Part Enambelas

101 14 0
                                    

Sejak hari di mana Eunwoo dan Mingyu berbaikan, hubungan mereka berempat terjalin semakin baik dan lebih dekat dari sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak hari di mana Eunwoo dan Mingyu berbaikan, hubungan mereka berempat terjalin semakin baik dan lebih dekat dari sebelumnya.

Bahkan dua hari sejak saat itu, Jiyoung kembali mengundang Sakura berserta dengan kedua orangtuanya untuk makan malam istimewa di istana.

Kali ini Sakura datang bukan sebagai pasangan Mingyu, melainkan pasangan Jaehyun.

Tidak ada lagi sorot iri ataupun kecewa dari Eunwoo maupun dua pangeran yang lain. Mereka justru amat senang melihat Jaehyun yang semakin dekat dengan Sakura setiap harinya.

Seokmin bahkan tidak tanggung-tanggung untuk menggodai kedua sejoli itu. Ia menghias satu buah anak panah miliknya dengan kertas merah yang ia bentuk menjadi hati. Berperan sebagai dewa cinta yang akan memberikan panah cinta itu pada Jaehyun dan Sakura.

Geli memang, tetapi Jaehyun senang. Ia senang karena saudara-saudara mendukung hubungannya dengan Sakura.

Hubungan Jaehyun dan Sakura jelas saja semakin dekat sejak jamuan makan malam itu. Mereka sering pergi bersama.

Seperti sekarang. Sudah seharian ini Jaehyun mengajak Sakura jalan-jalan sejak pagi. Dari mulai menonton teater, memasak lalu makan bersama, dan sekarang ke pantai.

Sakura sangat menyukai pantai dan Jaehyun jelas tahu akan hal itu. Sampai di pantai, Sakura dibuat takjub karena ternyata Jaehyun menyiapkan tempat untuk makan malam yang dihias dengam sangat indah.

"Sampai ada lampu hias juga," Sakura terkekeh. "Lampunya disambung dari satu pohon ke pohon lain? Emangnya boleh?"

"Boleh. Aku, 'kan tidak merusak pohonnya," balas Jaehyun.

"Dasar," cibir Sakura. "Kau bisa saja menjawabnya."

Jaehyun tersenyum, "Tetapi kamu menyukainya, 'kan? Bagus tidak?"

"Aku sangat menyukainya. Ini lebih dari sekadar bagus untukku. Terima kasih, Jaehyun," ujar Sakura malu-malu.

Sejak mereka resmi berhubungan Jaehyun memang memaksa Sakura untuk terbiasa memanggilnya langsung dengan nama tampa embel-embel Pangeran lagi.

Tentu saja Sakura belum terbiasa. Bahkan gadis itu masih merasa bermimpi jika pria di sampingnya ini bukan hanya sekadar pangeran yang sering datang ke kebunnya lagi, melainkan kekasihnya sekarang.

"Apapun untukmu," balas Jaehyun seraya mendaratkan satu kecupan ringan di kening yang sukses membuat Sakura berdebar dan merona.

Detik berikutnya Jaehyun menggandeng Sakura menuju meja makan yang terletak dua meter dari bibir pantai. Ia bahkan menarik kursi untuk Sakura duduki.

Sakura terkekeh melihatnya. Ia tidak pernah menyangka jika Jaehyun dapat seromantis ini. Rasanya seperti bukan Jaehyun saja, padahal Jaehyun memang tipe pria romantis.

Mereka menikmati makanan yang disajikan. Bukan makanan berat. Hanya sepiring steak yang tidak akan membuat mereka kenyang. Sengaja, karena Jaehyun sudah menyiapkan menu lain untuk makan malam nanti.

4 Prince of NASE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang