CHAPTER 16 : Warm

1K 135 15
                                    

"Mungkinkah dendam pribadi?"

"Mungkin."
Naruto mengurut pangkal hidung. Bahkan ia merasa suhu tubuhnya naik tiba-tiba.

__________

Tempat persembunyian Orochimaru terlihat lebih sepi dari sebelumnya. Naruto dan Tsunade memutuskan kembali ke desa, berniat memberitahu Sarada bahwa ibunya menunjukkan perkembangan yang terlampau bagus.

Di ruang lab perawatan, Sasuke merengkuh tubuh istrinya. Ia turut naik ke atas bangsal beberapa saat lalu. Wanita itu nampak nyaman berbantal lengan kanan Sasuke yang panjang. Terlihat sangat nyaman dengan napas teratur dan pejaman mata. Pria itu sedang memainkan rambutnya.

"Hmmhh."

Sakura menolehkan kepalanya menghadap dada bidang sang suami. Ia masih belum bisa untuk mendongak. Otot-otot itu masih terasa kaku. Merasakan gerak dari Sakura, Sasuke mengatur posisi. Mendekatkan telinganya ke arah bibir istrinya.

'Sedang memikirkan apa?'

Suara itu begitu lirih. Butuh lumayan tenaga untuk hanya mengeluarkan sepatah kata. Sasuke tersenyum tipis.

"Tidak ada."

'Orochimaru?'

Gerak bibir Sakura dapat Sasuke baca. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain. Menghindari tatapan Sakura yang ia rasa seperti cenayang.

Sakura mengernyit alis pertanda ia telah tahu. Mata Sasuke tidak bisa berbohong padanya. Sakura merasa bersalah. Tapi, bukan hal tepat jika dirinya mengatakan sesuatu yang ia rasa sendiri belum pasti.

"Jangan terlalu dipikir. Nanti ada kerutan di matamu."

Gombalan itu membuat ia mendengus. Rasa bersalah masih ada di dalam benaknya, malah semakin terasa mengganjal. Potongan-potongan peristiwa benerapa tahun lalu kembali menghampiri akhir-akhir ini.
Sadar akan kegundahan Sakura, Sasuke merengkuh tubuh yang jauh lebih kecil darinya itu. Tangan kiri Sakura yang terpasang infus, menyentuh otot tangan Sasuke.

"Mungkin kau belum siap untuk bercerita. Tapi, tahulah bahwa aku sangat percaya padamu. Pasti ada alasan kenapa."

"Hm." Sakura amat bersyukur Sasuke yang menjadi pasangan hidupnya. Pengertian pria itu adalah alasan Sakura bertahan, selain karena ia sangat mencintai Sasuke. Sudah dipastikan. Dirinya akan bercerita pada saat pertama mulutnya dapat berbicara lancar kembali.

__________

"Astaga."

Karin menepuk pundak Suigetsu keras. Juugo berada di samping pria itu. Ikut diam di depan pintu ruang Sakura yang sedikit terbuka.

"Ke-"

Matanya melotot saat siluman air itu membekap mulutnya tiba-tiba. Suigetsu mengisyaratkan dengan beberapa kedipan mata dan gerak wajah yang aneh. Juugo mengerti. Ia menutup pintu itu kemudian meraih kaki Karin. Mereka berdua menggotong gadis itu meskipun meronta dengan kuat.

"Dasar mata empat! Diamlah dan menurut!"

Suigetsu mempercepat langkah. Napasnya terengah karena tenaga berontakan Karin tidak main-main. Juugo bertubuh besar. Jadi, dia tidak merasa sangat terbebani.

"Aduh, kau itu berat tahu!"
Suigetsu melepaskan telapak tangannya dari mulut Karin. Ia melepas tubuh wanita itu kasar. Terbanting. Dengan cepat Karin berdiri dan memukul kepala Suigetsu.

"Seenaknya saja! Aku ingin memberikan Sakura-chan obat! Ini perintah Orochimaru-sama!"

"Jangan ganggu mereka untuk saat ini."

MISSION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang