"Om, Caca jalan kaki saja ya ke sekolahnya," ujar Caca sambil menampakkan senyumnya."Tidak boleh, saya yang akan mengantar Kamu," ujar Farzan menatap Caca tajam. Caca yang ditatap seperti itu oleh Farzan hanya bisa menghembuskan napas kasar.
"Om, Caca bukan anak kecil lagi yang harus dijagin kayak gini," ujar Caca sambil memohon dan menyatukan kedua telapak tangannya. Farzan yang melihatnya ingin sekali menerkam Caca sekarang juga.
"Kamu itu masih kecil, jaga diri saja tidak bisa!" sarkas Farzan.
"Caca gak mau diantar Om, dan Om-Om ini," ujar Caca sambil menunjuk lima body guard Farzan yang sudah siap di tempatnya.
"Kamu harus nurut Ca," ujar Farzan.
"Caca gak mau Om. Titik gak pakai koma," kesal Caca sambil menghentakkan kakinya.
"Kalau Kamu gak mau, om gendong dan cium Kamu sekarang juga!" tegas Farzan.
"Om," rengek Caca.
"Apasih istriku?" ujar Farzan sambil mengacak rambut Caca hingga berantakan.
"Caca gak mau ya Om."
"Gak ada penolakan! Cepat pakai sepatumu lalu kita berangkat!"
"Om!" teriak Caca sambil membuang sepatunya ke sembarang arah, hingga sepatu itu mengenai salah satu kepala body guard yang berdiri. Ck! Untung Caca istrinya Farzan jadi body guard itu tidak akan macam-macam. Bayangkan jika Caca bukan siapa-siapa sudah pasti Caca akan masuk ke dalam perut laki-laki mengerikan itu.
Namanya adalah Caca Givan Mahendra--anak dari pasangan Devan dan Gisel, sedangkan suaminya bernama Farzan Naufal Alatas--anak dari pasangan Nico dan Tea. Saat ini Caca masih duduk di bangku SMA kelas 12 sedangkan Farzan dia adalah--CEO di perusahaan Alatas Bima Sakti--meneruskan papanya sebagai bos. Jangan tanya kenapa Caca dan Farzan bisa menikah. Semua itu karena perjodohan yang dilakukan oleh orang tua mereka masing-masing.
Farzan dan Caca yang awalnya menolak akhirnya mau menerima dengan senang hati. Farzan yang terkenal sangat posesive membuat Caca menjadi kesal. Bagaimana tidak? Kemarin Caca jalan-jalan di taman tidak sengaja kakinya tersandung batu alhasil Caca jatuh. Tanpa perasan batu itu langsung dihancurkan oleh Farzan begitu saja. Caca yang melihat hanya cengo dan mengangakan mulutnya.
"Cepat Ca!" gertak Farzan.
"Om lebih baik berangkat dulu, nanti Caca bisa berangkat sendiri," ucap Caca.
"Ayo masuk!" Farzan menarik tangan Caca hingga Caca menjadi takut dan mendelik.
"Om."
"Kalau Kamu tidak mau menurut pada saya, saya akan meminta hak saya nanti malam!" Farzan mengancam Caca. Farzan memang belum meminta haknya pada gadis di depannya yang sudah menjadi miliknya. Farzan menunggu waktu yang tepat sampai Caca lulus sekolah. Sebagi laki-laki normal kadang Farzan juga tidak bisa menahan gejolak di hatinya. Lantas mau bagaimana lagi?
"Baiklah," ucap Caca dengan bibir bergetar.
"Kamu jangan nangis, nanti cantiknya hilang," ujar Farzan sambil menghapus air mata Caca yang mulai luruh.
"Caca gak nangis Om," ujar Caca.
"Saya tidak akan meminta hak saya. Saya akan tunggu sampai kamu siap," ujar Farzan kemudian menyandarkan kepala Caca ke pundaknya.
"Jalan!" perintah Farzan kepada sopir pribadinya .
"Baik Bos."
"Beneran Om?" tanya Caca sambil menatap Farzan. Entahlah mengapa Farzan sudah terhipnotis dengan kecantikan gadis di depannya ini. Begitupun dengan Caca juga yang terhipnotis dengan ketampanan Farzan.
"Iya Sayang," ujar Farzan berbisik di telinga Caca hingga membuat Caca merinding.
Cup!
Satu kecupan Caca berikan ke pipi Farzan.
"Kamu mulai nakal ya?"
"Kan Om yang ngajarin," ucap Caca sambil menunjukkan deretan giginya.
"Nanti di sekolahan jangan lirik-lirik cowok lain!"
"Posesive banget sih?" tanya Caca sambil bersedekap dada.
"Karena saya tidak mau berbagi apalagi terbagi!" tekan Farzan.
"Iya-iya Om ganteng," goda Caca sambil mengedipkan matanya.
"Dih ganjen. Awas saja Kamu jadi fuck girl di sekolahan saya buang kamu ke Amsterdam!"
"Jahat itu mah," kekeh Caca.
"Makannya nurut apa kata saya," ujar Farzan sambil tersenyum."
Farzan memang tidak jauh berbeda dari Nico hanya saja sifat galak dan kejam Nico tidak semua menurun pada Farzan, ada sifat Tea yang kalem juga dalam diri Farzan sehingga membuat Farzan memiliki belas kasih sayang.
"Hati-hati sekolahnya Sayang."
"Iya Om," ucap Caca kemudian menyalimi Farzan dan mencium pipi Farzan.
"Hati-hati Om."
"Iya."
"Dasar cewek murahan, selera lo Om-Om?" tanya Viola--cewek--teman yang sangat membenci Caca.
"Iya, selera lo Om-Om, berapa satu jam Ca?" tanya Agnes--sahabat Viola kini ikut menimpali.
Caca hanya bisa diam mendengarkan perkataan pedas dari teman-temannya ini. Ada rasa sesak yang menyelimuti hati. Inilah alasannya kenapa Caca tidak mau diantar oleh Farzan. Caca muak dengan celotehan murid-murid yang menganggapnya jalan*.
"Aku bukan cewek yang seperti itu!" teriak Caca sambil menutup kedua telinganya.
"Dasar jalan* mana mau ngaku," ujar Viola sambil tertawa dan menatap Caca remeh.
"Jalan*, jalan* saja jangan sok suci," ujar Agnes kini ikut menimpali.
"Dasar bitc*," ujar Viola sambil mendorong Caca hingga jatuh.
Pernikahan Caca memang tidak ada yang mengetahuinya. Hanya keluarga Caca, sahabat Caca--Alice, dan keluarga Farzan yang tahu. Ini sengaja dirahasiakan karena mengingat Caca yang masih bersekolah.
Plak!
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Viola dengan keras.
"Akhhh! Sakit anjir," umpat Viola sambil memegang pipinya.
"Apa lo? Mau gue gampar lagi?" tanya Alice yang tiba-tiba saja datang.
"Lo ...." Perkataan Viola terhenti ketika melihat seorang cowok dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARCA ( Farzan & Caca )
Teen FictionVote terlebih dahulu sebelum BACA! Sifat Farzan yang keras membuat Caca merasa tidak betah untuk terus bersama Farzan. Akankah Farzan dan Caca bisa bertahan dalam rumah tangga yang membuatnya tidak bahagia? Farzan--CEO muda yang sukses banyak diga...