari orang yg sama sekali tidak menghargai mu bahkan masalalu2 yg menyedihkan lainnya.
Kau menjalani itu sebab, Tuhan ingin kau belajar. Berterima kasihlah ketika kau sudah benar2 merasa lepas, lega tanpa tekanan.
Aku akan pergi sebentar, lalu kembali lagi dengan secangkir kopi dan makanan ringan.
Aku tau kau lapar.
Semua orang tidak bisa berpikir jernih ketika lapar.

Daily Literacy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang