Part Duabelas

106 17 2
                                    

Hari yang ditunggu akhirnya tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang ditunggu akhirnya tiba. Di saat si bungsu Mingyu pergi untuk menjemput gadisnya, berbeda dengan ketiga kakaknya yang hanya duduk diam menunggu makan malam.

Di rumahnya, Sakura cemas bukan main karena benaknya terus saja memikirkan bagaimana reaksi ketiga pangeran yang lain nanti ketika ia datang.

"Sudalah, Sayang ... ayo kau berangkat sana. Tidak enak jika Pangeran Mingyu menunggumu," ujar Rinn.

Mingyu dan Sakura janji bertemu di kafe. Mingyu akan menjemput gadisnya di kafe dengan menggunakan mobil.

Sejujurnya, para pangeran memang memiliki mobil pribadi. Hanya saja jarang dipakai karena mereka tidak pernah bepergian ke tempat yang jauh. Masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Tapi khusus untuk hari ini, Mingyu ingin sekali memanfaatkan mobil miliknya untuk menjemput Sakura.

Saat ini Mingyu merasa amat senang. Sebentar lagi ia akan mengenalkan Sakura—gadis yang dicintainya pada seluruh keluarga kerajaan. Tetapi tak ayal Mingyu merasa ssdih juga.

Ia merasa tidak tega karena bahagia sendirian sedangkan ketiga kakaknya tidak. Mingyu juga berharap bisa mengenal gadis-gadis tercinta kakaknya.

"Eh? Sakura belum tiba? Baiklah tak apa jika menunggu sebentar," gumam Mingyu.

Pria itu tetap duduk tenang di dalam mobil selagi menunggu. Ketika sosok cantik Sakura yang terbalut gaun selutut berwarna hijau pastel datang, barulah Mingyu keluar dari mobil.

"Hai," sapa Mingyu lebih dulu.

"Hai, Pangeran," balas Sakura seraya mendunduk hormat.

Mingyu terkekeh, "Tidak usah hormat segala. Malam ini kau pasanganku, 'kan? Jangan kaku. Ayo masuk, kita sudah ditunggu."

Sakura hanya membalasnya dengan tersenyum canggung lalu masuk ke mobil sisi penumpang. Inginnya duduk di kursi belakang, hanya saja Mingyu lebih dulu membuka pintu samping penumpang untuknya.

Sepanjang perjalanan di mobil hanya ada keheningan. Sakura jelas saja canggung dan Mingyu memahami hal itu. Lagipula, mereka memang tidak memiliki topik untuk dibicarakan.

Bangunan istana yang menjulang tinggi dengan megah sudah terlihat. Perasaan Sakura semakin berkecamuk. Dalam benaknya langsung muncul wajah tiga pangeran yang membuatnya semakin gelisah.

"Tidak usah gelisah begitu," ujar Mingyu. "Ayah, Ibu, Bibi, dan kakak-kakakku pasti akan menerimamu dengan baik. Aku yakin tidak akan ada tatapan intimidasi di dalam nanti."

Pria itu terkekeh. Mingyu peka jika Sakura tengah merasa gelisah. Hanya saja Mingyu salah mengartikan kegelisahan gadis di sampingnya itu.

Dengan langkah yang terlihat jelas ragu-ragu, Sakura mengikuti langkah Mingyu untuk masuk ke istana. Mereka berjalan berdampingan, tetapi sebenarnya Sakura berada satu langkah di belakang Mingyu.

4 Prince of NASE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang