Chapter 13

628 56 6
                                    

Mean memarkirkan mobilnya di garasi. Mereka turun dan memasuki rumah. Tak lama kemudian, mereka sudah duduk di ruang makan, menyantap makan malam bersama sambil mengobrol dan tertawa.

"Iya, aku dengar begitu. Por hamil anak kembar juga. Keren, bukan?" sahut Plan. Mean menganggukkan kepalanya.

"Aku tak menyangka Sammy akan menikah dengan Yacht," ujar Mean lagi sambil meraih gelas minumnya.

"Aku tak menyangka aku akan berakhir denganmu," sahut Plan sambil menatap Mean hangat.

"Aku juga," sahut Mean sambil memegang tangan Plan.

"Terima kasih, na!" sahut Plan.

"Untuk apa?" tanya Mean.

"Karena sudah mau bersamaku," sahut Plan.

"No, aku yang berterima kasih kepadamu karena kau sudah memberiku kesempatan. Aku mencintaimu, Plan," ujar Mean lagi.

"Aku juga. Sangat mencintaimu," sahut Plan sambil tersenyum.

"O, ya kau tahu, Joss dan Neena bercerai?" tanya Mean.

"Apa hubungannya denganku?" Plan mengernyitkan alisnya.

"Hanya iseng bergosip. Ternyata anak Neena selama ini bukan hasil dari Joss. Neena rupanya senang promosi lubang kepada banyak orang. Sampai saat ini tidak tahu siapa ayahnya yang pasti untuk anaknya," ujar Mean.

"Itu artinya Joss mandul?" Plan berpikir.

"Mungkin," sahut Mean sambil menggedikan bahunya.

"Siapa peduli!" ujar Plan sambil kembali menikmati makan malamnya.

Mereka pindah ke kamar sekarang dan berciuman hangat serta berpelukan.

"O, aku sangat merindukan masa-masa seperti ini," ujar Mean lirih. Ia membelai wajah Plan lembut sebelum ia menggamit bibirnya lagi.

"O, hampir lupa. Aku punya sesuatu untukmu. Pakai ya," sahut Mean lagi. Ia melepaskan pelukannya dan bergegas menuju lemari dan kemudian mengambil tas kerjanya. Ia merogoh sebuah bungkus dan kemudian memberikannya kepada Plan.

"Apa ini?" tanya Plan sambil mengernyitkan alisnya.

"Lihat di kamar mandi dan pakaialah," ujar Mean.

Plan menurut. Ia berjalan ke kamar mandi dan ia menganga saat melihat isinya. Wajahnya memerah. Tapi suaminya membelikannya itu dan ia akan memakainya untuk dirinya.

Plan memakainya dan keluar dari kamar mandi dan Mean melotot sambil meneguk ludahnya.

"Astagaa! Kau sungguh sempurna," sahut Mean yang juga sudah menanggalkan bajunya sejak tadi.

Plan hanya tersenyum. Ia berjalan ke arah kursi dan duduk di sana dengan pose menggoda.

"Ini oke," sahut Plan lagi dengan tatapan binal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini oke," sahut Plan lagi dengan tatapan binal.

"Jangan menggodaku," suara Mean berat dan ia langsung mendekati Plan dan menciuminya.

"Uuuh, Baby," desah Mean sambil terus menciumi setiap bagian tubuh Plan. Plan terlentang indah di atas ranjang dan tubuhnya tak berhenti menggelinjang sebab setiap sentuhan bibir Mean membuat api di dalam tubuhnya menyala hebat.

"Ooo, Meaan, mmmmph, uuungh," mereka berciuman panas.

Mereka bercumbu cukup lama, saling meraba, menjamah, menyentuh dan mencium setiap bagian. Sekali waktu Mean menjilati bagian tengah selangkangan Plan dan di waktu yang lain lidah Plan bercengkrama mesra dengan naga Mean. Keduanya bergetar hebat saat berahinya sudah memuncak dan tak perlu lama bagi naga Mean bersemayam di dalam nona Plan dan menikmati setiap dindingnya yang hangat itu.

"Uuuuungh, aaaa, ooo," keduanya mengerang menikmati permainan.

"Babe, kau di atas," bisik Mean setelah mereka melakukannya lima kali dan mencapai pelepasan lima kali pula.

"Uuungh," desah Plan. Ia duduk di atas perut Mean. Tangannya menyentuh dada bidang Mean dan kemudian ia mendorong nonanya, membiarkannya menelan naga Mean yang sudah mencuat layaknya sebuah mercusuar yang berdiri kokoh.

"Oooo, mmmmph, uuuuungh, astagaa! Baby, enaaak sekaliii, oooo," desah Mean sambil menciumi buah dada Plan dan menyedot bagian kanannya.

"Aaaa, Meaaan, uuuungh," desah Plan merasakan kenikmatan yang sama saat mulut Mean bermain dengan payudaranya.

Mereka masih pada posisinya dan tak lama kemudian Mean bangkit dari tidurnya dan mereka melakukannya dengan posisi duduk dan tak lama kemudian mereka mengakhiri babak keenam dengan posisi misionaris.

"So goooood, mmmmmph," bisik Mean setelah mereka berciuman lama dan memutuskan berhenti bercinta malam itu.

Mereka saling memandang hangat dan tangan Plab menjulur pada wajah Mean dan membelainya pelan.

"Kau tampan sekali," sahut Plan sambil tersenyum.

"Punya siapa orang tampan ini?" ujar Mean menggodanya.

"Punyaku, dan Dee dan Tee," sahut Plan.

"Benar. Dan perempuan cantik di depanku ini, sahabatku, temanku, ibu dari anak-anakku, istriku, hanya milikku seorang," sahut Mean sambil mencolek hidung Plan lembut.

"Iya, selalu," sahut Plan sambil mengambil tangan Mean dan menciumnya lembut.

"Jangan tinggalkan aku," ujar Mean.

"Jangan tinggalkan aku," lirih Plan.

"Rak Mean," bisik Plan.

"Rak Plan," bisik Mean.

Mereka berciuman lembut dan kemudian memejamkan matanya, siap menyongsong masa depan mereka.

Mereka berciuman lembut dan kemudian memejamkan matanya, siap menyongsong masa depan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tamat

STUCK WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang