(18)

76 11 2
                                    

╭───────╯•╰───────╮

2 bulan kemudian

"Papah, kan Rowoon sudah 2 bulan tinggal disini. Masa fasilitas Rowoon masih gak dibalikin sih".

Terdengar Rowoon yang sedang menelpon Papanya karena ingin fasilitasnya kembali.

"Kan papah sudah bilang, papah gak akan balikin kecuali kamu sudah mulai berubah menjadi lebih baik".

"Papah mau Rowoon baik gimana lagi sih, berarti selama ini papah mandang Rowoon gak baik gitu. Ya sudah, Rowoon gak akan minta balikin fasilitas Rowoon dari papah lagi". Ucap Rowoon final dan mematikan telponnya.

Rowoon duduk mematung di kursi panjang luar rumahnya. Tanpa ada orang yang menemaninya.

"ROWOON!!!". Teriak Hyunjin dan Minho yang menuju ke rumahnya.

Kan ceritanya sudah 2 bulan mereka di kampung ini, jadi mereka sudah dapat kontrakan untuk mereka tinggali berdua.

Itu sama halnya dengan Yerin, SinB, dan Eunha. Akan tetapi, Yerin lebih memilih rumah yang besar dan mewah yang ada di kampung itu. Karena mereka tidak bisa tinggal di dalam rumah sempit.

"Woy! Lo kenapa? Murung banget kayaknya". Hyunjin menepuk pundaknya Rowoon sedikit lebih keras.

"Fasilitas gue masih belum dibalikin. Gimana ceritanya gue bisa hidup tanpa uang coba?". Jawabnya tanpa menatap dua sahabatnya itu.

"Ya elah, ya lo kerja lah. Dengan cara lo kerja lo bisa dapat penghasilan sendiri kan". Usul Minho yang mentertawakannya.

"Benar tuh, kayak gue sama Minho kan sekarang kerja. Ikut Chani kerja di sawah. Ya lumayan kan".

"Lo berdua enak ngomong gitu. Gak ah, gue gak bisa kerja. Panas, capek, bau, kotor, dan sebagainya. Gue gak mau". Tolak Rowoon mentah mentah.

"Heh, namanya kerja ya capek lah. Kalau gak mau capek ya tidur. Gimana sih". Sahut Minho.

Dengan suasana yang sedang geram didirinya Rowoon. Tiba tiba Nayeon datang membawakan makanan pagi untuk kakeknya dan Chani. Tapi kali ini dia masak lebih karena orang di rumah itu bertambah. Ya, hal ini juga sudah dilakukannya dalam 2 bulan terakhir.

"Eehh, pas banget nih. Suasa lagi kesal, eh Nayeon bawa makanan". Rayu Minho perlahan mendekatinya. "Buat gue ya". Lanjutnya dengan menaik turunkan alisnya.

"Dasar lo ya, ini buat bersama. Bukan buat lo aja. Ya sudah gue masuk dulu". Jawab Nayeon dengan tawanya.

"Eh,eh,eh". Rowoon langsung berdiri membentang tangannya didepan pintu masuk. "Enak aja lo mau masuk sembarangan".

"Heh, anak mami. Gue sudah setiap hari kayak gini, kenapa lo baru larang gue hari ini? Lucu banget".

"I-itu, karena kemaren kemaren Chani disini. Jadi gue gak bisa larang".

"Ah, sudahlah. Gue tahu lo bohong. Minggir!". Perintah Nayeon dengan isyarat kepalanya.

"Gak mau!". Jawab Rowoon dengan dingin.

|HATE BUT L💋VE| • RONAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang