CHAPTER 8 : Mrs. Uchiha

1.2K 148 19
                                    

Tap Patrick pojok kiri bawah.

Terima Kasih

WARNING ! TYPO sangat jelas kelihatan karena saya tidak crosscheck.

Maaf maaf maaf maaf

_________

"Uchiha Sakura!"

Fuushin berlari kedalam. Menutup pintu cepat dengan sedikit membantingnya. Pria itu berlari cepat ke pojok , menempatkan makanan yang ia bawa ke atas meja tamu lalu berlari kembali ke hadapan Sakura. Fuushin memegang kedua pundak itu, menggoyang-goyang tubuh Sakura hingga membuat wanita Uchiha sedikit pusing.

"Kau Uchiha Sakura, kan?"

Sakura membuka matanya. Mengerjap sebentar agar menghilangkan rasa pusing yang beberapa saat lalu mendera. Kepala Sakura menoleh ke kanan dan ke kiri, mendapati dua tangan 'mengurung' tubuhnya. Ia mencoba melepaskan tangan Fuushin, namum tak bisa. Berfikir jika harus menggunakan chakra agar pria yang 'sedikit' asing yang baru ia kenal itu bisa membebaskan dirinya. Posisi mereka sangat tidak baik dilihat. Seperti mau mencium saja.

"Iya, memang kenapa?"

Melihat tak ada respon dari Fuushin, Sakura kembali meresapi kata-katanya. Dan beberapa saat kemudian zamrud itu melebar. Otak Sakura menemukan sebuah fakta mengganjal.
'Bagaimana pria asing ini tahu, jika dia adalah Uchiha Sakura?'

"Sasuke disini. Aku bertemu dengannya di pasar."

Matanya melotot. Lehernya benar-benar tercekat seperti tak ada suara yang mau ia perintahkan keluar. Jantungnya mulai berolahraga, keringat dingi mulai diproduksi secara berlebih di tubuhnya, membuat Sakura pusing dan pingsan.

"Astaga!" Fuushin meraih kepala Sakura. Mencegahnya terbentur. Efek belum bertemu saja sudah sebesar ini. Fuushin berpikir bagaimana jika Sasuke mengetahui semua fakta yang ia dan Sakura sembunyikan, atau bahkan Naruto dan Kakashi? Apakah Sakura akan mati?

"Ha!"

Kepala Fuushin menoleh. Mendapati Idate dengan tubuh topless menunjuk-nujuk wajahnya dengan terkejut, matanya melotot. Bolehkah jika dirinya memeberi tahu jika wajah itu sangat jelek?. Fuushin menaikkan sebelah alis, kenapa reaksi rekan Sakura berlebih begitu?. Sewajarnya ia yang harus terkejut. Idate tak memakai bajunya setelah selesai diobati.

"Apa?"

Otaknya benar-benar tidak mengerti. Tak bisakah jika Idate membantunya saja daripada hanya berdiri seperti orang bodoh yang terlampau tolol?. Terlalu banyak pertanyaan di dalam otak Fuushin. Dirinya sama sekali tidak menanggapi perilaku aneh Idate, itu tak masalah baginya, hingga sesaat kemudian suara keras pria itu memecah sunyi.

"Kau menyentuh itu!"

Matanya memperhatikan arah jari tangan Idate yang bergetar. Menunjuk-nunjuk ke arah Fuushin berada. Kepala hijau itu menunduk melihat apa yang dimaksud isyarat Idate. Matanya melebar, udara dipaksa masuk ke dadanya sampai batas, melihat tangan kirinya bertengger manis di aset sebelahv kiri wanita itu.

"Dan mungkin ajalmu semakin dekat karena aku merasakan chakra Sasuke berada tak jauh dari sini!"

"Pancarkan chakramu!"Fuushin merasakan jika Sakura melepaskan chakra miliknya. Tentu saja karena wanita itu sedang tidak sadarkan diri.

Tok tok

Ketukan pintu mengagetkan dua pria disana. Fuushin dengan cepat menarik tangannya dari tempat yang tidak seharusnya. Melirik Idate yang semakin gemetar dan berkeringat dingin. Saling mencoba berkomunikasi dengan telepati dan intuisi. Tapi tetap otak mereka tak bisa selaras.

MISSION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang