[11.O]

382 63 17
                                    

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Meet her again

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Hongjoong turun dari mobil Seonghwa, membuka pagar rumahnya agar mobil berwarna hitam itu bisa masuk ke garasi. Mereka baru pulang setelah pergi mengelilingi taman bunga, bisa dikatakan kencan namun bukan.

mengingat mereka belum mempunyai status apapun.

Ia masuk disusul oleh Seonghwa dibelakangnya, tapi bukannya masuk kedalam, ia malah berdiam diri, seonghwa jadi menatap aneh pada hongjoong yang terdiam di depannya.

Tak lama terdengar suara tawa dari dalam , membuat seonghwa penasaran dan akhirnya mendorong pelan bahu hongjoong agar mereka bisa masuk ke ruang tengah.

Seonghwa menatap dua perempuan disana, seseorang yang tengah berbincang satu sama lain, seonghwa ingat jelas siapa perempuan itu walau ia baik hongjoong sudah lama tak melihatnya.

Bunda hongjoong menyadari keberadaan dua anak adam itu, langsung menengokkan kepala ke arah mereka.

"Kalian udah pulang kok gak kedengeran sih? Hongjoong sini" panggil sang bunda sambil menepuk sofa yang masih kosong disebelahnya.

Hongjoong menuruti perkataan bundanya, diikuti seonghwa yang duduk disebelah.

"Hai joongie!" sapa perempuan itu, seonghwa menatap hongjoong dan perempuan itu bergantian,

"H-hai juga" jawab hongjoong,

"Kalian ngobrol dulu ya? bunda mau manasin makanan dulu, kamu mau makan malam disini kan?" perepuan itu mengangguk dengan riang, membuat poninya ikut bergerak, bunda meninggalkan mereka bertiga,

"Joong? kamu masih inget sama aku kan? walaupun beberapa belakangan ini aku gak nemuin kamu?" hongjoong menghempaskan nafasnya pelan,  tentu saja dia masih ingat, sosok yang selalu menganggunya,

Perempuan itu mendekat, duduk didekat hongjoong, siap memeluk lengan hongjoong. tetapi, hongjoong kembali memberi jarak diantara mereka,

"Aku gak tau kak rencana lo apa lagi, tapi kayaknya lo gak mau gue jauh jauh dari lo" perempuan itu tersenyum, membenarkan perkataan yang lebih muda seakan mengetahui point utama kedatangannya

"Lo bener Joong, gue sedih kalo lo jauh jauh dari gue, cho sedih tau kalo joong jauh dari cho"

Gadis itu meraih tangan hongjoong, menggenggamnya, membuat seonghwa yang menonton acara mereka menjadi panas, hongjoong juga tidak menarik tangannya kembali.

"Lo tau, gue kemaren harus istirahat sampai mental gue kembali membaik, dan lo tau gak, gue cemburu besar pas lo--" telunjuknya menunjuk ke arah seonghwa,

"--lari ke arah bajingan itu, orang yang ngerusak hubungan kita, seakan kalian kenal akrab, dan narik dia, gue selalu pantau lo, tapi semakin ke sini lo semakin deket sama dia"

"Seonghwa bukan bajingan yang gak gue kenal, gue baik dia sama-sama gak inget satu sama lain waktu itu, lo gak boleh ngatain orang seenak lo kak, maupun itu candaan, gue gak suka"

cho tersenyum miris, "Lo bahkan bela dia bukan bajingan, tapi kalo gue dikatain jalang lo malah pergi gitu aja"

"-Lo juga ngebela temen cewek lo tiap kali dia dikatain, tapi kenapa gue enggak?"

"Kata siapa?" hongjoong natap cho,

"Kayaknya lo mulai lupa, gue hampir nonjok orang yang bilang lo jalang, tapi kalo bukan karena dia cewek, mungkin gue beneran nonjok itu orang"

"Kak, berhenti... berhenti suka sama gue" mohon hongjoong.

Cho menggeleng, "Gimana gue mau lupain lo, rasanya susah banget"

"-Bayangan kita pertama kali bertemu itu, kebayang terus dipikiran gue, gue suka sama lo, kenapa sih lo gak bisa nerima cinta gue? hampir dua tahun joong! hampir dua tahun!"

"Kak, gue gak mau pacaran sama siapapun dulu, gue juga gak mau lo suka sama gue, dua tahun lo kayak buang-buang waktu di ma--"

"Sialan!" cho berdiri, hendak menampar hongjoong, sebelum tangannya berayun, seonghwa ikut berdiri menahan pergelangan tangannya.

"Gue gak berhak ikut campur, tapi inget tunangan lo"

cho menghempaskan tangannya kasar, "Lo gak tau apa-apa! tunangan? cih! orang sialan yang bahkan selalu main dibelakang gue!-"

"-Asal lo tau ya Park. Seong. Hwa. gue gak sudi gabung jadi bagian keluarga lo! sepupu lo itu, dia udah main sama banyak oramg dibelakang gue tanpa seorang tahu kecuali gue sendiri!"

"Gue gak mau jadi korban dia lagi!" kata cho.

Gadis berambut sebahu itu menyambar tas nya, langkahnya keluar dari rumah hongjoong, "Gue gak akan berhenti joong! ada saatnya kita jadi satu, dan saling ucap janji di atas altar!"

Seonghwa berharap kejadian itu tak benar-benar terjadi. berharap banyak.

"Berharap banget tante girang satu" cebik seonghwa dengan gumanan.

"Berharap banget tante girang satu" cebik seonghwa dengan gumanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aku boleh minta saran dari kalian?


btw, cho itu nama seseorang kelahiran 97, kalian boleh bayangin siapa aja, aku takut adanya perpecah belah antar fans buat bikin orang ke tiga

have a nice day

ᴘʜɪʟɪᴀ √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang