Mereka menempuh perjalanan selama 30 menit. Hari semakin gelap dengan bintang yang menunjukkan dirinya diatas langit. Namun kali ini bintang menghiasi langit tanpa sang rembulan. Walaupun tanpa rembulan bintang tetap bersinar dengan cahayanya sendiri.
Raga memarkirkan motornya di pinggir jalan. Evelyn mengernyitkan dahinya bingung mencari kafe atau tempat makan berada. Yang dia lihat hanyalah tempat kecil di pinggir jalan.
"Makan disini?" tanya Evelyn melepaskan helm nya.
Raga mengambil helm Evelyn lalu meletakkan di atas motornya sebelum menjawab pertanyaan dari gadis itu.
Raga memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan, "Iya disini emangnya kenapa?"
"Gak ada tempat lain?"
"Gue baru inget kalau tuan putri kayak Lo ga biasanya makan di pinggir jalan gini"
Evelyn memutar bola matanya malas. Benar benar menyebalkan ketika berhadapan dengan pemuda seperti Raga.
Tanpa sepatah kata pun Evelyn meninggalkan Raga yang masih berdiri di dekat motornya. Evelyn tidak peduli dengan pemuda itu. Dengan terburu-buru Evelyn duduk di kursi yang telah di sediakan. Perutnya memang lapar dan harus diisi dengan makanan agar mood nya tidak semakin rusak.
"Mau pesen apa mbak?" tanya seorang wanita paruh baya selaku pemilik warung makanan.
Evelyn terdiam dia tidak tau makanan apa yang warung ini jual. Tiba tiba Raga datang dari belakang Evelyn lalu duduk di samping gadis tersebut.
"Pecel lele nya dua ya, bu."
"Eh nak Raga ternyata kamu. Ini temannya ya nak?" tanya Sarti yang mulai kepo dengan Evelyn yang terlihat dekat dengan Raga.
Raga tersenyum sambil mengangguk sebagai jawaban. Senyuman itu adalah ciri khas Raga dan Evelyn pun mengetahui hal itu.
"Yasudah nak ditunggu ya pesanannya."
Sarti pergi ke dapur dengan meninggalkan Evelyn dan Raga yang masih canggung dengan suasananya.
Jika siswa dari sekolah Raflesia mengetahui Raga dan Evelyn sedekat ini pasti akan membuat gosip baru. Bisa di pastikan gosip itu akan meledak dengan nama mereka berdua.
Bayangkan jika Evelyn siswi yang terkenal dengan sifat kurang ajar nya dekat dengan seorang Raga yang dijuluki dengan malaikat. Kepribadian mereka sangat bertolak belakang. Tidak ada yang menyangka jika mereka semakin dekat.
"Lo langganan disini ya?" akhirnya Evelyn membuka suara duluan. Dia sangat penasaran oleh pertanyaan yang timbul dalam otaknya.
"Hampir setiap malam gue disini" jawab Raga yang semakin menimbulkan pertanyaan bagi Evelyn.
"Itu artinya Lo makan malam disini terus. Bukannya orang kayak kalian itu makannya dirumah?"
Pertanyaan Evelyn benar benar membuat Raga terkekeh.
"Gak semua orang bisa ngerasain itu."
Evelyn terdiam. Dia mengira jika Raga sama seperti Asel. Keluarga yang di impikan oleh Evelyn sendiri. Sejauh ini Evelyn mengira kehidupan Raga itu sempurna dan sejauh ini Evelyn semakin penasaran tentang Raga.
Suasana di cairkan oleh Sarti yang membawa mapan berisi makanan yang dipesan oleh Raga beberapa menit yang lalu.
Setelah selesai menyusun makanan di meja, Sarti pamit kembali untuk melayani pelanggan lainnya.
Mata Evelyn tertuju kepada piring yang berisi ayam dan juga sambal.
"Bukannya Lo pesen pecel lele ya? kenapa yang datang ayam?" polos Evelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELYN
Teen FictionDua remaja yang mempunyai karakter bertolakbelakang berhasil menumbuhkan rasa cinta diantaranya. Evelyn dikenal dengan sebutan ratu onar di sekolahannya, lebih parah lagi orang menyebutnya dengan sebutan iblis. Berbeda dengan Raga yang selalu dikagu...