Part Empat

156 24 48
                                    

Tung!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tung!

"Luar biasa, Mingyu!"

Lima warga desa yang satu ruangan dengan para pangeran benar-benar merasa berbeda menghadapi tingkah para pangeran sekarang.

Seperti barusan. Seokmin memekik ricuh karena Mingyu berhasil menjatuhkan semua pion dalam sekali lemparan.

Pangeran nomor dua itu tidak ikut bermain. Ia hanya menonton. Menjadi pemandu sorak untuk ketiga saudaranya yang sedang bertanding. Tetapi tadi Seokmin sempat bermain beberapa kali.

Kelima warga desa juga bukannya lanjut bermain, mereka lebih memilih seperti Seokmin. Menjadi penonton pertandingan seru antara Jaehyun, Eunwoo, dan Mingyu.

Mendapat sorak-sorai dari para penonton membuat Mingyu senang tentu saja. Ia mencolek hidungnya sendiri dengan telunjuk kanan lalu mengarahkan jari itu untuk menunjuk Jaehyun yang akan melempar selanjutnya.

Ekspresi si bungsu sangat mengesalkan bagi Jaehyun. Jelas saja. Mereka sedang bertanding sekarang. Kompetisi bowling.

Suasana ruangan hening karena semua orang mengamati, menunggu Jaehyun yang sedang mengambil ancang-ancang untuk melempar bola.

Tung!

Sama seperti Mingyu, Jaehyun juga berhasil menjatuhkan semua pion dalam sekali lemparan. Bahkan gerakan bolanya lebih mulus dibandingkan bola Mingyu tadi.

Jaehyun balas menatap adik bungsunya dengan tatapan mengejek. Di ujung sana, Eunwoo terus merapalkan doa dalam hati. Ia juga tidak boleh kalah. Ia juga harus menjatuhkan semua pionnya.

Dan—

Tung!

—untuk yang ketiga kalinya strike dilakukan oleh ketiga pangeran itu dengan sangat baik. Seokmin sebagai penonton merasa sangat bangga.

"Pangeran Seokmin kenapa tidak ikut bermain?" Tanya salah satu gadis yang dengan malu-malu duduk di dekat sang pangeran.

Lima warga desa di dalam ruangan itu terdiri dari tiga lelaki dan dua gadis.

Seokmin menggeleng, "Aku tidak bisa bermain bowling. Ehm, sebenarnya bisa saja. Tetapi tidak, ah. Melihat mereka bermain juga sudah menyenangkan. Benar, 'kan?"

Si gadis mengangguk kikuk dengan wajah yang memerah tomat karena diberi senyuman oleh Seokmin.

Oh, ayolah ... Seokmin itu memang murah senyum. Senyumannya sangat lebar sehingga mata bulan sabitnya terbentuk dengan manis.

"Seokmin ayo main!" Pekik Eunwoo dari ujung kanan sana.

"Tidak mau!" Seokmin balas memekik, "Aku tidak berniat main. Kalian saja."

"Lalu untuk apa kau ikut kemari jika tidak bermain?" Mingyu menyahut cepat.

"Menonton. Yang penting, 'kan aku mau ikut," balas Seokmin.

4 Prince of NASE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang