"Sharla!" Panggil Luna.
Sharla yang sedang melamun kaget, "Apa sih lo." Sewot Sharla sambil menabok pelan pundak Luna.
"Lagian elu bengong aja dari tadi, mikirin apasih?" Tanya Luna yang di jawab gelengan pelan Sharla.
Sharla beralih ke arah jendela luar kelasnya, sudah 1 minggi setelah kejadian itu Alexi belum memunculkan dirinya di depan Sharla.
Sharla mencoba untuk melupakan, tapi entah kenapa tidak bisa.
Luna menabok kencang punggung Sharla, "KAN! BENGONG" Teriak Luna.
Sharla meringis sakit, "berisik lu."
"Makanya ceritaaa, lu tu kenapaa" Geram Luna yang di tanggapin helaan nafas pelan Sharla.
"Yaudah."
"Seminggu yang lalu gua dinner sama Alexi, te--"
"WHAT?!" Teriak Luna memotong cerita Sharla.
"DEMI APA LO DINNER AMA ALEXI TAPI GA BILANG-BILANG GUE?!"
"MANA SEMINGGU YANG LALU NJIM!" Kesal Luna menarik perhatian teman sekelasnya.
"Bisa ga sih lo pelan-pelan aja, kalo mereka denger gimana!" Kesal Sharla.
"Lu sih! Yaudah lanjut." Titah Luna.
Sharla menarik pelan nafasnya, dia berusaha sabar menghadapi tingkah temennya ini.
"Terus dia nembak gua kan, je--"
"Terus lo jawab apaaa?" Tanya Luna.
Sharla meletakkan jari telunjuknya di mulut Luna, "Lu diem aja udah dengerin gua cerita!"
"oke"
"Gua tolak lah, gila aja gua terima. Lo inget kan waktu dia ciuman sama Tika, gua masih sakit hati sama kejadian itu."
Luna mengangguk mengiyakan.
"Setelah itu gua pergi aja dari restorannya, terus pas gua nunggu taxi, malah ada Justin. Jadi gua balik bareng Justin."
"Tapi..."
"Tapi apa?" Tanya penasaran Luna.
"Tapi gatau kenapa gua ngarep kalo Alexi minta maaf ke gua, terus jelasin semuannya, terus ngajak pacaran lagi." Monolog Sharla.
Luna menatap Sharla horor seketika.
Sharla mengerutkan dahinya bingung, "Kenapa?"
Luna mendekatkan wajah nya ke kuping Sharla lalu membisikkan,
"Jangan-jangan lo di pelet?!"
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
FakeNerd
Подростковая литература"Biar mereka merasakan karma nya dulu" Berbeda dari anak pada umum nya. Sharla harus menerima kenyataan pahit bahwa ia diusir saat masih anak-anak. Kehidupannya berjalan naik dan turun. Bahagian dan kesedihan datang secara bergantian atau bersamaan...
