KE LIMA PULUH TIGA

4.2K 523 8
                                    

Embun,

Ladies and gentlemen, this is Jessica Lee and I'm your chief flight attendant. On behalf of captaint Andrew Willson and the entire crew, welcome aboard to Chatay Pacific Airlines flight CX797, non-stop service from Hong Kong to Jakarta.

Our flight time will be of for four hours and thirty two minutes. We will be flying at an altitude of 39.000 feet at a ground speed of 400 miles per hour.

At this time, make sure your seat backs and tray tables are in their full upright position and that your seat belt is correctly fastened. Also, your portable electronic devices must be set to 'airplane' mode until an announcement is made upon arrival. Thank you

Pesawatku akan segera lepas landas menuju Jakarta. Aku menarik napas ku panjang dan melepaskannya perlahan. Perjalanan dinas A.K.A masa pelarian ku, sudah selesai. Suka tidak suka aku akan kembali ke realita.

Apakah aku akan mendarat di Jakarta masih dengan status calon istri dari seorang Delshad Kaiden? Atau justru aku akan mendapati mas Delshad mengundurkan diri? Semuanya masih tebak – tebakan.

Bagaimana kalau semuanya dibatalkan? Apa aku akan siap menghadapi ini lagi? Bahkan cinta ku ke mas Delshad, jauh... jauh.. lebih besar dari pada ke Irsyad dulu.

Pesawat sudah mencapai ketinggiannya, dan dalam 4 jam aku harus menyusun berbagai skenario di kepalaku. Bahkan ini jauh lebih rumit dari pada menyusun skenario RUPS yang 5 tahun belakangan ini, menjadi makanan rutin ku setiap setahun sekali.

4 jam lagi, dan segala realita akan menyapa ku.

Aku memutuskan memejamkan mata ku, tidur sejenak sampai nanti tiba waktu landing. Aku butuh banyak tenaga untuk menyambut Jakarta dan segala permasalahannya.

****

Pramugari membangunkan ku di 15 menit menjelang landing, aku bahkan melewatkan makan siang ku begitu saja. aku berjalan menuju lavatory untuk merapihkan diriku, rambutku yang acak – acakan dan wajah bangun tidurku. Membasuh wajahku dan memberikan sedikit touch up.

Aku sudah meminta papa untuk mengirimkan supir menjemputku, rencananya aku akan langsung ke rumah mas Delshad dan menemuinya. Memang sudah menjadi tekadku, kalau aku tidak akan menunda sampai besok – besok, hari ini juga akan aku temui dia dan menyelesaikan masalah kami.

Apapun hasilnya, kami berbaikan lagi dan menjalankan semuanya sesuai rencana, atau kami akhirnya menutup buku. Semuanya cepat atau lambat harus ku hadapi. Jadi, aku memutuskan lebih cepat lebih baik.

Selesai aku merapihkan diriku, aku kembali duduk ke tempat ku. berselang 10 menit sejak aku duduk, lampu tanda sabuk pengaman di nyalakan. Sebentar lagi aku akan mendarat di Jakarta.

****

Pesawat sudah landing sekitar 10 menit, setelah melewati imigrasi, aku berjalan menuju pengambilan bagasi. Sekitar 15 menit menunggu bagasi ku keluar. 5 hari di Hong Kong aku pulang dengan 1 koper besar dan 1 koper sedang yang ku beli di Hong Kong akibat dari bawaan ku yang beranak pinak. Aku bahkan harus membayar extra charge.

Aku meletakan koper ku diatas trolley, dan mendorong nya keluar. Aku sudah mengaktifkan nomor indonesia ku, tapi tidak ada kabar tentang siapa yang menjemputku.

Aku menoleh kekanan dan kekiri mencari sosok yang kira – kira ku kenali sebagai penjemputku. Sampai aku melihat sesosok pria tinggi, rambutnya terlihat sedikit berbeda dari terakhir kali kulihat, potongannya lebih cepak dan brewok rapih, kaca mata hitam rayban kesayangannya bertengger di hidungnya, polo shirt putih jeans hitam dan... Dammit!! Air Jordan yang sama dengan yang kubelikan!!

she and her insecurities of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang