Happy reading👁👄👁
17++ warning!
Jangan lupa voment💙💙💙💙
***
6. CIUMAN PETAMA
“Cium? Peluk? Atau yang lain?”
“Lo udah buat gue emosi!” bisik Bintang penuh penekanan. Bulan meneguk saliva saat Bintang menarik dagunya.
Cup!
Bintang mencium Bulan dengan lembut dan menuntut. Namun justru membuat Bulan ingin menangis karena tidak habis pikir Bintang akan benar-benar melakukannya.
Setelah lama, Bintang melepaskan pegutannya lalu menatap Bulan yang tengah ketakukan dan shok dengan wajah super merah dan mata terpejam. Bintang sadar dengan apa ia lakukan barusan. Sangat sadar, kalau dia mencuri start ciuman pertama Bulan.
“Gak bisa gerak? Hm?” Tanya Bintang menintimidasi membuat Bulan perlahan membuka mata perlahan. Nafasnya menggebu saat menyadari pegutannya terlepas. Bulan butuh oksigen lebih.
“Lo itu gue apa-apain mau aja, apa sama cowok lain lo juga gini?” Tanya Bintang remeh dengan senyum miring.
Mata bulan memanas, ingin sekali menangis saat Bintang mengatakan hal itu setelah ia melecehkannya begitu saja. Apa Bintang tidak memikirkan perasaanya?
“Lo emang kayak cewek murahan.” Dadanya sesak bukan main, air mata juga turun begitu saja dari pelupuk yang sudah menggenang.
“Dari sini aja gue bisa liat kalau lo emang murahan.” Ujar Bintang ketus. Bulan menunduk sambil menangis, bahunya bergetar. Bintang berbicara begitu kejam seolah Bulan yang salah disini. Jelas saja Bintang yang berbuat seperti itu. Bulan semakin menangis, air matanya menetes begitu saja jatuh ke atas sepatu yang ia pakai.
Bintang melepas tangannya yang bertumpu di atas tembok. Lalu menatap bulan dengan tangan bersedekap. Melihat Bulan menangis seperti itu, Bintang sempat berfikir, apa ucapannya terlalu kasar? Apa ia berlebihan sampai mencium Bulan?
“Bulan emang suka sama Bintang, tapi Bulan bukan perempuan murahan.” Ucapnya lalu berlari begitu saja sambil terus mengeluarkan air mata. Hanya satu tempat yang Bulan punya sekarang. Tempat untuk mencurahkan perasaanya yang sesak, tidakada tempat lain untuk mengadu. Sebenarnya bukan hanya karena dicium, Bulan juga merasa sesak saat Bintang merendahkannya.
Bintang hanya diam memperhatikan punggung Bulan yang mulai menjauh, di luar dugaan sebenarnya jika reaksi Bulan akan seperti itu. Bintang fikir, Bulan akan senang atau apa saat ia menciumnya. Tapi nyatanya bukan. Bulan memang bukan murahan, tapi hanya terlalu ceria hingga Bintang benar-benar merasa risih.
Setelah itu Bintang berjalan kembali menuju temannya ke depan warbon seolah tidak terjadi apa-apa. Duduk di saping Ubay yang sudah kembali di tempat asalnya.
“Sumpah lo apain si Bulan sampe tuh cewek nangis?” Tanya Genta pada Bintang yang duduk dengan wajah datar tanpa ekspresi.
“Dia nangis sambil lari, Gehan sempet nanya tapi Bulan tetep lari gitu. Sumpah!! Lo apain?” Desak Abam ikut duduk. Kini ketujuh cowok itu sedang nimbrung mengitari meja bundar.
KAMU SEDANG MEMBACA
WIIL YOU BE MY LIGHT?
Teen FictionJudul awal : Bulan untuk Bintang Apakah mampu Bulan bertahan dengan semua luka dihatinya? Apakah Bulan mampu meluluhkan hati Bintang??