Setelah 2 bulan aku ilang kabar
Hari ini 1 semester kembali publish😍
Selamat membaca sayang, semoga suka🤗***
Dua Minggu menjelang Kwartir Ranting berlangsung, semua peserta mulai melakukan latihan rutin.
Lifia mendapat tugas sebagai pemimpin regu dalam lomba LKBB, sedangkan Eca diamanatkan sebagai pimpinan regu kelompok Mawar, dan Billa sebagai salah satu tokoh utama dalam musikalisasi drama.
Setelah 2 jam melangsungkan latihan akhirnya seruan dari pembina terdengar, semua calon peserta dipersilahkan istirahat."Fi," ujar Eca mensejajarkan langkah gadis manis itu, mata Fia nan sipit kian mengecil karena terpancar sinar matahari yang kian naik. Rambut tergerai nya ia kucir menjadi satu, membuat Messi yang diam-diam memperhatikan Lifia dari lantai tiga sana tertegun.
"Ngantin yuk aku lapar,"
"Ada yang mau gue ceritain," Potong Eca menahan langkah Lifia.
"Apa?"
"Pasti gak penting, palingan salam dari kak Messi," sambung Billa yang tiba-tiba saja datang menyodorkan sebotol air mineral juga sebungkus kue sobek...
"Dari kak Messi,"
"Orangnya aja aku gak kenal," balas Lifia, menolak dengan sopan.
"Rezeki lho Fi, gak boleh ditolak!"
"Aku tau kok kalo kamu mau rotinya Bil, ambil aja kalo pemiliknya marah bilang aku yang kasih."
"Ah seriusan lo Fi?"
"Ngapain bohong?" Ucap gadis itu sembari berlalu meninggalkan kedua temannya, yang satu kegirangan yang satunya lagi kebingungan.
"Ah lo ngacau aja, Lifia itu lagi dalam masalah besar dodol..." Ujar Eca sebal lalu menyusul Lifia.
Billa hanya menghela napas, "Masalah apaan? anak baru mana mungkin punya masalah. Aneh!" Gumamnya sebelum pada akhirnya mendongakkan kepala. Tangannya terulur dengan menunjukkan sebotol air mineral juga roti sobek tadi pada Messi yang terlihat bingung menatap kejadian dibawah sana.
"Kata Fia buat aku kak, makasih ya?!" Teriak gadis itu lalu melipir segera.
Mendengarnya mata Messi membesar. "Kurang asem tu anak," ujarnya lalu bergerak menuju ke suatu tempat.***
30 menit menjelang pertukaran jam pelajaran terakhir, ketiga kantin diramaikan oleh siswa-siswi.
Ada yang berada di kantin belakang, tempat para bandit sekolah melepaskan kebiasaan buruknya seperti merokok, bolos jam pelajaran, dan tidur.
Ada yang berada di kantin koperasi--kantinnya para guru, anggota osis, dan siswa-siswi nan merampungkan tugas. Ada yang berada di kantin umum--kantin terluas yang dipenuhi macam kasta murid mulai dari yang terpintar, terhitz, terkaya, tercantik, termutitalenta, anggota Pramuka, drumband, paskibra, dan lain-lainnya.Seperti saat ini contohnya, selepas latihan menjelang menyambut hari kelahiran Pancasila. Rata-rata kantin umum diisi oleh anggota drumband, paskibra, dan anggota Pramuka yang tengah beristirahat. Meski terkesan riuh dan ramai, namun bisa dipastikan The Twinkle lah sorotan utama dari sekian banyak orang. Selain memiliki meja favorit, keempat cewek-cewek terpopuler di sekolah ini juga suka membuat sorotan massa mulai dari cara mereka berpenampilan dan koar tak jelas--serasa sekolah hanya milik mereka berempat--dan setiap ke kantin selalu suara mereka yang terdengar.
"Eneg banget gue liat tu anak baru," ujar salah satu cewek bernama Tata, gadis itu menggunakan baju olahraga berwarna coklat dilengkapi dengan tunas kelapa di bagian dada kanannya.
"Anak baru yang mana, emang ada?" Tanya salah satu gadis, bibir tipisnya yang dilapisi lipstik merah sibuk meniupi kuah bakso yang ada di sendok. Dia adalah Kanya--ketua geng The Twinkle sekaligus mayoret drumband yang kerjaannya melabrak siswa-siswi tak bersalah dan berakhir di ruang BK.
"Ada anak kelas sebelas, baru masuk udah ikut Kwartir Ranting, mending kalo diem aja ini masak sampai geser posisi gue sih! Sebal banget, biasanya kan gue yang jadi pemimpin LKBB..." Ujarnya tak terima, ketiga temannya beralih fokus dari semangkok bakso nan menggugah selera menjadi pikiran menyusun rencana hendak melabrak.
"Oh gue tau, orangnya manis kan?" Sambung si polos Windi, meski hidup diantara pembuat onar namun sikap jujurnya sangat digemari musuh-musuh mereka, yang mana tingkah lakunya kadang membuat Kanya sebal dan menggebrak meja tiba-tiba.
"Gaada yang kecantikan nya ngalahin gue! Paham?"
"Iya gue tau Kanya, tapi itu anak memang manis loh. Gak bohong gue," ujar Windi, jemari tengah dan telunjuk nya membentuk huruf V.
"Lo bisa gak sih gak muji orang didepan Kanya. Mau out lo dari The Twinkle?" Bisik Lena.
"Out?" Windi mendadak bergidik ngeri "Aduh jangan deh, selama ini gue jahat bareng kalian. Entar kalau gue out gaada deh yang mau temenan sama gue, o2sn dong!"
"O2sn?" Tanya ketiga sahabatnya bersamaan.
"Iya o2sn, ongok-ongok sepen,"
"Astaga," Tata menepuk dahinya.
"Capek deh!" Tambah Lena dengan punggung tangan menempel di dahi. Lalu mereka kembali menyantap pesanan nya. Namun belum sempat sepotong bakso mengenai bibir Windi, gadis itu sudah bersorak heboh--menunjuk Lifia yang berjalan masuk menuju salah satu meja kosong--membuat beberapa murid juga ikut menatap ke arah Lifia.
"Itukan murid kelas sebelas yang lo ceritain tadi, Ta?"
"Ah iya tumben otak lu encer," puji Tata sekaligus mengejek. Tanpa perlu aba-aba keempat nya pun berdiri menghampiri Lifia.
"Anak baru?" Tanya Kanya, berdiri paling depan. Lifia yang baru saja duduk dan merenggangkan seluruh persediannya terlihat bingung.
"Ada keperluan apa ya kak?" Tanyanya santai seketika tau siapa orang-orang yang tengah dia hadapi sekarang. Dia memang tak mengenal siapa The Twinkle, tapi dia mengenali Tata. Seorang senior Pramuka yang suka berlaku semena-mena kepada anggota lainnya.
"Gue mau minta tolong dong. Lo undur diri dari Pinru LKKB, Bisa?"
Mendengarnya satu alis Lifia terangkat, raut cuek sesungguhnya terlihat jelas "Kalau boleh tau sebenarnya kita ada urusan apa ya kak?"
"Urusannya gue lebih cocok dari pada lo!" sambung Tata, matanya mendadak nyalang seolah ingin menerkam mangsa. Lifia menelan ludah, bukan karena dia takut kepada gadis-gadis pembuat onar ini melainkan ia malas jika kewajibannya terhalang oleh orang-orang nan gila pamor seperti Tata, Lena, dan Kanya.
"Iya nanti saya sempati buat bicara sama kak Danu," finalnya malas berlama-lama.
"Good--"
"Twinkle!" Ujar seorang pria setengah berteriak, keempat gadis itu menoleh ke arah pintu masuk dan mendapatkan Messi dengan ekspresi setengah tak bersahabat--mengatakan bahwa pengurus OSIS tengah melaksanakan rapat. Tanpa ingin berlama-lama karena takut salah tingkah di hadapan Lifia, Messi dan The Twinkle pun meninggalkan kantin.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
1 Semester
Teen FictionTiap hari Lifia dikejutkan berjuta tanya dari sikap seorang Adibya Sapta Prasetya yang merupakan kakak kelasnya. Selain romantis, pria itu juga mempunyai seribu rahasia yang tak mampu Lifia ungkap meski dengan berjuta pertanyaan. Dan mainan kunci ke...