"Bisa tolong jelasin apa maksud yang terjadi barusan?" Buru-buru kubalikkan tubuhku. Melihat ke arah sumber suara.
"Bi-bi-bisa. Yuk, masuk dulu. Nanti gue jelasin ke kalian berdua. Lengkap." Kuraih lengan Sofi dan Maysha sekaligus. Kuseret mereka berdua masuk ke ruangan.
Kuceritakan semua dari A-Z pada Sofi dan Maysha. Aku tak merasa heran. Mereka berdua kaget bukan main. Kami bertiga sedang berbicara di kantin kampus. Mencari tempat yang agak sepi. Menghindari dari para "Babi Miyabi". Please, bukan artian dari babi peliharaan Miyabi, si aktris film panas itu. Babi Miyabi adalah sebuah perkumpulan. Ada arti dibalik nama itu. Dan, aku berani menjamin kalau artinya agak membuat merinding, Barisan Bidadari Miliknya Pak Abi. Horornya melebihi malam Jum'at Kliwon. Aku tak sanggup membayangkan reaksi mereka saat tahu Dewa yang dipujanya tak lagi menjadi milik para bidadari itu.
"Lo nggak lagi bercanda kan?" tanya Sofi. Aku menggeleng. Kuletakkan telunjuk di depan bibir, memberi kode pada Sofi agar tetap bicara secara perlahan.
"Emang gitu kenyataannya," ucapku.
"Berarti waktu itu gue nggak salah denger kan pas lo manggil dia Om?" Sofi menepuk punggung tanganku kencang.
"Keadaan nggak memungkinkan banget saat itu, Sof," ucapku.
"Bentar...bentar, ini jadi statusnya Pak Abi duda?" sambar Maysha. Aku mengangguk.
"Iya, dia dudanya almarhumah tante gue. Tante gue meninggal 3 hari setelah pernikahan. Pas mereka lagi honeymoon di Bali," jelasku. Sofi dan Maysha mengangguk paham.
"Gila! Gue kaget loh. Gue aja nggak tau kalo Pak Abi udah nikah. Rapih banget sih nutupinnya." Maysha mengaduk-aduk sepiring gado-gado yang sudah dipesannya.
"Bukan ditutupin, May. Tapi, tadi Nadia bilang undangan mau disebar seminggu sesudah akad. Rencana nggak sesuai sama takdir. Mungkin, kalo istrinya masih hidup, kita juga kondangan ke resepsinya mereka. Ya kan, Nad?" Sofi melempar pandangan ke arahku yang sedang menyeruput es teh manisku. Kurespon dia dengan anggukkan.
"Jadi, semuanya udah jelas ya. Gue udah ngga ada utang penjelasan ke kalian. Masalah status dia yang pernah nikah dan pernah jadi Om gue, tolong dikeep ya," Aku memohon pada Sofi dan Maysha.
"Pasti. Insha Allah, kita bisa jaga ini ya May?" tanya Sofi pada Maysha yang ditanggapi anggukan yang mantap.
Hari pertama mengajar di semester baru merupakan pengalaman yang menarik. Aku dipertemukan dengan banyak sekali wajah-wajah polos mahasiswa baru yang baru beradaptasi dengan kehidupan perkuliahan. Banyak cerita tentang alasan mereka berkuliah yang kudapat dari mereka langsung.
Gilang, tahun ini usianya genap 22 tahun. Setelah lulus dari SMA, Gilang tak langsung melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan. Gilang diarahkan oleh sang Ayah untuk lebih melatih fisiknya demi menjadi seorang tentara. Sudah lebih dari 5 kali gagal dalam tes penerimaan, membuat Gilang memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya dan mengubur dalam-dalam cita-cita menjadi tentara.
Berbeda dengan Gilang. Seruni, memilih untuk berkuliah di jurusan ini karena dia merasa lemah dengan segala hal yang berbau hitung-menghitung. Andai saja dia tahu, bahwa jurusan yang dipilihnya inipun gak luput dari mata kuliah statistik yang menjadi mata kuliah wajib.
Dea, seorang Ibu muda usia 22 tahun. Setelah lulus SMA, Dea terpaksa menerima perjodohan yang dibuat orangtuanya. Dea menikah muda di usia 19 tahun. Di usia 20 tahun, Dea sudah menyandang status menjadi seorang Ibu. Suaminya memberi dukungan padanya untuk melanjutkan kuliah. Suaminya berharap kelak Dea tetap bisa mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang guru walaupun sudah menikah.
![](https://img.wattpad.com/cover/236580308-288-k310034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia (Omku) Suamiku (COMPLETED) SEBAGIAN CHAPTERS DIUNPUBLISH YA
RomanceTambahin cerita ini di library kalian ya. Biar tau kalo ada update terbaru 😘😘LIKE AMA COMMENT JANGAN LUPA YA BEBS..... ❤❤❤❤ Nadia paham betul bagaimana sakitnya dikhianati. Rasanya berkali-kali lipat sakit karena pengkhianatan itu dilakukan oleh d...