Chapter 1

1.1K 56 7
                                    

Suara musik yang keras menyambut Mean saat ia membuka pintu klub malam paling elit di kota Bangkok. Ia berjalan menuju sebuah ruangan VIP yang selalu mereka pesan khusus pada akhir minggu dua kali dalam sebulan.

Yang dimaksud mereka itu adalah Mean, Plan, Perth, Sammy, Yacht, Gun, Mark, Title, dan Earth. Mereka sahabat sejak di SMA dan selalu bersama sampai saat ini mereka kuliah di kampus yang sama dengan jurusan yang berbeda-beda.

Meskipun berbeda, mereka tetap mempertahankan persahabatan mereka dan bahkan menambah anggota baru sebab masing-masing sudah memiliki pasangan.

Mean yang sekarang berprofesi menjadi seorang pengacara di sebuah perusahaan ternama tengah menjalin hubungan dengan seorang desainer pakaian yang bernama Jida. Dia sangat elegan dan cantik meski kadang-kadang gaya bicaranya tidaklah menyenangkan.

Plan seorang manager di sebuah hotel dan sudah menikah dengan Joss Wayar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plan seorang manager di sebuah hotel dan sudah menikah dengan Joss Wayar. Pernikahannya yang paling pertama di antara yang lainnya. Mereka sudah menikah selama delapan tahun.

Meskipun demikian mereka belum dikaruniai anak dan saat ini, pernikahan mereka tengah di ambang perceraian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun demikian mereka belum dikaruniai anak dan saat ini, pernikahan mereka tengah di ambang perceraian. Pasalnya, Joss yang merupakan seorang direktur perusahaan itu beberapa kali kedapatan berselingkuh dengan sekretaris dan rekan kerjanya. Plan tak ingin bercerai pada awalnya, tapi saat ia menemukan Joss tengah bercinta di kamar mereka dengan Neena sekretaris barunya, Plan tak bisa lagi mengampuninya. Mereka tengah memproses perceraian mereka sekarang.

Perth adalah ankuntan di sebuah perusahaan negara dan ia PNS dan sudah bertunangan dengan pacar yang sudah cukup lama ia kencani. Namanya Por. Mereka sudah tinggal bersama.

Sammy dan Yacht adalah programmer di sebuah perusahaan IT. Hubungan mereka cukup dekat, tapi entah akan dibawa ke arah mana. Sampai saat ini belum terlihat benang merahnya.

Gun dan Mark memiliki bisnis galeri seni dan mereka berpacaran sudah cukup lama juga dan sama halnya dengan Perth dan Por, mereka juga sudah tinggal seatap.

Begitu pula Tle dan Earth. Kisah mereka mirip dengan Perth dan Por. Tle adalah guru musik di sebuah sekolah terkenal dan Earth adalah pengajar tari dan ia memiliki studio sendiri.

Mean membuka pintu dan wajah-wajah tak asing itu sudah duduk bercengkrama tertawa dan bercanda. Bahkan beberapa pasangan tengah bercumbu juga di pojokan. Tidak apa-apa. Ruangan itu hanya milik mereka.

Ia duduk di sebelah Sammy dan melihat Plan sudah setengah mabuk di paling pojok tepat sebelah Por.

"Kau sendiri?" tanya Sammy sambil senyum-senyum dan memainkan alisnya.

"Sai, kenapa?" tanya Mean sambil melirik ke arah Sammy dengan tatapam mencurigakan.

"O, ke mana Jida?" tanyanya lagi.

"Ke Prancis ikut perlombaan," ujar Mean singkat. Ia kemudian menekan bel yang menghubungkan ke bagian pelayanan.

"Bagus, Meung, aku dan Yacht ada urusan. Kau bawa Plan pulang, na! Please! Lihat dia udah hampir mati, " ujar Sammy sambil menunjuk Plan yang setengah tertidur di kursi.

"Dia kenapa lagi? Bukannya urusan perceraiam dia dan Joss sudah hampir selesai," nada Mean penasaran.

"Joss melayangkan gugatan atas kepemilikan apartemen yang mereka tempati, dan ia menang. Sekarang, Plan tinggal dengan ibunya untuk sementara sampai ia mendapatkan apartemen baru," ujar Yacht.

"Keterlaluan!" ujar Mean.

"Sai, aku berpikir yang sama. Plan selalu salah memilih pacar. Aku kasihan padanya. Dulu Chao sangat abusive, sekarang Joss menyebalkan! Sungguh! aku tak tahu ada apa dengan nasibnya," sahut Sammy sambil mengambil gelas minumannya.

"Meung, jadi, bisa antar dia dan kembali lagi, bukan? Rumahnya hanya setengah jam dari sini. Please! Kau masih sadar. Aku dan Yacht harus pergi ke satu tempat. Na, pleaseeee, na!" ujar Sammy memohon diikuti Yacht juga.

"Dai," ujar Mean malas. Ia berdiri dan mendekati Plan.

"Plaaan," ujar Mean.

"Uuhnmm," gumam Plan.

"Ayo pulang," sahut Mean sambil menarik lengannya.

"Ke mana? Aku tak punya rumah. Si Brengsek itu mengambil semuanya dariku," ujar Plan dan tiba-tiba ia menangis keras.

"Sejak tadi ia seperti itu," sahut Perth.

"Dia memaki Joss," imbuh Por.

"Sebenarnya, dia kenapa?" tanya Mean, memastikan informssinya dari Perth.

Dan hasilnya sama. Penjelasan yang dijelaskan oleh Sammy dan Yacht.

"Aku bawa dia pulang," ujar Mean.

"Naikkan dia ke punggungku," ujar Mean kepada Perth.

"Oke," sahut Perth dan kemudian mengangkat Plan ke punggung Mean.

Mean menggendong Plan di punggungnya sampai ke parkiran. Ia kemudian meletakkan Plan di bangku penumpang di sebelahnya.

"Ada apa denganmu?" bisik Mean sambil menatap Plan yang sudah memejamkam matanya, tapi mulutnya tak berhenti meracau, memaki mantan suaminya yang menyebalkan.

Mean memasang sabuk pengaman dan ia kemudian menutup pintu mobil dan berjalan menuju pintu yang lain, siap melajukan kendaraan.

Mobil melintas di jalan raya dan dua belokan lagi dia akan sampai di rumah Plan. Namun, tiba-tiba, Plan bangun dan ingin muntah. Mean yang tahu gelagatnya, langsung meminggirkan mobilnya dan menurunkan Plan.

Ia berjongkok dan  muntah di pinggir jalan. Mean mengusap punggungnya dan memberinya sebotol air.  Tak lama kemudian, Plan membenamkan kepalanya pada lututnya dan menangis lagi.

Mean hanya diam di sampingnya sambil mengusap lembut punggungnya.

Bersambung



STUCK WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang