35

65 9 1
                                    

╭───────╯•╰───────╮

Nayeon yang siap menunggu Rowoon datang telah duduk manis di kursi taman yang dikelilingi dengan pohon besar, melindungi semua terik matahari dan menjadikan cuaca panas menjadi sejuk.

Rambut yang berantakan akibat angin yang deras menerpa rambut panjangnya.

Sudah 2 jam Nayeon menunggu disana, tapi masih tidak terlihat sosok seseorang yang dia tunggu bahkan sampai sekarang.

Dia pun memutuskan segera membereskan buku-bukunya dan memasukkannya kembali ke dalam tasnya.

Dia berniat pergi dari sana, akan tetapi saat dia berdiri tangan seseorang menahannya untuk pergi.

"Mau kemana?". Ujarnya.

Nayeon tersentak dan menatap tangan itu dengan tatapan kesal.

"Aku menunggu mu sejak 2 jam yang lalu. Kamu pikir itu tidak melelahkan?".

"Duduk dulu, kamu tidak ingin duduk bersama tunanganmu?".

Nayeon kembali duduk walaupun hatinya teramat kesal pada Rowoon yang janjinya lenyap.

"Janji jam 12  lah datanganya jam 2 lewat, gimana sih!". Jawabnya tanpa menatap Rowoon yang berada disampingnya.

"Kamu marah sama aku?".

"Woon, gue tuh lama nungguin lo disini. Andai aja waktunya berlalu cuma 10 menit 15 menit gue gak marah. Nih lebih dari 2 jam!".

Katanya dengan suara sedikit keras, tapi tidak berteriak.

Rowoon yang mendengarnya terkejut. Mereka sudah bertunganan tetapi Nayeon bicara seolah-olah mereka baru pertama kali bertemu.

Tapi itu sama sekali tidak membuat Rowoon kecewa, dia malah ingin mencubit pipi Nayeon karena melihat Nayeon marah malah tambah lucu pikirnya.

"Nay, jangan marah. Aku tadi terlambat karena harus ke bengkel dulu. Ban motor ku bocor".

"Tapi kenapa telpon aku gak diangkat? Chat ku juga gak dibalas. Kan kamu bisa telpon aku kabarin kek agar aku gak nungguin lama disini. Kebiasaan banget apa-apa tuh gak ngasih kabar".

Rowoon menunduk dan terdiam. Dia merasa bersalah karena sudah tidak mengangkat telpon dari Nayeon.

Bukannya tidak mengangkat, lebih tepatnya ponselnya ketinggalan di rumah. Tapi dia gak bilang ke Nayeon.

"Coba kamu telpon aku lagi".

"Ngapain nelpon orang yang udah ada di depan mata".

"Cobain dulu". Rengek Rowoon.

Karena tidak ada respon dari Nayeon, maka dengan sigap Rowoon merebut ponsel Nayeon dari tangannya.

Dia memencat kontak yang tertulis anakmami. Rowoon yang melihatnya tertawa kecil.

"Ternyata kamu gak ganti nama aku".

"Udah, sini! Ngapain sih?!". Nayeon berusaha negerebut ponselnya, akan tetapi jari Rowoon lebih dulu memencat kontaknya.

Setelah itu, Nayeon tidak mendengar dering apa pun dari tas atau pun saku Rowoon.

|HATE BUT L💋VE| • RONAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang