Part Sembilan

114 19 11
                                    

Hari ini para pangeran benar-benar tidak memiliki pekerjaan apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini para pangeran benar-benar tidak memiliki pekerjaan apapun. Jaehyun yang berkata ingin ke kebun setelah melihat istana baru memilih tetap di istana dan tidak jadi pergi.

Seokmin dan Mingyu yang merupakan tipe orang yang tidak bisa diam, mudah lapar, banyak makan, dan bisa memasak lagi-lagi berkutat di dapur berdua. Menjadi bertiga ketika di pertengahan memasak, Jaehyun bergabung.

Eunwoo malah asyik beradu catur dengan Jiyoung. Lalu para wanita? Mereka hanya diam menontoni kelima pria tercinta mereka itu melakukan kegiatannya masing-masing.

Tuk.

"Min—"

Duagh.

Keadaan dapur gaduh sekali. Baru saja Mingyu menjatuhkan baskom berisi air dan ketika dirinya berniat mengambil kain pel untuk membersihkannya, Mingyu malah terpeleset.

Jaehyun menghela napas melihat tingkah adik bungsunya itu. Ia memijit pelipisnya menahan rasa gemas baru kemudian membantu Mingyu berdiri.

Seokmin justru kurang ajar. Dia malah menertawakan insiden jatuhnya Mingyu tadi. Mulutnya mengangga lebar sekali. Menunjukkan betapa bahagianya Seokmin ketika tertawa.

"Kau—"

"Ya! Kenapa kau malah menjatuhkan tepung sekarang!?"

Semua orang terkejut dan refleks menoleh ke arah dapur. Lebih tepatnya ke arah Jaehyun yang baru saja berteriak.

Iya. Seorang Jaehyun yang terkenal lembut baru saja berteriak karena pusing menghadapi sifat ceroboh si bungsu, Mingyu.

Mingyu terdiam. Ia syok. Bukan syok karena dimarahi, tetapi karena lagi-lagi tubuh atlestisnya itu menjatuhkan sebuah barang.

Ekspresi wajahnya muram sekali. Mingyu benar-benar menunjukkan rasa menyesalnya.

Air dan tepung. Akan sangat sulit untuk dibersihkan jika sudah menyatu seperti itu. Lengket.

Sementara itu, Seokmin sibuk mengambil kain lap dan baskom berisi air yang baru. Pria itu berjongkok dan mulai membersihkan kekacauan yang Mingyu perbuat di lantai.

Mingyu langsung mengambil kain yang lain dan ikut membantu Seokmin membersihkan lantai.

"Aku jadi membayangkan sesuatu," ujar Sora. "Jika nanti Mingyu tinggal sendiri di istananya, akan jadi sekacau apa seisi istana karena ulahnya?"

"Sora kau berlebihan," balas Sujin yang terkekeh pelan.

Seperti itulah Mingyu. Bahkan dulu dirinya pernah merusak bohlam. Berniat untuk mengganti bohlam di kamar mandi, Mingyu malah menjatuhkan bohlam baru itu sampai pecah.

Terlalu banyak kecerobohan nan menggemaskan yang Mingyu lakukan sepanjang dua puluh tiga tahun ia hidup. Dari seorang bayi lucu hingga menjadi pria tampan seperti sekarang ini.

4 Prince of NASE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang