Sebuah botol kaca berputar diantara delapan orang yang kini berharap mulut botol itu tak menunjuk pada dirinya.
Mulut botol berhenti, mengarah pada sosok malang yang kini meringis kecil, "uWOHH! JEJE YANG KENA!" Jisung berteriak girang.
"Ayo, pilih truth atau dare dedek manis?" Jisung tersenyum misterius, memberi kesan seakan dua pilihan yang barusan ia sebutkan tadi sama-sama akan membuat jeongin menyesal.
Jeongin meremas kedua tangannya, menatap sekelilingnya, "jeje minum soju aja deh, ya?" Ucapnya memohon.
Minho dan chan menggeleng ribut, "no no. Kamu belum legal. Jangan minum, gaboleh," chan mengusak surai kapas jeongin pelan, sedang minho menjauhkan dua botol soju dari tengah-tengah mereka.
Jisung terkikik penuh kemenangan ketika akhirnya jeongin menunduk pasrah dan memilih truth sebagai hukumannya.
"Je, kamu suka siapa diruangan ini?" Pertanyaan jisung membuat jeongin seketika menyesal sudah memilih truth.
"Jujur ya. Kalo engga jujur, ntar malem yupi jeje ilang semua dari kulkas," ujar jisung yang dibalas rengekan kecil dari si kecil.
"Aaaa, jisung hyung kok gitu?" Puppy eyes jeongin hampir membuat semua orang yang melihatnya jungkir balik dari tempatnya sekarang.
Jisung berdeham keras, menyembunyikan rona malu pada wajahnya, "udah ih, jeje cepet jawab. Botolnya udah mau diputer lagi tuh!"
Dua jari telunjuk jeongin bertaut gugup, "uh, jeje bisikin ke hyung aja ya? Jangan disebut keras, jeje malu."
"Ih, jeje jangan gituu, yang lain gimana?" Seloroh felix sambil menunjuk dirinya dan seungmin yang terlihat menyetujui perkataan felix.
"Jisung hyung gapapa deh kasih tau ke felix dan umin hyung. Tapi jangan disebar ke yang lain," jeongin merengek, berusaha bernegosiasi dengan jisung.
Jisung mengelus dagunya, berusaha berpikir, "Deal! Sekarang sini sini. Bisikin hyung," ucap jisung sambil memajukan tubuhnya kearah jeongin yang sudah siap memberi jawaban.
Usai jeongin menyebut sebuah nama, jisung membolakan matanya, "LOH HY- mmpht!" Jeongin membekap mulut ember jisung yang hampir meneriakkan nama pujaan hatinya.
Jeongin menatap jisung tajam, "hyung, kalo hyung sampe keceplosan," jeongin mengangkat ibu jarinya, menaruhnya didepan leher, kemudian memberi gestur 'jeje bakal gorok hyung nanti'
Bulu kuduk jisung berdiri ketika melihat sorot serius dari perkataan jeongin barusan. Ia kembali pada tempatnya sembari meringis takut, "ayo puter lagi botolnya."
Botol hijau kembali berputar, mencari mangsa berikutnya. Tatapan berharap tak dipilih menyoroti botol tersebut, seakan memberi tahu kalau mereka tak ingin bicara jujur maupun melakukan sesuatu yang konyol.
Mungkin dewi fortuna belum ada di pihak jeongin saat ini.
Ya, belum.
"Kok jeje lagi sih?" Jeongin hampir mencakar dinding.
Changbin tersenyum miring, "kan tadi jeje udah truth. Sekarang dare."
Jeongin tak terima, "loh, hyung jeje kan-"
Belum usai jeongin berkalimat, suara dingin hyunjin menyela, "lakuin aja je."
Seungmin bertepuk tangan antusias, "kecup pipi orang ketiga disebelah kanan!"
Jeongin memijit pangkal hidung sebal. Seungmin ini memang minta dikembalikan ke pawangnya memang.
Si rubah mengalihkan pandangannya kearah kanan, berusaha melihat target darenya. Baru bersitatap dengan orang tersebut, pipi jeongin merona hebat.
Jeongin menunduk, menyembunyikan semu merah yang menjalar hingga telinga, sedang jisung yang melihat langsung menggoda jeongin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Winter - Hyunjeong
FanfictionHyunjin and Jeongin biased, oneshoot and twoshoot compilation.