Dia, Evelyn Callista Bagaswari gadis cantik berkulit putih berambut sepinggang dengan poni yang menjadi ciri khasnya. Jari jemari sama lentiknya dengan bulu matanya. Bagi Evelyn tidak ada tempat di hidupnya untuk orang yang drama dan pembohong. Jika kepercayaannya di langgar dia akan berubah menjadi samudra yang dingin. Indah dipandang tetapi berbahaya jika diusik.
Sekarang Evelyn menatap kopi yang dia pesan tadi lalu menghirup aroma nya dengan ekspresi yang susah untuk dijelaskan karena dia sangat menyukai aroma kopi itu.
Ponselnya berdering pertanda seseorang meneleponnya yang membuat sang empu mendengus pelan melihat nama yang terpampang dilayar ponsel tersebut.
Tak lama kemudian ponsel itu kembali berbunyi membuat kesabaran nya habis karena mengganggu dirinya untuk menikmati secangkir kopi favoritnya.
"Apa?" ketus Evelyn menjawab seseorang yang berada di seberang telepon.
"Vel gue gabut banget dirumah. Gue mau nyusul Lo aja deh boleh gak?"
"Ck. Lo tau kan gue gak mau diganggu" Evelyn berdecak kesal.
"Sekali ini aja deh Vel gue janji kali ini aja."
"Gak! gue gak akan mau. Kalau Lo mutusin untuk kesini juga Lo tau kan apa yang akan gue lakuin ke Lo."
Dengan cepat Evelyn menekan tombol merah yang berarti menutup panggilan secara sepihak lalu menaruh ponselnya diatas meja secara kasar.
Jam berganti menit berganti begitupun dengan keadaan langit yang berganti menjadi warna jingga pertanda hari telah petang yang ditemani dengan kicauan burung melintas di langit.
Evelyn melangkah keluar dari kafe berniat mengarah ke parkiran tempat mobil nya berada. Disaat dia berjalan menuju keparkiran tiba tiba Evelyn merasa sesuatu yang menahan nya dari belakang. Sesuatu menarik baju nya yang hanya sebentar tetapi masih bisa dia rasakan.
Evelyn menoleh lalu mendapati sosok anak kecil perempuan bersama ibunya membuat Evelyn membalikkan badan dan berdiri menghadap mereka dengan melipatkan kedua tangannya didepan dada. Evelyn meneliti penampilan wanita berumuran sekitar 30 tahun tersebut dari atas lalu ke bawah yang dimana wanita itu memakai baju pasien rumah sakit. Dari penampilannya Evelyn mengerti dengan wanita itu.
"Kak tolong aku takut" adu anak kecil itu dengan matanya yang sembab karena menangis.
Wanita yang diduga ibu dari anak itu menatap takut ke arah Evelyn lalu melangkah mundur berniat untuk menjauh darinya.
"Kamu jangan macam macam" suaranya bergetar ada ketakutan didalam diri wanita itu Evelyn pun bisa merasakan perasaan itu.
Tanpa aba aba Evelyn menarik tangan anak itu dari pelukan ibunya. Setelah berhasil melepaskan dari ibunya Anak itu mengambil posisi di balik tubuh Evelyn sambil memegang ujung baju Evelyn seperti meminta perlindungan.
"Kenapa sih orang tua selalu nyusahin anaknya" cibir Evelyn yang sekarang menatap wanita itu.
"Anakku kenapa kamu menjauh dari mama nak?ayo kesini sama Mama" pinta wanita itu yang merentangkan kedua tangannya berharap anaknya akan kembali kepadanya.
Evelyn membalikkan matanya malas lalu menghembus nafas kasar.
"Tante gak lihat anaknya takut ke Tante?" tanya Evelyn enteng.Wanita itu melangkah beberapa langkah untuk mendekat lalu mencekal pergelangan tangan anaknya yang berada di balik tubuh Evelyn.
"Mama jangan begini!! aku takut!!" teriak anak itu lalu mengeluarkan buliran bening dibalik kelopak matanya.
Terasa sesak di dalam dadanya ketika mendengar anaknya yang terkesan membentak dirinya, "Dasar anak tidak tau diuntung!! turuti perintah mama anak sialan!!" murka wanita itu lalu semakin kasar menarik tangan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELYN
Teen FictionDua remaja yang mempunyai karakter bertolakbelakang berhasil menumbuhkan rasa cinta diantaranya. Evelyn dikenal dengan sebutan ratu onar di sekolahannya, lebih parah lagi orang menyebutnya dengan sebutan iblis. Berbeda dengan Raga yang selalu dikagu...