[12.O]

356 62 26
                                    

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

"Udah selesai?" Bunda hongjoong keluar dari persembunyiannya, ngebuat anaknya kaget sama suara dan keduanya langsung ngehadap arah pandang ke bunda.

"Bunda tau ada yang gak beres sama dia, sama hubungan kamu atau kalian, seonghwa kenal sama anak itu?"

seonghwa ngangguk, "Baru denger waktu itu juga, beberapa hari yang lalu, awalnya gak kenal, tapi pas tau dia tunangan sepupuku, akhirnya cuma tau muka sama nama"

bunda ngangguk, "hubungan sama kamu tuh apa dek? kok dia bisa sampai kayak gitu?" hongjoong hempas nafas,

"Aku pernah bilang kalau ada yang ngejar aku tuh kan? dia orangnya" jelas hongjoong.

Bunda ngangguk, "Seru sih anaknya, nyambung juga kalo bunda ajak ngobrol, nanyain bunda dirumah ngapain aja biasanya dan kayak gimana, itu termasuk pdkt gak?"

"Emang bunda mau nikah sama dia?"

"Bukan gituloh joong, maksudnya pdkt ke mertua, kan dia suka sama kamu toh?"

"Oh.. bunda mau aku nikah sama dia?"

Bunda lantas menggeleng cepat, "Sama seonghwa aja sana, terpercaya, buruan makan, atau bunda abisin" bunda langsung masuk lagi ke dapur, yang emang tempatnya satu ruangan sama tempat makan.

Tatapan seonghwa sama hongjoong bertemu,

Trus nanti ada lagu to be continue ala drama korea.g

setelah sama saling natap, hongjoong mutusin tatapan mereka dan langsung nyusul bunda.

Seonghwa sadar, dia gak bisa ngambil hati hongjoong secepat ini. Tapi menurutnya semakin cepat semakin baik.

————⛋͜͟͟͡𝐩𝐡𝐢𝐥𝐢𝐚————

"Jadi, nanti mau kuliah dimana kalian?" tanya bunda di sela mereka makan, seonghwa semenjak sering ke rumah hongjoong, sudah dianggap seperti anak sendiri.

Kalo kata bunda, "Namanya seonghwa, sudah saya rawat seperti anak saya sendiri, terbuat dari biji kedelai putih yang suci berharga dan pilihan", jadi jangan tanya kalau hongjoong suka ngambek tiba-tiba.

"Aku mau ngambil di AZ" bunda ngangguk, udah tau juga soalnya, "Kalo seonghwa? barengan aja, ntar biar se asrama" tawar bunda.

Seonghwa nimang-nimang, gak yakin masuk sana, bisa apa enggak? dia gak tau, "Tadinya mau ngambil di deket 81 , tapi.... seonghwa pikir ulang dulu"

Antara pendidikan dan pdkt, hng... seonghwa jadi bingung, mungkin benar kata para jomblo, cinta membuat kita bodoh, untungnya gak berlaku buat seonghwa, tapi... kalo mereka seasrama, berarti kesempatan seonghwa buat deketin hongjoong makin luas kan?

Ah.. gak tau lah, seonghwa pusing.

Seusai makan seonghwa langsung pulang, dicariin mamanya, yatuhan, kesannya kayak numpang makan doang, habis kenyang langsung pulang.

Dan hongjoong lagi nganter kedepan, sebelum masuk mobil, seonghwa diem bentar satu tangannya megang pintu mobil, satu lagi dia taru di atap.

Dia natap hongjoong, yang lagi natap dia juga, Lagi musim tatap-tatapan kayaknya,

"Gue... bakal nanya sepupu gue tentang dia" hongjoong ngangguk pelan, yang lebih tua senyum canggung,

"Gue pulang duluan" lanjut seonghwa,

"Iya"

Sekarang seonghwa ngangguk, tapi dia gak masuk mobil, dia jalan balik ke arah hongjoong, ngebuat yang lebih pendek kebingungan.

"Kenapa?"

gak ada jawaban, hongjoong risih ditatap gitu, intens gitu... kan kayak.. kayak... kayak rasanya seperti anda menjadi iron men.g. mana jarak mereka masih jauh, 10 cm.

"Kenapa sih??" tanya hongjoong. seonghwa gak jawab.

Mhm..

"Gue pulang beneran nih, gak ada mau ngasih gue kata kata biar selamat sampai rumah gitu" tanya seonghwa sambil naikin kedua alisnya,

Telinga hongjoong memerah, "H-hati-hati", diusak surainya, trus seonghwa masuk ke dalam mobil,

"Dadahh" hongjoong lambain tangannya kecil, masih syok sama yang tadi.

Jelmaan sinting kayak seonghwa itu harus punah menurut hongjoong, masa nyium anak orang dibibir langsung.

Mana gak punya status.

Mana gak punya status

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


udahlah lelah.. mau unpub aja


ᴘʜɪʟɪᴀ √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang