Materi 16 Puisi PaTiDuSa

106 0 0
                                    

Senin, 13 September 2020

PATIDUSA

PATIDUSA merupakan singkatan dari empat tiga dua satu.

Puisi Patidusa ini genre terbaru di bidang literasi puisi yang baru ditemukan bentuknya oleh Agung wibowo dan diberi nama oleh Mas Agus Supriyadi. Puisi ini hasil evolusi sastra dari suatu bentuk puisi yang telah ada yaitu Puisi Lipatdus

🍁FORMAT🍁

1) Puisi Patidusa berformat 4-3-2-1, 1-2-3-4 dan seterusnya.

2) Minimal bait adalah 2 (dua) membentuk piramida double. Juga bisa 3,4,5,6 bait dan seterusnya sesuai selera.

3) Untuk pengambilan judul puisi bisa sesuka penulis menentukannya dari ; kata pada kerucut, salah satu baris kalimat dalam bait, dan makna yang sesuai isi puisi. Sehingga pengambilan judul diserahkan kepada kreativitas penulisnya.

🍁KEISTIMEWAAN🍁

Keistimewaan Puisi Patidusa membentuk makna kuat, padat, di tiap bait. Sehingga mengantarkan penulis pada penyampaian isi puisi.

🍁 BENTUK STANDAR PUISI PATIDUSA🍁

A A A A
B B B
C C
D

E
F F
G G G
H H H H

🍁KETENTUAN PUISI PATIDUSA🍁

1. Puisi Patidusa bukanlah puisi pemenggalan kalimat. Baris baitnya saling melengkapi satu sama lain seakan memiliki makna mandiri yang menjelaskan atau dijelaskan oleh baris sesudah atau sebelumnya.

2. Hindarilah kata hubung pada kalimat akhir baris karena akan menimbulkan konotasi pemenggalan kalimat yang menggantung makna. Misal:

Contoh salah:

Aku
Renta yang
Hina dina antara
Sepanjang jalan lintas berliku

Kalimat puisi di atas seolah dipaksakan untuk berformat patidusa dan bisa dipanjangkan menjadi "Aku renta yang hina dina antara sepanjang jalan lintas berliku."

3. Patidusa tidak menggunakan tanda elipsis pada puisinya dan digantikan dengan tanda koma (,) saja. Alasan tidak digunakannya karena akan disalahartikan dalam bentuk sebuah puisi yang kurang memiliki keindahan pada kalimat puisinya.

4. Pada pengulangan kata sempurna dan atau yang berawalan depan, dihitung 1 kata majemuk. Sebagai contoh:

Awan-awan
Angin-angin
Orang-orang
Berbaris-baris
Meratap-ratap

Boleh juga ditulis tanpa tanda hubung atau sesuai ketertiban dan keindahan tulisan saja. Semisal;

Awanawan
Anginangin
Orangorang
Berbarisbaris
Meratapratap

Berbeda dengan pengulangan kata yang berubah bentuk, dan atau berawalan pada akhir kata karena dihitung 2 kata. Semisal:

Hilir mudik
Hitam putih
Macam ragam
Antah berantah

Puisi Patidusa ada 4 formasi bentuk.

🍁PATIDUSA ASLI / ORIGINAL🍁

4-3-2-1, 1-2-3-4, 4-3-2-1 dst.
Dalam contoh;

JELITAKU

Cantik berlekuk halus sempurna
Jengkal indah wajahmu
Biarkan kuraba
Diamlah!

Bahagia
Siratkan makna
Kebisuan penuhi rongga
Menatapmu, desirkan relung dada

Sekuat janji terikat padu
Berpeluk erat menyatu
Arungi bahteraku
Jelita

🍁PATIDUSA BIAS🍁

1-2-3-4, 4-3-2-1, 1-2-3-4 dst

Diamlah!
Biarkan kuraba
Jengkal indah wajahmu
Cantik berlekuk halus sempurna

Menatapmu, desirkan relung dada
Kebisuan penuhi rongga
Siratkan makna
Bahagia

Jelita
Arungi bahteraku
Berpeluk erat menyatu
Sekuat janji terikat padu

🍁PATIDUSA CEMARA🍁

1-2-3-4, 1-2-3-4, 1-2-3-4 dst

Diamlah!
Biarkan kuraba
Jengkal indah wajahmu
Cantik berlekuk halus sempurna

Bahagia
Siratkan makna
Kebisuan penuhi rongga
Menatapmu, desirkan relung dada

Jelita
Arungi bahteraku
Berpeluk erat menyatu
Sekuat janji terikat padu

🍁PATIDUSA TANGGA🍁

4-3-2-1, 4-3-2-1, 4-3-2-1 dst.

Cantik berlekuk halus sempurna
Jengkal indah wajahmu
Biarkan kuraba
Diamlah!

Menatapmu, desirkan relung dada
Kebisuan penuhi rongga
Siratkan makna
Bahagia

Sekuat janji terikat padu
Berpeluk erat menyatu
Arungi bahteraku
Jelita

Materi Kompeni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang