EVELYN {5}

791 129 2
                                    

Angin berhembus berhasil menerbangkan rambut panjang milik seorang gadis cantik yang saat ini sedang berdiri di rooftop sekolah.

Matanya tidak berhenti untuk memandangi pisau yang selalu ia bawa kemana mana. Pisau yang menjadikan pertemuan pertamanya dengan seseorang. Pisau yang selama ini melindunginya dari dirinya sendiri.

Bayangan masa lalu terlintas di pikiran Evelyn ditambah lagi dengan omongan orang sekitarnya terhadap kehidupan yang ia jalani.

Apakah hidupnya sangat menarik sampai sampai banyak orang membicarakannya. Bahkan dirinya sendiri tidak tertarik untuk hidup. Yang ia tunggu sekarang hanyalah ajal agar dia tidak hidup.

"Gue udah bilang kan untuk berhenti bawa benda itu."

Suara tersebut berasal dari belakang punggung Evelyn membuat nya menoleh memastikan siapa yang telah mengikuti nya sampai ke rooftop.

"Lo?"

"Iya gue" jawab nya yang sekarang berhenti di samping Evelyn dengan memandang lapangan yang berada di bawah gedung sekolahnya.

"Jangan bilang Lo ngikutin gue dari tadi?" tanya Evelyn yang masih setia menatap pemuda disamping nya ini.

"Lo gapapa?"

Bukan menjawab pertanyaan dari Evelyn. Raga justru menciptakan pertanyaan baru untuk gadis itu.

Evelyn mengernyitkan dahinya bingung, "Emangnya gue kenapa?"

"Gak kayak biasanya."

"Gue gak butuh di kasihanin" tegas Evelyn yang ingin pergi meninggalkan Raga.

Namun pergelangan tangan Evelyn di pegang kuat oleh Raga membuat dirinya memberhentikan langkahnya karena pemuda tersebut.

Evelyn menoleh, "Lepasin!" pintanya namun diacuhkan oleh Raga yang masih setia memegang pergelangan tangan gadis itu.

Merasa dirinya diabaikan oleh Raga. Gadis itu dengan susah payah melepas tangan pemuda itu darinya yang justru malah membuat nya kesakitan.

"Lepasin gue bilang! tangan gue sakit" erang Evelyn yang merasakan nyeri dibagian lengan atasnya.

Raga yang melihat raut wajah gadis itu percaya lalu melepaskan tangannya. Yang di lihat oleh Raga saat ini adalah goresan luka di lengan Evelyn dan foundation yang mulai luntur.

"Sial gue lupa ga pakai sweater."

Dengan cepat Evelyn menyembunyikan tangannya di belakang punggung. Namun nasi sudah menjadi bubur karena Raga sudah mengetahui jika luka di lengan Evelyn adalah hal yang disengaja gadis itu perbuat.

"Jangan ditutupin gue udah tau."

Evelyn menatap tajam, "Yaudah terus apa? terserah gue orang tangan tangan gue."

"Batu banget jadi cewek" Raga menarik tangan sebelah kanan Evelyn untuk pergi dari tempat mereka saat ini.

Ketika di tarik oleh pemuda itu Evelyn justru menolaknya, "Apasih. Lo mau ajak gue kemana?" tanya nya yang berusaha untuk menahan tangan Raga.

Raga menghela nafas dan menatap mata Evelyn secara dalam.

"Obatin luka Lo" jawabnya yang justru membuat Evelyn menghempaskan tangan Raga secara kasar.

"Lo tuli apa gimana? udah gue bilang kalau gue gak butuh belas kasihan dari Lo!" tidak sadar Evelyn meninggikan nada bicaranya.

"Kayak anak kecil susah diatur."

"Apa peduli nya sama Lo? jangan cari muka di depan gue. Dan jangan sok baik didepan gue karena gue benci itu."

Raga lagi dan lagi tidak menghiraukan gadis itu. Tujuannya sekarang adalah mengajak Evelyn ke UKS karena yang Raga lihat luka Evelyn sekarang ini sangat mengenaskan dengan darah yang dicampuri foundation. Bagaimana bisa Evelyn menahan lukanya? Raga sungguh tidak mengerti.

EVELYNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang