Kepercayaan

77 13 1
                                    

"Oh jadi nai nai diem diem udah punya cowo nih kenapa ga cerita sama aku?"bisik Violet sambil melihat Valeron yang meninggalkan rumah mereka.

Naira melirik sinis Violet.

"Tapi ganteng loh.pinter juga kamu cari cowok."goda Violet lagi

"Cuma temen."ceplos Naira

Hah temen?sejak kapan gue sama cowo lucu temenan.

"Masa sih?"

"Udahlah ka jangan bahas itu ga penting tau ga!!"

Senyum Violet memudar ketika menyadari sebuah plester tertempel miring di jidat Naira.

"Tuh jidat kenapa dah luka gini?"

"Ttttadi ga sengaja jatuh."

"Jalan aja belum bener ini malah coba coba pacaran."

"Ka!!"

Violet terkekeh."yaudah ayo kita masuk!"

Naira masih terdiam.Violet mengerti yang dirasakan Naira

"Mama pasti udah tidur,ayo masuk!"ucap Violet sedikit menenangkan hati Naira.

"Iya."

Naira memasuki ruang tengah yang begitu sunyi hanya terdengar suara jarum jam yang terus berputar.

"Mama kira kamu ga bakal pulang malam ini.dari mana aja kamu?"

Suara penuh intimidasi dari Kanita menghentikan langkah kaki kakak adik tersebut.

Naira tertunduk,ia benar benar lelah dan muak setiap kali pulang kerumah Kanita selalu saja menyerangnya dengan suara intimidasi itu.

Violet melihat kearah mama nya meminta untuk tidak memperkeruh suasana kembali.

Kanita terkekeh sinis."kenapa diam?jawab!!tadi kamu bentak bentak saya sekarang kenapa diam?dapet karma jadi ga punya mulut kamu karna sudah melawan saya!!"

"Cukup ma!!"tegur Violet

"Ini akibat kamu selalu membela Naira,dia jadi berani melawan mama!!"

"Kak!"Naira menenangkan Violet untuk tidak melawan ucapan Kanita.

"Karna kamu Violet sudah berani melawan saya..ini yang kamu inginkan bukan,memisahkan saya dengan Violet!!"tuduh Kanita menangis

"Mama cukup!!Jangan salahin Naira terus terusan!"bentak Violet dan langsung menbawa Naira ke kamarnya.

"Ingat Naira!!!jika kamu masih berani lawan perkataan saya,saya ga akan fikir dua kali untuk kirim kamu ke luar negeri."ucap Kanita menghentikan langkah mereka sejenak.

🌾

"Eyon mana eyon?"teriakan  Marceng bergema nafasnya begitu tak beraturan seperti habis lari marathon

"Berdosa banget ceng suara maneh."tegur Dimas yang sejak tadi menyalin catatan.

"Maaf maaf kelewat seneng soalnya."ucap Marceng cengengesan

"Pasti kabar baik nih."susul Jepe sambil menyuap jajanan yang ia beli di kantin.

"Yakali berita sedih dia seneng."takol Ressa

Valeron yang sejak tadi menunggu yang di maksud Marceng pun angkat bicara.

"Kabar bagus apa?"

"Lu di panggil kepsek."jawab Marceng langsung mendapat toyoran dari ke tiga temannya.

"Itu berita buruk ogeb."ucap Jepe gemas

THE GUARDIAN (Muhammad Valeron)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang