AvsK Chapter 2

82 18 15
                                    

Sorry for typo
-   -   -   -   -   -   -

"Oh... Ada keributan apa diluar?" Wooyoung dapat melihat para penghuni apartement ini berhamburan keluar dari gedung, beberapa dari mereka menjalankan mobilnya, tapi kebanyakan dari orang orang disana memilih untuk berlari, wooyoung bahkan bingung dengan apa yang terjadi disini dan dengan orang orang disana.

"EOH?" wooyoung menutup mulutnya saat melihat salah satu orang menyerang orang yang lainnya, apakah ini yang disebut dengan makhluk kanibal?

Wooyoung segera menutup jendela kaca dan tirainya, tidak ia tidak mau keluar dari dalam apartment sekarang.

"Akhhhh" teriakan teriak dari luar pintu apartment wooyoung mulai terdengar, sebagian dari mereka meminta tolong. Bukannya wooyoung egois tidak mau menolong mereka, tapi wooyoung terlalu takut untuk keluar, dan dimakan oleh salah satu makhluk kanibal itu. Membayangkannya saja sudah membuat wooyoung bergidik ngeri.

"Wooyoung kau harus tenang!" wooyoung mencoba menstabilkan detak jantungnya, ia harus tenang untuk sekarang ini dan menunggu tindakan lanjut dari pemerintah korea selatan.

. . .

Wooyoung terbangun dari tidurnya lalu mengecek jam yang menunjukkan angka 12:31, wooyoung langsung beranjak bangun dan membuka pintu apartement, ia berniat untuk pergi kesekolahnya karena masa libur telah berakhir, tapi  tiba-tiba saja...

"GRAAA!!!" Satu zombie yang berada tepat didepan pintu apartment langsung menyerang wooyoung, satu tangannya ia gunakan untuk menahan kepala zombie itu, sedangkan satu tangannya lagi ia gunakan untuk meraih gagang pintu.

"Ah... Sial!" kesal wooyoung kala puluhan zombie berlari kearah wooyoung, dengan cepat wooyoung mendorong zombie itu dengan sekuat tenanga hingga tubuh zombie itu jatuh kebawah.

Wooyoung memasuki apartement nya menutup pintu apartement nya itu. Astaga, Wooyoung benar-benar lupa jika diluaran sana terdapat mayat hidup atau yang sering disebut zombie sedang berkeliaran didalam maupun luar gedung apartment itu.

"Hosh.. Hosh.... Wooyoung kau benar benar ceroboh!" wooyoung memegangi dadanya, jantungnya berdetak sangat cepat sekarang, seperti tidak bisa dikendalikan.

"Ibu... Aku harus menelpon ibu!" wooyoung meraih ponselnya dan menelpon ibunya, seperti biasa ibunya tidak mengangkat telponnya.

Lalu kembali wooyoung menelpon ibunya "Nomer yang anda tuju-" ingin sekali wooyoung melempar ponselnya, tapi tidak ia lakukan, mungkin dikeadaan seperti sekarang, ia akan sangat membutuhkan ponselnya.

"Aku akan mencharge ponselku!"

- - -

Sudah 5 hari pandemi itu terjadi, dan wooyoung masih terus bertahan didalam apartment, berita ditelevisi terus saja sama, meminta para warga menjaga diri mereka dan tetap berdiam diri didalam rumah mereka masing masing.

Ingin sekali wooyoung menangis tapi tidak ia lakukan, sekarang bukan waktunya wooyoung menangisi segala kejadian yang sudah terjadi, sekarang yang harus wooyoung lakukan adalah bertahan hidup.

Didalam apartement wooyoung sangat sepi, tak ada satu suarapun yang ia atau benda-benda lainnya keluarkan, hanya terdapat suara derap langkah kaki dari luar rumahnya, dan yang pastinya itu adalah mayat hidup (zombie).

Dok dok dok~

Samar samar wooyoung mendengar suara, tidak bukan ketukan pintu, melainkan ketukan didinding apartement nya. Wooyoung berpikir itu adalah zombie diapartment sebelahnya dan berniat menghiraukannya, tapi kenapa ketukan itu terasa bernada ditelinganya.

Dok dok dok~

Dok dok dok~

Wooyoung menempelkan telinganya kedinding kamarnya, mencoba mendengarkan lebih jelas ketukan-ketukan itu.

"Apa kau masih hidup?" tanya orang disebrang sana, wooyoung terkejut, lalu dengan cepat menjawabnya. "Y.. Ya... Aku masih hidup!" ujar wooyoung.

"Kau tidak terinfeksi?"

"Tidak!" lalu tak terdengar suara lagi dari balik dinding itu. Wooyoung bingung, kemana orang yang baru saja berbicara dengannya? Apakah orang itu sudah berubah menjadi zombie? Wooyoung menghela nafasnya kasar, baru saja ia merasa sedikit tenang bahwa ia tidak sendiri disini, tapi sekarang? Ini malah membuat wooyoung semakin kawatir, bagaimana jika para zombie itu berhasil menggigitnya?

Wooyoung menggeleng cepat, tidak, ia tidak boleh berpikiran seperti itu.

Tak ada yang bisa wooyoung lakukan saat ini, membukan ponsel? Apa yang harus ia lihat? Bahkan sinyal saja tidak ada. Televisi? Melihat berita yang sama setiap harinya? Terlihat begitu membosankan. Lebih baik wooyoung tidur sekarang, dikeadaan seperti ini wooyoung lebih banyak menghabiskan waktunya untuk tidur, dari pada beraktifitas.

19:48

Dok dok dok~

Dok dok dok~

Wooyoung terbangun karena suara ketukan didinding itu, ia beranjak lagi ketempatnya tadi.

"Kau masih hidup?" tanya wooyoung lalu terdengar suara kekehan tawa dari balik diding atau rumah sebelahnya itu.

"Kau kira aku sudah tiada?"

"Ya... Kukira kau sudah berubah menjadi sebangsa mereka" wooyoung berujar.

"Pelankan suaramu, jika tidak para zombie itu akan berusaha masuk kedalam dan akan menggigitmu! Hahaha" wooyoung membulatkan matanya, bisa bisa orang itu bercanda disaat situasi seperti ini? Tapi yang dikatakannya benar, ia harus memelankan suaranya.

"Tetap bertahanlah.... Dan semoga bantuan lekas datang! Dan ya... Siapa namamu?" tanya orang itu.

"Wooyoung... Jung wooyoung" jawab wooyoung.

"Aku tidak pernah melihatmu disini, apa kau penghuni baru?" jika dipikir pikir wooyoung tidak pernah keluar dari rumah ini, hanya jika sekolah, maupun ada urusan penting saja wooyoung keluar, kalau tidak ada..  Maka wooyoung akan tinggal seharian dirumahnya tanpa mau keluar. (Wooyoung anak rumahan guys)

"Tidak, aku sudah satu minggu lebih tinggal disini" satu minggu sebelum kejadian wabah zombie ini terjadi, dan wabah ini sudah terjadi selama 5 hari, haruskah wooyoung bertepuk tangan? 5 hari didalam rumah, 5 hari bertahan diantara makhluk kanibal ini, 5 hari dengan keadaan yang jauh dari kata baik baik saja.

"Ah... Walau kau tetanggaku, aku tidak tahu jika kau tinggal disana"

"Oiya, aku belum tahu namamu?" ya... Sejak tadi pria itu tidak juga menyebutkan namanya, jadi wooyoung saja yang akan menanyakannya.

"Aku San... Choi San!"

Dok dok dok

Wooyoung menahan nafasnya saat mendapati seseorang ingin mendobrak pintu kamarnya, entahlah itu manusia ataukah zombie?

"San? Seseorang ingin mendobrak pintu kamarku! Mungkin itu zombie!" ujar wooyoung sepelan mungkin, tapi San bisa mendengarnya walaupun terhalang oleh dinding.

"Aku akan kesana!"

"Tidak- San? Sial... Kenapa dia tetap ingin kesini?" dobrakan dipintu itu semakin kuat, wooyoung yakin pintu itu tidak akan tertutup rapat sehabis ini.

Wooyoung takut, ia takut jika zombie itu berhasil masuk kedalam kamarnya. Wooyoung takut jika zombie itu menggigitnya. Wooyoung takut jika ia akan berubah menjadi sejenis mereka, ia takut.

Tok tok tok

"Wooyoung? Kau ada didalam?" wooyoung yang semula memejamkan matanya kini mulai membuka matanya, ia beranjak untuk membukakan pintu untuk San tapi...

"Jangan wooyoung... Jangan bukakan aku pintu!"

"Kenapa?" bingung wooyoung.

"Aku sudah terinfeksi!"

-  -  -

Jadi dicerita ini pemain utamanya Woosan. Tapi kenapa sampul ceritanya songa? Karena author yang satu ini aneh banget, (╥﹏╥)

Vote dan jangan lupakan komennya...

ATEEZ VS KANIBALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang