Affair (2)

258 35 6
                                    


jeongin sedang sibuk bergelung dalam selimut tebal milik minho ketika sebuah dering panggilan mengganggu indra pendengarannya. tangan mungil milik jeongin menghampiri nakas disebelah tempat tidur, meraba permukaannya agar ia bisa menemukan benda persegi miliknya yang ia letakkan disana malam tadi.

"siapa, sih?" ujarnya sambil melihat kearah layar, mencoba tahu siapa yang meneleponnya sepagi ini. sayang, panggilan langsung terputus ketika jeongin berhasil mendapat ponselnya.

jarinya menekan tombol kecil disamping kanan. baru layar menyala, jeongin langsung melihat layar yang menampilkan 23 misscall dan 34 pesan tak terjawab dari kekasihnya itu.

mata rubah jeongin melotot, "mampus," batinnya kalut.

"kak inoo!" teriak jeongin dari arah kamar, membuat minho yang tengah membuat sarapan untuk mereka berdua segera berlari kearah kamar karena khawatir dengan rubah gurun miliknya.

cih, milikmu ya, ho?

"kenapa sayang? bilang sama kakak kamu kenapa," cecar minho panik, takut 'kekasihnya'  itu kenapa-napa.

si kecil langsung merengek meminta minho untuk memeluknya, yang tentu saja langsung dituruti oleh pria itu, "kak hyunjin misscall aku banyak banget. aku takut kak hyun marah kalo dia tau aku dimana, kak," ujar jeongin sambil sedikit terisak.

minho tepuk-tepuk punggung yang lebih muda dengan lembut, berusaha menyalurkan perasaan tenang pada yang didekap padahal dia sendiri lumayan panik hyunjin akan memergoki mereka berdua melakukan sesuatu yang harusnya tidak boleh mereka lakukan.

"jeje pulang duluan ya? bilang sama kak hyunjin jeje abis beli bubur ayam di deket kampus. handphone jeje silent jadi engga kedengeran kak hyunjin telepon. begitu aja ya sayang?" 

kedua netra si rubah mengerjap lucu, "mm, emangnya kak hyunjin bakal percaya?" tanyanya ragu.

tangan minho terangkat untuk mengelus surai lembut pemuda itu, "kalo jeje engga panik jawabnya, kak hyunjin pasti bakal percaya."

ˏˋ°•*⁀➷

suara mesin mobil menderu membuat hyunjin menengok kearah seseorang yang baru saja mematikan mesin dan turun dari kursi pengemudi. hyunjin memicingkan matanya, ingin melihat sosok mungil yang kini tersenyum aneh dihadapannya sambil memegang dua bungkus bubur ayam di tangan kecilnya.

"megang apa kamu?" tanya hyunjin sambil mengangkat sebelah alisnya ketika  atensinya teralihkan ke bungkusan yang sedang digenggam oleh jeongin.

jeongin berlari kecil kearah kekasihnya yang sedang berdiri dengan angkuh. seakan tanpa dosa, yang lebih muda tersenyum tulus seraya menarik hyunjin memasuki rumahnya, "ayo kak! jeje udah beli bubur ayam kesukaan kakak!"

aneh.

ada yang aneh.

jeonginnya sudah lama tak seperti ini.

hyunjin menghentikan langkahnya mendadak, membuat jeongin yang didepannya mau tak mau juga ikut berhenti.

jeongin heran ketika melihat perubahan ekspresi hyunjin yang terlihat semakin mendung, "kenapa kak?" 

"kamu.. ga bohong sama kakak kan, je?" nada suara hyunjin terdengar muram.

yang lebih muda sempat panik, sebelum akhirnya menguasai lagi ekspresi dan nada suaranya, "engga kak. emangnya ada apa?" jawabnya dengan tenang.

hyunjin geming, memilih tak menjawab.

ˏˋ°•*⁀➷

"kak! sebentar dong. aku lagi sama kak hyunjin. dia ngeliatin aku terus dari tadi. jangan bikin semuanya terlalu obvious. tahan kak. sebentar, ya?"

Winter - HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang