Happy reading 🔥🔥🔥"Kamu sudah Bangun?" suara bariton itu berhasil membuat Caca menoleh, pasalnya Caca masih terkejut karena dia sudah berada di rumah lagi. Berikutnya Caca ingat semua, kenapa dia bisa di rumah terkutuk ini lagi.
"Hmm." Caca hanya menganggukkan, enggan untuk menjawab pertanyaan Farzan. Rasa pusing di kepalanya masih saja bergelenyar. Farzan membuang napasnya kasar setelah itu dia menghempaskan bobot tubuhnya di samping Caca.
"Makan dulu, setelah itu minum obat." Caca masih saja diam tanpa melihat ke arah Farzan. Caca masih takut, jika Farzan akan menamparnya lagi.
"Om." Suara Caca membuat Farzan menarik sudut bibirnya ke atas.
"Apa?" Farzan mengelus rambut Caca, Caca hanya mengedipkan kedua kelopak matanya pertanda dia terkejut. Untuk kali ini Farzan tidak mau terlalu keras kepada Caca.
"Caca boleh bilang sesuatu?" dengan sangat pelan Caca mulai membuka mulutnya, Caca takut jika Farzan akan kesetanan lagi. Farzan mengangguk sambil mengangkat dagu Caca.
"Hmm, kenapa?" tanya Farzan sambil memandang netra Caca. Jantung di dalam diri mereka masing-masing sudah mulai bekerja dengan keras. Netra kecoklatan Farzan mampu membuat Caca kagum.
"Om, jangan kasar lagi sama Caca. Caca takut Om," ujar Caca sambil memegang pipi Farzan. Entah dorongan dari mana hingga Caca berani memegang pipi Farzan, pesona Farzan memang tidak ada yang bisa menandingi.
Mendengar perkataan Caca membuat Farzan mengembangkan senyumnya, ditambah dengan tingkah Caca yang membuat Farzan ingin memangsa Caca secepatnya.
"Aku tidak akan kasar kepadamu jika Kamu menuruti semua perintahku," ujar Farzan sambil mengambil tangan Caca dari pipinya.
"Aku akan mencobanya Om," ucap Caca sambil tersipu malu. Jujur perasaan itu mulai tumbuh jika Farzan bersikap manis seperti ini dan perasaan itu akan musnah ketika Farzan berbuat kasar.
"Jangan panggil saya Om, panggil saja Kak. Saya belum tua," ucap Farzan.
Caca hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Farzan yang mengetahui bahwa Caca salah tingkah langsung mencium kening Caca tanpa aba-aba. Caca diam bak batu, Caca kaget dan terkejut. Caca tidak bermimpi kan? Tidak. Jika sifat Farzan seperti ini setiap hari pasti Caca akan tambah jatuh cinta. Kadang pria kesetanan itu minta di ruqyah dulu agar mau bersikap manis kepada perempuan. Menyebalkan.
***
"Kak, Caca masuk ke kelas dulu," ucap Caca sambil mencium tangan Farzan di dalam mobil. Bukan, Farzan merasa bukan seperti suami Caca lebih tepatnya seperti Papa Caca saja. Caca memang sudah masuk sekolah setelah satu hari kemarin tidak masuk.
"Hati-hati."
Cup!
Satu kecupan mendarat di kening Caca, setelah itu Caca keluar dari mobil dan langsung masuk ke kelas.
"Kamu memang seperti anak kecil Ca, tapi saya suka," ucap Farzan sambil tersenyum. "Jalan," lanjutnya kemudian Pak Cipto--sopir pribadi Farzan mengangguk dan mulai melajukan mobil.
***
"Kali ini Lo akan malu Ca," ucap Viola sambil melihat vedeo yang ada di benda pipihnya.
Klik!
Dengan satu kali klik kirim vedeo itu mulai menyebar ke seluruh penghuni sekolah.
"Rasain Lo Ca! Makannya jangan berani sama gue."
***
"Eh, ini Caca kan? Ternyata dia tidak sebaik yang gue kira."
"Anjir, Caca ternyata kelakuannya kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
FARCA ( Farzan & Caca )
Teen FictionVote terlebih dahulu sebelum BACA! Sifat Farzan yang keras membuat Caca merasa tidak betah untuk terus bersama Farzan. Akankah Farzan dan Caca bisa bertahan dalam rumah tangga yang membuatnya tidak bahagia? Farzan--CEO muda yang sukses banyak diga...